"Yoongi, bangunlah!!"
Akh dia tak kunjung bangun padahal hari sudah menjelang siang.
"Yoongi, bangunlah. Hari hampir siang, tidak kah kau mencari aktivitas lain selain tidur? Kau bisa bermain dengan anakmu, mumpung dia sedang libur sekolah."
"Capek."
"Yak! Apa kau tak mau bermain dengan anakmu sendiri? Kau jarang bermain dengan anakmu, kau selalu sibuk di studio untuk membuat lagu. Sebentar saja hanya 30 menit atau 1 jam. Itupun tidak setiap hari."
"Kapan kapan saja."
"Akh benar benar kau ini. Aku tak habis pikir denganmu."
Aku pun pergi dari kamar tidur ku. Aku menutup pintu dengan cara membantingnya.
Lalu aku pergi ke ruang tengah untuk menemani putri kecilku bermain boneka sambil melihat acara tv anak anak."Mama, lihat Bella sangat cantikkan?"
"Wah cantik sekali, tapi tahu kah kamu ada putri tercantik di seluruh dunia selain Bella?"
"Ada yang lebih cantik dari Bella? Siapa itu ma?"
"Itu kamu, putri kecil mama."
"Benarkah?."
"Iya benar, peluk sini dong."
Yoonji berlari kedalam pelukanku.
Oh betapa bersyukurnya diriku mempunyai dengab adanya Yoonji di keluarga kecilku ini."Mama, aku ingin bermain dengan papa."
"Papa sedang tidur, mungkin nanti sore kita bisa main dengan papa."
"Biar aku yang membangunkan papa ya."
"Baiklah, ayo ke kamar."
Yoonji sudah berlari duluan ke kamar sementara Aku mengikutinya dari belakang.
Yoonji naik ke kasur dan mulai membangunkan papanya.
"Papa, ayo kita main."
Dia membangunkan Yoongi dengan cara menggoyangkan badannya.
"Papa, papa ayo kita main."
"Jangan mengganguku."
"Papa ayooo."
"Yoonjii, papa lelah biarkan papa beristirahat ya."
Yoongi menarik selimut untuk menutup seluruh badannya dan kembali tidur.
Wajah Yoonji murung dan hampir menangis. Aku langsung menggendongnya dan membawanya keluar kamar.
"Yoonji, jangan menangis. Ayo kita jalan jalan membeli es krim."
Yoonji pun mengangguk.
Aku mengajak Yoonji ke taman kota. Aku dan Yoonji bermain disana dan membeli es krim.
Sekarang sudah jam 1 siang. Aku ingin mengajaknya makan siang di suatu restoran.
Yoongi? biarkan saja dia mati kelaparan aku sedang tidak ingin berkelahi dengannya."Yoonji, ayo kita makan spaghetti untuk makan siang. Kamu mau?"
"Mama, aku mau makan spaghetti tapi bersama papa."
"Tapi papamu capek karena bekerja sayang, lain kali bisa kan? Masih banyak waktu."
Aku mencoba untuk mengalihkan perhatian Yoonji yang terus memikirkan papnya yang tidak bertanggung jawab itu.
"Tapi aku hanya ingin makan bersama dengan papa."
Aku merasa bersalah karena dia sangat merindukan papanya itu. Aku merasa bersalah dengan Yoonji karena aku tidak bisa membujuk papanya untuk bermain dengan Yoonji.
Yoongi sialan! Orang tua macam apa kau ini. Membiarkan anakmu menderita karena merindukan papanya. Awas saja aku akan bakar genius lab mu itu.
"Baik sayang, begini saja. Kita membeli spaghetti di swalayan lalu kita memasak spaghetti bersama di rumah. Kamu mau?"
"Mau mau mau."
"Baiklah ayo kita berbelanja."
"Ayo."
Dia sangat manis saat tersenyum dan mengingatkanku pada senyuman manis Yoongi.
Manis apanya! Dia selalu tidur akhir akhir ini selama 20 jam. Apa punggungnya tidak sakit?
Aku tak habis pikir dengannya.Kami sampai di swalayan dan membeli beberapa kotak spaghetti untuk dimasak bersama di rumah.
Selesai membeli bahan bahan untuk memasak, aku dan Yoonji pulang ke rumah.
Sampai di rumah, aku dan Yoonji terkejut karena di meja makan ada banyak sekali hidangan makanan.
"Mama, mama yang pesan semua ini?"
"Bukan Yoonji, tadi kita mau masak spaghetti bersama kan? Jadi mama tidak memesan makanan."
"Lalu siapa?"
"Aku yang memesannya."
Yoongi keluar dari kamar mandi. Tampaknya dia baru saja bangun tidur lalu memesan makan siang untuk kami.
"Yoongi, kau memesan semua ini?"
"Hm. Aku merasa bersalah dengan Yoonji karena dari kemarin dia tidak bisa bermain denganku jadi aku memesan makanan dari restoran."
Yoonji berlari memeluk Yoongi.
"Terima kasih papa, aku sayang papa."
"Papa sayang Yoonji juga. Maafkan papa ya Yoonji."
"Iya papa. Ayo kita makan siang bersama."
Kami makan siang bersama dengan hidangan yang dibeli Yoongi.
Yoonji makan dengan lahap. Dia tampaknya sangat senang karena bisa makan bersama dengan Yoongi.
"Papa, setelah makan siang kita main bersama ya."
"Iya Yoonji. Habiskan makanmu dulu ya."
"Asik."
Setelah selesai makan siang kami pergi ke taman belakang rumah kami dan bermain bersama.
Melihat Yoonji tersenyum lagi membuat hatiku damai.
Di sisi lain, aku ingin mengeluh dengan sikap Yoongi tapi di satu sisi, aku bersyukur bisa menikah dengan Yoongi.
Dia ayah dan suami yang baik.
Bugh!
"Awh."
"Hei kau, jangan melamun saja. Aku sudah berusaha bangun tidur dan kau malah melamun disana."
"Akh sialan kau ini."
"Kenapa melamun? Kau terpukau melihatku kan?"
"Pede sekali kau!"
"Akui saja, aku tau aku tampan."
Kutarik perkataanku kalau dia suami yang baik -_-
Dia sangat menyebalkan.End.
maaf, kalau endingnya gantung ya :"
aku bingung mau kasih ending kayak gimana :"