Ngampus

957 76 41
                                    

Maaf yah Readers, nunggu lama. Biasalah, kehidupan nyata juga harus diseriusin, sebagaimana Tae Hyung nyeriusin Anak-anaknya. Hehe... 😂

Happy reading temen-temen. Vote jangan lupa!!!!! 😃
.
.
.
.
.
.
.
.

Tlung... Tlung... Tring!

Bunyi notivikasi di laptop Tae Jung. Ketika ia sedang membuka Akun Sosmednya. Ternyata Skype dari adiknya Byul Hye. Ia tersenyum senang, ia pun merindukan keluarganya di Korea.

"Assalamu'allaikum Oppa!!!" sapaan ceria dari Byul Hye dan Tae Hye langsung membuat Tae Jung bersemangat.

"Assalamu'allaikum, Anakku!" sapaan lembut itulah yang membuat Tae Jung merasa berharga.

Sang Eomma yang memiliki wajah oriental dan manis itu, duduk diantara kedua Adik Perempuannya. Ia tengah tersenyum hangat kearah Tae Jung yang juga tersenyum senang kearah 3 Bidadarinya itu.

"Wa'allaikumsalam, Eomma.... Byul Hye-ah dan Tae Hye-ah! Congmal bogosipoyo!" jawabnya mengungkapkan kerinduan pada mereka.

"Nde Oppa.... Kami juga sangat.....sangat merindukanmu!" balas Tae Hye, comel.

Byul Hye menoel pipi sang Adik gemas. Sementara Hye Jung hanya tersenyum melihat kelakuan kedua Putrinya.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu disana, Nak?" tanya Hye Jung tersenyum lembut.

Tae Jung diam sejenak, tersenyum memperhatikan betapa indahnya sikap sang Eomma. Ia mengulas senyum lembut pada Putranya, mengelus perut hamilnya dengan penuh kasih. Betapa beruntungnya Tae Jung terlahir dari rahim Wanita seperti Hye Jung. Tiba-tiba, ia merasa terharu. Matanya berkaca-kaca membuat Hye Jung heran.

"Ada apa? Apakah ada masalah?" tanya Hye Jung khawatir.

Tae Jung menggeleng, kedua Adiknya hanya memperhatikan percakapan Eomma mereka dan Tae Jung.

"Aku bahagia disini, semua karena perlindungan Allah dan do'a dari kalian semua, terutama Eomma. Gumawo Eomma...." ucapnya menahan harunya.

Hye Jung tersenyum mengerti, kemudian terus mengungkapkan kata-kata yang menguatkan putra sulungnya itu. Hingga hampir 1 jam mereka ngobrol, kini Hye Jung pamit untuk memasak makan siang. Sementara itu Byul Hye dan Tae Jung mulai saling bercerita.

"Bagaimana denganmu Byul Hye-ah? Maafkan Oppa tidak menanyakannya kemarin-kemarin, karena baru kali ini Oppa sempat membuka Laptop. Kau baik-baik saja kan?" tanya Tae Jung khawatir.

Bagaimana pun, ketidak normalan fisik Byul Hye membuatnya selalu dibully dimana pun tempatnya. Tongkat sebagai penopangnya sudah patah berkali-kali karena dirusak oleh teman-temannya. Tae Jung sangat berat sebenarnya jika harus meninggalkan Byul Hye. Namun bagaimanapun Byul Hye juga harus berlatih mandiri. Tae Jung yakin, Adiknya itu bisa melewati semuanya.

Byul Hye terkekeh mendengar pertanyaan itu, namun kemudian ia tersenyum. Mengartikan bahwa ia bisa menghadapi semuanya.

"Aku selalu baik-baik saja, Oppa. Sudah cukup Appa yang over protektif padaku. Oppa jangan over juga....haha!" tawanya seperti menyembunyikan kesulitan.

Tae Jung jadi ikut tersenyum melihat betapa semangat adiknya selalu membuatnya merasa kecil. Sebagaimana pun cobaan dan hinaan menimpah sang adik, ia tak pernah terpuruk ataupun merasa lelah. Namun ia begitu sabar dan ceria dihadapan yang lain.

"Oke lah.... Oppa tak akan over protektif padamu. Oppa yakin, adik Oppa yang cantik ini... Bisa melewati semuanya. Fighting!" ia menyemangati sang adik dengan senyum manisnya.

Tae Jung (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang