Psycho Boyfriend| 09. Laper

2.7K 235 4
                                    

"Minggu depan lo kemana?"

"Huwah! Kaget gue"

Ucapan Raka yang tiba-tiba itu sungguh membut Yena kaget bukan main, masalahnya sedari tadi Gadis itu tengah menatap lekat bibir tipis milik pacarnya itu

"Ah... Ha?"

Yena jadi salting sendiri yang rasanya hampir mau salto dengan pipi merah padam. Raka kemudian bangun lalu terduduk sila didepan Yena, cowok itu merasa bingung dengan sikap Yena yang sekarang, malu-malu curut.

Sesaat kemudian tangan Raka terulur, dan bagian punggung tangannya menempel ke dahi Yena yang membuat gadis itu kini salting untuk yang kedua kalinya

"Lo... Sakit?"

Yena menggelengkan kepalanya berulang kali saat Raka bertanya. Dirinya menghembuskan nafas kecil lalu berdeham

"Kalau mau ngagetin tuh bilang kek! Biar gue nya gak jantungan kya tadi, sumpah rasanya arwah gue tiba-tiba melayang keatas. Sumpah! Lo liat gak?"

Dengan segala alibi yang tak masuk akal, Yena kini melihat keatas langit-langit apartemen milik Raka. Kemudian gadis itu memejamkan matanya

"Arwah... Kembalilah, Kiyena Adylia Getha belum siap mati"

Lalu tangannya naik turun keatas dan kebawah seolah sedang berolahraga angkat besi

Sedangkan Raka yang melihat tingkah laku Yena hanya menaikkan salah satu alisnya

"Kalau bilang, namanya bukan ngagetin"

Jawaban Raka membuat semua yang Yena lakukan berhenti dibarengi dengan membuka kedua matanya. Lalu menurunkan pandangannya agar sejajar dengan tatapan Raka terhadap Yena

"E.. Iya juga sih, tapi. Pokoknya, jangan kaya gitu lagi! Kalau mau kaya gitu kasih ancang-ancang dulu kayak batuk kek atau gerakin apa gitu biar gue gak jantungan kaya tadi"

Raka hanya mengangguk tanpa berniat menjawab nya

"Kalau jantung aku lagi gk siap terus tiba-tiba kamu ngagetin kaya tadi gimana? Kena serangan jantung gimana? Akunya jatoh dari tempat tidur dengan posisi kepala duluan, terus mati di tempat gimana? Abis itu aku jadi arwah gentayangan versi amnesia, yang terus-terusan nanya 'kenapa gue bisa meninggal'." semprot Yena

"Mana ada" Jawab Raka

"Ada ih! Terus nih kalau aku gentayangin kamu gimana?"

"Serem... " Sahut Raka membayangkan

Masih hidupnya aja petakilan gak bisa diem, gangguin orang sana-sini kalau lagi marah seremnya minta ampun apalagi pas Mati terus jadi arwah gentayangan?!

Sudah Cukup!!!!

Setelah selesai dengan omongan tak masuk akal ciptaan Yena, Gadis itu turun dari kasur lalu berjalan kearah meja dan memukul kepala nya kemudian beralih kemeja dengan sama berulang kali sambil bergumam

"Amit-amit"

***

Sedari tadi Yena mondar-mandir gak jelas didepan Raka layaknya setrikaan. Heran, Raka aja yang ngeliatnya pusing kok dia yang ngelakuinnya malah kaya gak ngerasain apa-apa meski nanti bumi kebalik didepannya /Lebay/ (?)

Mata Yena terus melirik kearah Raka yang tengah duduk santai didepannya menatap Lantai keramik berwarna putih mengkilap, sampe Gadis itu merasa iri ternyata lantai lebih menarik dari pada dirinya

Hingga dia tiba-tiba aja berhenti, capek mungkin. Lalu mengerucut kan bibirnya bete, melihat betapa cueknya pacarnya itu. Padahal dari tadi dia mencoba menarik perhatian Raka tapi nyata nya gagal

"Raka ih... Liatin aku dong, perhatian kek apa kek gitu"

"Apa perlu ampe gue salto didepan nya?"

Wajah Yena semakin menekuk saat tak melihat respon yang Raka, namun pada akhirnya Gadis itu memutuskan duduk disamping Raka

Yena menompa dagunya dengan tangan kanannya lalu ikut bersama Raka memperhatikan keramik, apatau faedahnya.

"Semenarik itukah Lantai keramik sampe bisa ngalihin pandangan nya Raka dari Yena?"

Entah saat ini dirinya bertanya kepada siapa, tapi nada bicara nya terkesan sedih

"Bening banget keramiknya, tapi cuma buat di injek, kasihan..."

Kini Yena malah memikirkan nasib Keramik itu, tapi sesaat kemudian senyuman cewek itu mengembang lalu menata rambutnya

"Wih gila... gak nyangka ternyata cantik juga gue kalau diliat dari bawah" katanya bangga

"Raka" Panggil Yena pelan

"Raka..." Panggil Yena lagi tapi dengan menekan-nekan tangan Raka layaknya remot

"RAKA!"

Wajah Yena memerah akibat kesal atau menahan amarah, entahlah. Beda lagi dengan Raka yang tiba-tiba aja gelagapan begitu Yena teriak

"Apa?"

Setelah dua kali Yena memanggil lalu yang ketiga berteriak baru aja disahut sma Raka

"Dari tadi kek ngejawabnya kayak tu mulut ada besi 20ton di mulut, berat banget gituuuuuu cuman buat nyaut. Apa coba gunanya mulut kalau bukan buat ngomong?" Yena berGumam kesel

"Kenapa sih?"

Yena mencibir dengan sahutan Raka, lalu tak lama kemudian Gadis itu memukul-mukul kasur, mengacak-acak rambutnya berguling sana dan sini sampai membuat Raka harus terpaksa berdiri jika tak mau kena tendang kaki Yena

Gadis itu mengangkat kepalanya dengan rambut yang acak-acakan dan menampakkan jelas raut wajahnya yang asam sekaligus sedih seolah diriny harus meninggalkan dunia ini

"Laper..."

Pantes! Dari tadi gak jelas. Apalagi ucapannya seolah-olah akan menangis karna kelaparan gak makan 2 minggu








A/N

Hallo... Aku muncul lagi, jangan lupa buat comment dan kasih bintangnya ya. Inget loh selama masih gratis, wkwk.

Baper? Makan!

Salam istrinya sehun💋

Ig:aulsptr_

🍦😑








Pscyho Boyfriend -OSH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang