Pagi ini Yena dengan tergesa-gesa berjalan di koridor yang sudah lumayan sepi, pasalnya dia telat bangun karna malamnya dia nonton drakor dan baru tidur jam 3 dini hari tadi.
Terkadang dia berfikir jika saja mempunyai orang tua yang tidak sibuk dengan pekerjaan mungkin dia tidak akan telat sama sekali hari ini.
Tapi ya masa bodoh, dia juga sudah nyaman hidup sendiri.
Yena melewati kelas 12 IPA 3 dan melihat cowoknya sedang mengerjakan soal dengan serius, bahkan keadaan kelas sangat hening hingga mungkin suara jangkrik pun sampai terdengar. Dengan gilanya Yena membuka perlahan jendela kelas lalu mencolek tubuh Raka yg membuat cowok itu menoleh kearahnya.
Yena memajukan bibirnya beberapa senti dengan mata terpejam, bukannya sebuah benda lembut yang kenyal dari Raka, ini malah bibirnya yang terasa sakit pasalnya pulpen yang dipegang Raka itu dipukulkan kebibir Yena.
Cewek itu hanya mendesis berat yang tak lama terdengarlah suara teriakan.
"Itu ngapain dijendela?!" bentak guru Matematika yang sedari tadi melihat kedua murid yang tengah bucin ini.
Dengan buru-buru Yena mengeluarkan kepalanya tapi sial kepala belakangnya terbentur keras oleh jendela dibelakangnya.
"Awww."
Yena mengusap kepala bagian belakangnya lalu berlari setelah seorang guru keluar dari kelas nya.
Sementara dikelas Raka, guru Matematika yang terkenal killer itu mendatangi Raka. Dan dengan lembut berkata, "Kamu gapapa? Apa mau pindah?"
Cowok itu hanya menggeleng acuh menanggapi semua guru perempuan yg centil disekolahnya. Dia bukanlah tipe seorang pria yang menghianati pasangannya. Dia yang menembak duluan Yena pasti dia yang harus tanggung jawab dengan semua masalah dirinya ataupun ceweknya itu.
"Yaudah ibu kedepan lagi ya, kalau ada apa-apa ngomong aja."
Tidak dibalas oleh Raka, dia hanya membuang muka kearah jendela. Iya dia malas jika harus menghadapi sang guru zaman now.
Bukannya marah ataupun mencap Raka sebagai murid yg tak tahu sopan santun, sang guru itu malah tampaknya gemas dengan sikap dingin Raka. Dasar guru zaman sekarang udah punya anak juga masih genit sama perawan, eh?
Selang beberapa lama teman sebangkunya, Fellcieno yang kerap dipanggil Eno ini menyenggol lengan Raka, dirinya hanya menatap heran sahabat satunya ini karna Eno mengacungkan jari jempolnya kepada Raka.
Eno yg peka akan tatapan Raka ini akhirnya menyobek kertas belakangnya dan menulis beberapa kata.
"Mantep bro, ngacangin guru"
Sungguh?! Hanya itu yang ingin Eno ucapkan. Karna Raka menghargai nya dia hanya menganggukkan kepala tanpa berkata apa-apa.
***
Sementara dikelas IPS 2 kelas para MostWantednya berkumpul saat ini sedang ribut-ributnya karna tidak ada guru yang mengajar, bahkan ributnya melebihi pasar malam minggu.
Tapi, beda dengan Yena dia duduk mojok dibelakang dengan kedua lengannya memeluk kaki. Galau dibelakang sendiri sampai ketiga sahabatnya saja tidak tau ada apa dengan Yena.
"Lu ngapa si ena? Galau sama si Eno," celetuk unfaedah dari Naila
"Anjing! Eno punya gue," sewot Bila tak terima.
Naila tidak menanggapi sewotan dari Bila, dia malah menjulurkan lidah layaknya anak kecil.
"Udah si na, putusin ae tu si Raka." Ata mengompori "Biar entar gue bisa gampang dapetin si Raka, buahaha," lanjut Ata dengan tawa jahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pscyho Boyfriend -OSH [END]
Teen FictionJadi pacar seorang Psychopath itu bener-bener tegang sekaligus ngeri, tapi kalau cinta, Yena bisa apa? *Awalnya agak gak jelas:v