Aku bingung entah apa yg terjadi. Kenapa aku jadi seperti ini.. mata ku terus meneteskan air, dadaku rasanya sesak.. ada apa ini ?
"Ayo Laura, bangun! Kamu ga boleh diem di kamar! Kamu harus kuat, harus mulai cari uang!"
Aku memberi semangat pada diriku sendiri, karna aku sadar aku tidak bisa hanya terus seperti ini. Aku memutuskan untuk mandi, berharap guyuran air dapat menjernihkan pikiranku kembali.
Daniel pov's
"Bodoh! Harusnya aku tidak seperti itu, sekarang Laura akan tambah marah padaku!"
Aku berteriak sambil memukulkan tanganku ke tembok kamar.
Aku menyesal kenapa aku tidak bisa mengontrol diriku di depan Laura.. yg ada keadaannya malah semakin memburuk. Aku harus menemui Laura lagi.. aku tidak mau kehilangan dia.
Cuaca siang hari ini sedikit mendung, langit mulai menggelap. Sepertinya akan tutun hujan.
"Laura ayo jangan kalah sama hujan!"
Akhirnya aku tetap keluar hotel walaupun langit nampak gelap.
Saat berjalan di punggir kota, aku melewati sebuah cafe yg dulunya adalah tempat ku sering menghabiskan waktu dengan Daniel. Entah apa yg merasukiku.. aku membalikan tubuhku dan kembali ke cafe itu. Ku putuskan masuk dan memesan secangkir coklat hangat.. lalu aku memilih duduk di sudut cafe dekat jendela. Ya, tempat yg biasanya aku dudukin saat bersama Daniel dulu. Hampir 3 tahun aku tidak pergi ke tempat ini.. tidak perlu di tanya apa alasannya.
Hampir satu jam aku duduk di sini, menikmati coklatku sambil melihat keluar cafe.
Saat aku sedang menyeruput coklatku, ada seorang lelaki yg datang menghampiriku.."Maaf nona, apa ada menu lain yg ingin di pesan?"
Oh ternyata dia pelayan di cafe ini.. emm, tampan, putih, tingginya sekitar 180an.. jauh denganku yg memeliki tubuh mungil dengan tinggi hanya 164 cm. Lelaki ini nampak seperti Daniel.
Astaga apa yg ada di pikiranku.. kenapa tiba-tiba wajah Daniel terlintas begitu saja. Dasar kepala bodoh!
"Maaf nona.. anda tidak kenapa-napa kan?"
Tegurannya membuat aku tersadar dari lamunanku..
"Ha? Eh iya maaf.. gpp kok"
"Ada yg bisa saya bantu?"
"Emm.. iya, saya minta tolong pesankan teh hangat"
"Oke, ada yg lain?"
"Enggak, makasih itu dulu aja"
"Baik, tunggu sebentar ya nona"
Aku hanya membalasnya dengan senyum kecil, dan dia pun juga tersenyum. Ya Tuhan senyumnya seperti Daniel..
Astaga aku memikirkan Daniel lagi, mungkin kelapaku terbentur semalam..
Saat aku sedang berjalan menuju kasir, tanganku di tarik seseorang.. aku sempat kaget dan langsung menoleh ke belakang. Ternyata...
"Laura.."
"Daniel kamu ngapain sih?"
Lagi-lagi Daniel.. apa karna aku terus memikirkannya dia jadi muncul di sini. Sepertinya dia tau kalau dari tadi aku terus memikirkan dia...
"Sorry aku mau pergi"
Aku melepaskan genggamannya dari pergelangan tanganku.
"Maaf nona, semuanya jadi 86.000"
"Ini biar saya yg bayar, saya tunangannya. Ambil saja kembalinya"
"Terimakasih tuan. Wah kalian sangat serasi sekali ya"
Spontan aku mencubit lengan Daniel. Aku kesal sekali dengannya.
Aku berjalan keluar dan Daniel terus mengikutiku.
"Ngapain sih? Kamu kan bawa mobil.. jangan ikutin aku deh"
"Aku pengen ngomong"
"Oh iya ini aku kembaliin uang yg tadi"
"Apa sih Ra.. ga usah"
Aku kembali memasukan uang ke dalam tas dan berjalan entah kemana, karna sebenarnya aku tidak punya tujuan sama sekali..
"Aku anterin ya, kamu mau kemana?"
Aku sama sekali tidak mempedulikan apa yg yg Daniel katakan padaku. Aku terus berjalan..
"Raaaa..."
Sampai akhirnya aku kesal..
"Laura..."
"Ihhh!! Apaan sih? Udah deh sana jangan ngikutin!"
Dengan nada kesal aku menyuruh Daniel agar meninggalkan aku.. tapi dia malah memegang tanganku..
"Please.."
"Enggak!"
"Ya Ra... kemana aja aku anterin, aku temenin"
"Ga!!!"
"Aku ga bakal ganggu deh, cuma nemenin kamu.."
"Yakin?"
"Iya Ra.. beneran"
"Yaudah"
"Makasih sayang.."
Saat Daniel akan ingin memelukku, aku menghindar dan memperlihatkan wajah kesalku.
"Maaf Raa..."
"Inget batesanmu"
Aku duduk di bangku depan di sebelah Daniel, harusnya aku duduk di belakang saja. Aku benar-benar kesal dan merasa aneh. Baru saja kemarin kita bertengkar di kamarku. Sekarang kenapa aku melunak dengannya? Apa aku masih punya perasaan?
Hmm.. aku enggak bisa bohong sama diriku sendiri. Memang sebenernya aku masih sayang sama Daniel. Sebenernya aku kangen banget sama dia.. tapi aku terlalu sakit hati kalau inget dia dulu ninggalin aku gitu aja.. dan setelah 3 tahun dia baru ngasih kejelasan.
Aku melihat Daniel tersenyum saat dia sedang menyetir. Sesekali dia melihat ke arahku, dan tentu saja aku berusaha untuk tidak menatapnya walau ingin.
"Jadi mau kemana?"
"Aku ga tau"
"Loh? Mau aku anterin ke rumah?"
"Aku ga mau pulang kesana"
"Oke, ke hotel?"
"Nanti aja"
"Dari tadi kita cuma muter-muter doang Ra.."
"Berisik banget! Katanya mau nganter"
"Iya sorry"
"Yaudah.. itu pertigaan di depan belok kiri"
"Kmana?"
"Udah jalan aja"
![](https://img.wattpad.com/cover/153094524-288-k4667.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Troubled Girl
Teen FictionKisah seorang perempuan berusia 19 tahun bernama Laura yg penuh dengan drama serta dan percintaannya dengan Daniel. Tidak hanya tentang kisah cintanya, tapi cerita ini juga menceritakan tentang konflik si dalam keluarganya.