Aku duduk dengan gusar di ruang tunggu sambil sesekali meremas-remas tanganku sendiri. Edward berdiri di dekat pintu ruang operasi. Wajahnya juga terlihat cemas luar biasa.Sudah hampir satu jam Will ada di ruang operasi, tapi belum ada tanda-tanda dokter selesai melakukan pekerjaannya. Mereka bilang, Will mengalami luka parah di kepalanya.
Oh Tuhan ...
“Aku sudah memanggil polisi. Kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu,” ucap Edward seraya berjalan mendekatiku.
Aku mendongak dan menatapnya dengan bingung.
“Apa maksudmu?” tanyaku heran.
“Aku melihatmu mendorong tubuh adikku. Ini termasuk percobaan pembunuhan,” jawabnya.
Aku terbelalak.
“Aku tidak sengaja melakukannya. Kami bertengkar dan ... semuanya terjadi begitu saja,” sergahku.Edward terkekeh sinis.
“Kau pikir aku percaya? Aku bahkan mengira kau sudah merencanakan ini semua. Kau pasti telah merencanakan untuk menghabisi adikku agar kau bisa berhubungan bebas dengan selingkuhanmu itu,” ucapnya lagi, sinis.Aku melotot.
“Apa yang kau bicarakan?!” Aku berteriak sembari bangkit dan menatap lelaki di hadapanku itu dengan tajam.
“Aku sudah tahu semuanya. Aku sudah tahu kau punya affair dengan lelaki itu. Will berkeluh kesah padaku, ia menceritakan segalanya padaku. Mulai dengan sikapmu yang aneh sejak kau menikah, sampai cerita tentang mimpi-mimpi burukmu. Ia curiga bahwa kau punya selingkuhan. Dan ternyata ia benar, kau melakukan pertemuan diam-diam dengan lelaki lain,” ujar Edward lagi.
Aku merasakan pening mendera kepalaku. Astaga, kenapa semua semakin rumit seperti ini?
“Aku curiga, jangan-jangan kau tidak pernah mencintai Will. Jangan-jangan kau menikahinya hanya untuk mengeruk uangnya saja.”
Ucapan lelaki itu membuat dadaku bergejolak.
Aku tahu sejak awal keluarga Will tidak menyukai pernikahan kami. Karena seperti apa yang Edward duga, aku hanya perempuan matre yang berniat mengeruk uang Will saja.
Will lelaki yang amat mapan dan dari keluarga kaya raya, sementara waktu itu, aku hanya pekerja biasa yang tidak punya gaji tinggi.
Tapi, demi Tuhan, dugaan seperti ini terlalu kejam. Aku menikahi Will karena aku mencintainya, bukan karena hal yang lainnya.
“Aku tidak serendah itu!” bentakku.
Lelaki itu menatapku dengan jijik.
Belum sempat aku mengatakan sesuatu, beberapa polisi datang dan menghampiri kami.Dan Edward serius dengan ucapannya!
Ia ingin memasukanku ke penjara!“Maaf, Nyonya, ikutlah dengan kami. Kami menerima laporan bahwa anda bertanggung jawab atas apa yang menimpa suami anda.”
Aku menggeleng lirih.
“Ini kesalahpahaman. Aku tidak berniat melukainya. Kami bertengkar, dan ... dia terjatuh dari tangga. Aku tidak bermaksud melukainya!” Aku berteriak kalap.“Silahkan jelaskan di kantor polisi saja, Nyonya.”
Aku berbalik ke arah Edward lagi. Tapi lelaki itu hanya menatapku tanpa belas kasihan.
Selanjutnya aku hanya bisa berteriak dan meronta ketika dua orang polisi menarik lengan tanganku dengan paksa.
Tepat ketika kami hampir sampai di pintu keluar, Emma muncul dari sana.
Perempuan itu menatapku dan menatap ke arah polisi dengan bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
FantasyAletha menikah dan hidup bahagia dengan suaminya, William. Tapi apa jadinya jika setiap malam ia malah memimpikan lelaki lain? Lelaki yang tak ia kenal, lelaki yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya. Hampir setiap malam lelaki itu datang dalam...