Kecewa
Ya satu kata itu yang dirasakan Na-ya saat ini. Na-ya tak marah jika ayah nya ingin menikah lagi, dan Na-ya tak pernah berpikir bahwa sang ayah melupakan Momy nya. Na-ya tahu betul bahwa sang ayah sangat mencintai ibunya. Tapi yang membuat Na-ya sangat kecewa adalah tak bisakah sang ayah menanyakan pendapat Na-ya terlebih dahulu, Na-ya bukan tipe anak yang akan menentang orang tua nya, jika memang Dady ingin menikah Na-ya pasti akan setuju, Na-ya hanya ingin mengenal sang ibu baru dengan baik, bukan dadakan seperti ini dan juga Na-ya tak mengerti kenapa ayah nya sangat akrab pada semua putra dari Yoona.Setelah pulang dari ruma Yoona Na-ya bungkam dan tak berbicara apa-apa pada sang ayah, tapi satu yang bisa di pastikan Na-ya sangat kecewa pada ayah nya. Na-ya tak ingin salah paham dan mengambil kesimpulan sebelum ayah nya menjelaskan apa-apa ke Na-ya.
Tok tok tok
"Na-ya keluar lah, kita makan malam bersama setelah itu Dady akan menjelaskan semua nya padamu" ucap sang ayah
Tak lama kemudian Na-ya membuka pintu kamar nya dan melewati sang ayah tanpa melihat ke arah ayah nya, dari situ ayah Na-ya dapat menyimpulkan bahwa putri nya benar- benar marah padanya.
Makan malam pun di mulai dengan keheningan, kedua nya larut dalam pikiran masing-masing kemudian makan malam pun usai dan inilah saat yang di tunggu Na-ya.
"Baiklah, Dady tahu Na-ya sangat marah pada Dady tapi jika Na-ya berpikir Dady telah melupakan Momy itu tak benar. Momy akan selalu ada di hati Dady, tapi salah kah Dady jika Dady menemukan orang yang dapat menemani Dady ketika Dady suka maupun duka, orang yang menyemangati Dady dikala Dady lelah dengan semua pekerjaan Dady, orang yang selalu mensupport Dady dan selalu berkata bahwa semua nya akan baik-baik saja. Bukan maksud Dady tidak menhagai keberadaan Na-ya, tapi Dady tidak mungkin menceritakan semua keluh kesah Dady kepada Na-ya kan, karena Na-ya pun memiliki masalah tersendiri dan Dady tak ingin menambah beban pikiran Na-ya. Dan ya, orang itu adalah Yoona, bisakah Na-ya menerima nya sebagai ibu Na-ya, Dady tak akan menikahi orang yang jahat pada putri Dady maka dari itu Dady berani menikahi Yoona karena Dady tahu dia orang yang baik" jelas sang ayah dengan panjang lebar dan penuh pengertian
Apa ini Dady menjelaskan nya dengan sangat rinci dan aku bisa merasakan bahwa Dady sangat tulus pada Ahjuma itu - batin Na-ya
"Na-ya sama sekali tak pernah berpikir bahwa Dady melupakan Momy, Na-ya tahu di hati Dady masih ada Momy dan selalu akan ada. Tapi tak bisakah Dady bertanya padaku, meminta pendapat ku? Na-ya tak mempermasalahkan pilihan Dady tapi pernahkah Dady berpikir bahwa penpat Na-ya juga penting. Ini juga menyangkut hidup Na-ya karna Na-ya akan tinggal bersama ibu baru Na-ya, tapi Dady dengan enteng nya mengatakan bahwa minggu depan Dady akan menikah. Dan juga seberapa dekat Dady dengan anak Yoona Ahjuma, Dady terlihat sangat akrab dengan mereka" jelas Na-ya pada sang ayah dan sukses membuat ayah nya terdiam
"Maafkan Dady Na-ya, Dady tak berpikir sampai kesana. Memang benar pendapat Na-ya sangat penting maka dari itu Dady minta maaf karena tak menanyakan nya pada Na-ya terlebih dahulu, soal kedekatan Dady dengan anak Yoona sudah sekitar satu tahun ini" jelas sang ayah
Apa satu tahun? Jadi selama Dady jarang pulang keruma Dady gencar melakukan pendekatan pada anak Ahjuma itu- batin Na-ya
"Jadi kalian sudah dekat selama satu tahun ini? Apakah Ahjuma itu tak berpikir bahwa aku akan langsung menyukai nya, apa aku orang yang mudah untuk di taklukan Dad?" tanya Na-ya dengan nada yang tajam
"Bukan seperti itu Na-ya, tapi Dady yakin bahwa Na-ya pasti akan menerima Yoona eoma, karna dia adalah wanita yang baik dan lembut" jelas sang ayah
"Astaga Dady aku hanya ingin kau mengakui keberadaan ku, bertanya padaku, bertanya pendapat ku. Aku bukan Na-ya seorang anak umur 10 tahun yang polos dan menerima semua keputusan mu, aku adalah Na-ya seorang gadis umur 17 tahun yang sudah cukup dewasa memikirkan mana yang baik dan buruk, mana yang penting untuk hidup ku, aku juga bertahan hidup dengan sangat baik tanpa kasih sayang mu selama 7 tahun dan aku baik- baik saja, aku tak terjerumus pergaulan bebas. Disini aku selalu menunggu kau pulang dan berharap kau tak akan sesibuk dulu, tapi aku terus menelan kekecewaan karna kau sibuk bekerja dan bekerja dan satu tahun terakhir kau habiskan untuk mendekati anak pacar mu, sedangkan anak mu mengharap kasih sayang mu, dimana hati mu" jelas Na-ya dengan amarah nya
"Aku tak marah jika kau ingin menikah lagi, aku mengerti kau butuh seseorang yang bisa menopang mu tapi aku hanya kecewa pada mu, disaat aku butu kasih sayang mu kau malah asik bersenang-senang dengan anak calon istrimu. Jika kau ingin menikah maka menikah la restu ku juga tak akan berpengaruh pada pernikahan kalian karna aku bukan la siapa-siapa di mata mu" lanjut Na-ya
Setelah membicarakan semua kekecewaan nya Na-ya pun bangkit dari kursi dan meninggalkan meja makan. Perkataan Na-ya sukses menampar sang ayah, yang merasa bahwa dia telah lalai dan gagal menjadi seorang ayah untuk putri tunggal nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother
FanfictionHow about have a new brother? Its gonna be fun or not? Terimakasih yang sudah baca cerita ini, tapi kalau kalian suka jangan sampai di copy paste ya, thank you.