Beberapa Hari sebelumnya.
"Jadi... Kau sudah memberinya foto tersebut?" Ucap salah seorang pria
"Tentu, aku bahkan mengancamnya dengan surat" ucap wanita didepannya sembari mengibas rambut rambutnya.
"Bodoh! Yena bukanlah orang yang gampang terhasut hanya karena surat!" bentak pria tersebut
Wanita itu menatapnya dengan tatapan tidak suka, dia heran, kenapa mau diajak bekerja sama dengan pria tak tau untung sepertinya?
"Kau yang bego! Itu hanya permulaan aku mengancamnya. Lihat saja nanti" tegas wanita tersebut
"Ya... Aku mempercayaimu, berani sekali seorang wanita kampung menolak perjodohanku dan berpacaran dengan Pria sok berkuasa itu"
*Plak!
"Kau menghina Raka, aku yang membereskanmu!"
Pria itu bersmrik, dan memegang bibirnya mengecek apakah ada darah disana, karna tamparan wanita itu lumayan kencang
"Boleh juga. Kemampuan seorang wanita yang benar-benar mencintai pria yang tak mencintainya ternyata mengerikan. Entah itu jatuhnya Bego atau Setia"
"Kau terlalu meremehkan wanita Tuan Chen Yudistira, tapi apa yang kau sukai dari perempuan kampung itu?"
"Nona Rani Fara Restami, perlu kau ketahui aku tak menyukai perempuan itu tapi aku hanya menyukai hartanya"
Rani tertawa sinis dengan ucapan Chen, benar-benar lucu.
"Bicara omong kosong apa ini? Kau menyebutnya perempuan kampung tapi kau mengincar hartanya? Hahaha, kau membuatku tertawa"
Chen merasa omongan Rani ada benarnya, apa dia begitu bodoh sampai menyebut Yena perempuan kampung?
"Sudah cukup, aku sibuk, kau boleh pergi" perintah Chen, dan Rani pun pergi dari sana
"Dasar orang tua, gatau aja gue siapa! Jangan mentang-mentang dia umurnya lebih tua dari gue!" Umpat Rani lalu dia melanjutkan jalannya
Sementara itu dari kejauhan ada yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka
"Yena dalam Bahaya, gue harus gimana? Ngomong ke Yena atau ikut sama mereka? Ada bagusnya sih untuk gue, bisa dapetin Yena terus tinggal nyingkirin pria itu. Tapi buruknya, Yena terus di Teror"
"Woi Kolang-Kaling! Lagi ngintip apaan lo?" teriak Fara yang melihat Nico mengumpat dibalik Pohon.
Nico yang terkejut sekaligus panik langsung menarik tangan Fara yang kebetulan tak jauh darinya dan membekap mulutnya. Muka Fara memerah saat mencium harum wangi nya Farfum yang Nico kenakan. Baru pertama ini dirinya merasa nyaman.
Sedangkan Nico yang menyadari kalau Fara sama sekali tidak memberontak langsung melepaskan bekapannya. Dia menempelkan telunjuk nya kebibir lalu melihat kearah dimana kedua orang berbicara. Nico menghembuskan nafas lega karna mereka sudah tidak ada disana.
"Tuman lo!" Ucap Nico saat melirik kearah Fara
"Apa?!" pekiknya
"Perasaan gue, lo biasa aja pas gue kaya tadi"
"Ha? Gue.. Gue tadi Shock bangsat!" bentaknya
Nico melihat Fara dengan tatapan menyelidik
"Tapi muka lo merah"
Belum sempat Fara menyanggah ucapan Nico, Cowok itu langsung berbicara
"Iyasih, disini lumayan Panas" dan Nico meninggalkan Fara disana dengan ekspresi kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
Pscyho Boyfriend -OSH [END]
Teen FictionJadi pacar seorang Psychopath itu bener-bener tegang sekaligus ngeri, tapi kalau cinta, Yena bisa apa? *Awalnya agak gak jelas:v