Eyes On You

596 28 13
                                    

Trimester pertama.

Tiga bulan sejak Bambam dinyatakan hamil terasa tidak terlalu banyak hal yang mengejutkan bagi pasangan muda itu. Hanya saja Bambam yang jadi makin tempramen terhadap apapun yang dirasanya tidak sesuai.

Belum lagi morning sickness yang ia alami, terkadang Mark harus rela diomeli oleh kekasihnya itu tanpa sebab yang jelas.

Hari ini merupakan minggu terakhir dari fase trimester pertama milik Bambam. Mark yang sudah terlatih emosionalnya saat menghadapi Bambam, hanya melakukan rutinitas paginya seperti biasa.

Menyikat gigi sambil menatap wajah tampannya di cermin.

" Kau tampan, karena itu Bambam tergila-gila padamu. " ujarnya narsis sambil tersenyum pada bayangannya di cermin.

Ia melanjutkan mencuci wajahnya, lalu membasahi sebagian kepalanya sebelum meraih handuk dan pergi ke luar.

" Eoh, Bamie? " tanya pemuda Chinese itu saat melihat kesayangannya tengah berdiri di depan pintu dengan wajah yang menekuk.

" Aku bosan padamu! "






















JDER!!!




Bak tersambar petir, Mark yang baru selesai membersihkan diri itu langsung melesat menuju ke arah Bambam yang sudah masuk kamar.

Mark menjumpai kekasih manisnya itu kini tengah duduk dengan boneka pikachu miliknya, wajahnya masih menekuk dan menatap ke arah jendela kamar dengan tatapan sebal.

Mark mengabaikan helaian rambutnya yang acak-acakan. Ia langsung mengambil posisi tepat di hadapan Bambam, dan langsung mengambil satu tangan Bambam untuk dikecup mesra olehnya.

" Sayang... Kau tidak serius kan? " tanya pemuda tampan itu sambil menggenggam erat tangan kanan Bambam dengan kedua tangannya. Matanya terarah lurus ke wajah cantik Si Manis, berusaha mengambil perhatian pemuda cantik itu.

" Kau pikir aku bercanda?! " Bambam membalas dengan nyalang. Mark terlonjak dngan tatapan sebal itu, namun genggaman tangannya makin erat, enggan melepaskan pujaan hatinya itu.

Mark meneguk ludah. " Baby, kau tidak berfikir untuk meninggalkanku 'kan? " Mark mendekatkan tubuhnya, mengambil wajah Bambam dan mempertemukan tatapan mereka.

Alis pemuda manis itu menukik ke bawah, dengan mata yang memicing sebal dan bibir yang mengerucut. Jika bukan dalam kondisi yang mencekam seperti sekarang, bibir itu pasti sudah habis diraupnya.

" Sayang, dengar~ katakan padaku apa yang membuatmu seperti ini? Ta-tapi jangan tinggalkan aku, Sayang~ Please... " Mark mengecupi punggung tangan milik Bambam dengan penuh kasih. Ia hampir menangis jika membayangkan Bambam akan meninggalkan dirinya karena ia membosankan.

BRUK!

Mark terjungkal.

Pujaan hatinya tiba-tiba saja mendorong bahunya kuat hingga tubuhnya terjungkal kebelakang dan hampir saja jatuh dari pinggiran ranjang.

" Hyung ini bicara apa sih?! Siapa yang akan meninggalkanmu?! Dasar aneh! " Bambam mendumel dengan suara melengkingnya, tak segan-segan ia melemparkan boneka dan bantal pada pemuda tampan di depannya itu.

" Aw! Ya ampun, Bam! " Mark menghindari benda-benda yang melayang ke arahnya itu.

" Lalu, apa maksudmu kau bosan padaku?! " Mark menaikkan nadanya, membuat benda-benda itu berhenti melayang ke arahnya.

That MorningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang