Ruangan kosong itu kini telah terisi oleh dua orang yang saling berdiri berhadapan. Dimana sang wanita terkadang membenarkan letak posisi kacamatanya mengingat dirinya masih dalam keadaan menunduk.
Sementara pria dihadapannya masih menunggu disana. Dengan kedua tangan yang sudah terlipat di dadanya.
"Kau tetap tak ingin bicara? Aku sudah menunggu hampir 20 menit disini. Jika kau tak mau berbicara, aku akan pergi sekarang."
Pria itu beranjak. Namun dengan cepat sang gadis menahannya. "Tunggu." Dan membuat pria itu berbalik untuk kembali menatap gadis itu.
"M-Maaf karena membuatmu menunggu. A-Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu."
"Kalau begitu, katakan. Aku tidak punya banyak saat ini."
Gadis itu kembali menjadi gugup. Tapi ia harus mengatakannya. Atau pria itu akan marah kembali dan pergi begitu saja bahkan sebelum dia bisa mengatakan keinginannya.
"Ck, kau benar-benar membuang waktuku." Pria itu mendecak dan kembali berbalik untuk meninggalkan gadis itu. Hingga perkataan gadis itu membuatnya kembali menghentikan langkahnya.
"Aku menyukaimu."
Ia berbalik. Menemukan gadis itu kini menatapnya dengan mantap.
"Aku mencintaimu, Jeon Jungkook."
Pria bernama Jungkook itu mendecih. Kembali berbalik dan mendekatkan dirinya pada gadis itu.
"Siapa namamu?"
"Huh?"
"Kubilang, siapa namamu."
"J-Jennie. Kim Jennie."
"Jadi, kau yang selama ini mengantarkan dan meletakkan kotak bekal di dalam lokerku?"
Gadis bernama Jennie itu terdiam. Dan Jungkook mengerti akan keterdiaman itu. Dengan cepat mencengkram wajah Jennie. Membuat gadis itu meringis karena seolah kuku-kuku jari milik Jungkook menancap di wajahnya.
"Dengarkan aku. Aku tak menyukaimu. Itu yang pertama."
Jennie ingin menangis rasanya. Dia ditolak. Dan itu secara langsung dan itu semakin menyakitkan baginya.
"Kedua. Sudah ada seseorang yang aku sukai dan kau tak akan mungkin bisa membuatku menyukaimu karena aku akan membuat orang yang kusukai itu menjadi milikku."
"Ketiga. Jangan lagi mengirim, ah tidak, jika perlu, jangan lagi berkeliaran dihadapanku. Atau aku bisa saja melakukan hal yang lebih padamu jika kau tak mendengarkan perkataan itu."
Dan setelah mengatakan hal itu, Jungkook melepaskan begitu saja cengkramannya pada wajah Jennie dan membuat gadis itu kini menyentuh wajahnya.
"Tapi, aku menghargai keberanianmu karena berani mengatakan semua itu padaku." Ucapnya sebelum berbalik untuk meninggalkan Jennie.
"A-Aku akan melakukan apapun."
Dan lagi-lagi, Jungkook harus menahan kepergiannya karena ucapan Jennie. Berbalik dengan satu alisnya terangkat.
"Aku akan melakukan apapun agar kau mau menyukaiku."
.
.
"Jisoo?"
"Huh? O-Oh, ada apa?"
"Kau melamun?"
Jisoo menggeleng. Kembali menyuruput minuman dihadapannya. "T-Tidak. Hanya merasa lelah saja. Kau bicara apa tadi?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Love
Fanfiction[18+] ✔ Apapun Taehyung lakukan untuk Jisoo, Karena dia adalah sang pujaan hati, Karena dia adalah belahan jiwanya, Dan yang paling terpenting, dia adalah cintanya. Istrinya. ----- ©A BTS's V & BLACKPINK's Jisoo Fanfiction ©iamdhilaaa, 2018