Seung Ri

298 47 8
                                    

Vote jangan lupa ⚠
.
.
.
Idola sepanjang masa, itulah Tae Jung si fotocopyannya Tae Hyung. Tae Jung mensyukuri apa yang ia miliki, walau kadang terganggu juga dengan wajahnya yang tampan itu membuat gadis-gadis menggodanya.

Statusnya sebagai kembaran Byul Hye pun sudah tersebar, kini ia tak bisa menjadikan Byul Hye sebagai tamengnya. Menjalani kuliah master pun bukan hal yang mudah, selain pendalaman ia pun harus punya banyak waktu untuk mengerjakan tugas-tugas dan membantu pekerjaan ayahnya di kantor.

"Permisi Senior," sapa seorang gadis pada Tae Jung yang baru saja menapaki koridor Ekonomi Bisnis.

"Ya?" tanyanya ramah.

Bagaimanapun sebalnya dirinya, ia tetap ramah pada siapa saja. Itu yang Hye Jung katakan padanya.

Gadis itu dengan malu-malu mengeluarkan kotak kado pada Tae Jung, "Ini untukmu Senior, hanya makanan ringan."

Tae Jung bingung, "Em...maaf, sebaiknya itu untuk makananmu saja. Aku sudah kenyang. Sungguh!" balasnya tersenyum kikuk.

Gadis itu menunjukan raut kecewa, "Lain kali jangan memberikan sesuatu pada laki-laki, kesannya kamu akan membuat laki-laki itu tak mampu membeli. Bagaimanapun, laki-laki juga harus menjaga posisinya. Sehingga kamu jangan repot-repot untuk memberikan aku apapun itu, maafkan aku yah?" ucapnya tersenyum tulus.

Gadis cantik nan imut itupun langsung mengangguk dan membalas senyumnya terpaksa. Namun ucapan sopan Tae Jung tak membuatnya sakit hati atau marah, ia mau menerima itu.

.

"Byul Hye, aman kan?" tanya Farha yang baru saja keluar dari perpustakaan dan melihat Byul Hye yang berjalan ke arah tempat ibadah.

Di kampus ada tempat ibadah yang di sekat dengan tembok, dibuat berbilik-bilik, sebagai pembatas semua agama. Sehingga setiap tempat ibadah dibuat kecil dan sama ukurannya.

"Alhamdulillah aman," senyum Byul Hye manis. "Kamu kok jadi mirip sama oppa-ku sih? Overprotektif, aku gak suka!" protesnya pura-pura cemberut.

Farha malah nyengir, "bagaimanapun kamu satu-satunya sahabat aku disini, aku cuma khawatir aja. Maap deh kalo kesannya over, aku gak bermaksud."

Byul Hye ngangguk kemudian tersenyum lagi, "udah ah, yuk sholat duhur, gak boleh ngulur waktu." ucap Byul Hye menirukan ucapan Hye Jung.

Farha terkekeh, kemudian mengangguk setuju. Mereka menuju tempat ibadah bersama.
.

Weekend seperti biasa Tae Hyung meluangkan waktu untuk keluarga tercinta setelah sepekan penuh mengisi harinya dengan pekerjaan yang menyita pikiran dan tenaga, ia harus menyempatkan diri menikmati liburan yang hakiki.

Pagi jam 9 sampai jam 11.30 waktu setempat keluarga Kim menghadiri pengajian di Masjid Central Seoul, kemudian beralih ke pantai untuk mengisi weekend minggu ini.

Mereka menikmati pantai dengan tawa bahagia, Tae Hyung dan Hye Jung menatap ketiga anaknya yang sibuk bermain air, Tae Jung, Byul Hye dan Tae Hye berlarian sambil saling mencipratkan air satu sama lain. Tae Jung menggendong Tae Hye sementara Byul Hye mengejar mereka berdua kesana-kemari dengan kaki pincangnya.

Fatah berceloteh riang di dalam gendongan Hye Jung, sementara Tae Hyung setia menemanis istrinya berdiri agak jauh dari ketiga anak mereka.

"Mereka sudah besar," Hye Jung menatap ketiga anaknya dengan senyuman manis.

Tae Hyung memeluk Hye Jung dari samping, menatap ketiga anaknya juga, mengulas senyum diwajah tamoannya yang mulai menua.

"Iya, padahal belum lama ini mereka masih suka menangis, mengurangi waktu istirahat kita di malam hari, bertengkar karena hal sepele. Mereka sudah tumbuh menjadi pria dan wanita yang kita banggakan." balas Tae Hyung terharu.

Tae Jung (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang