C

14 1 0
                                    

KEISYA POV

Hari ini saatnya untuku memberanikan diri betemu dengan dia, yaa dia lelaki yang sangat aku sayangi. Lelaki yang bisa membuat hati ini hidup.

Kulirik jam yang berada di nakas, pukul 10:00 pagi. Ku lihat penampilan ku di cermin, satu kata yang menggambarkan diriku sekarang ini berantakan.

Tok tok tok

"sebentarrrrr" teriakku sambil mencepol rambut.

Aku pun berjalan menuju pintu kamarku untuk menemui orng yang sudah mengetuk pintu itu, kulihat lelaki paruh baya menatapku dari atas sampai bawah. Keatas lagi lalu kebawah lagi.

Yaa aku tau aku sangat sangat lah berantakan.

"WAW, ini anak papa bukan si?" kulihat papa mengerutkan dahinya.

"pa, aku lagi ga pengen bercanda"

Aku pun kembali masuk dan duduk di tepi ranjangku, ku lihat papaku pun ikut duduk bersama denganku.

"loh, siapa yg ngajak bercanda. Pede banget kamu bocah"

Aku hanya menghela nafas kasar, lelah dengan semua orang didunia ini.

"kam....." ucapan papa terhenti karena ponselku berdering.

Ockta, ada apa dia menelponku

"hallo sya, cepet lo kerumah sakit!"

"ada apa ta, farhan kenapa? Dia baik baik aja kan taaa?"

Aku mendengar helaan nafas disebrang sana, suaranya mulai bergetar.

"TAAA JAWAB!" bentak ku karna sangat penasaran dengat situasi disana

"syaaa,,hiks,,,hiks,, farhann hidup nya tinggal 0,00001% syaaaaa"

Deg

Author pov

Hancur, seperti jatuh kedalam jurang yang gelap tak terlihat ujungnya.

Gadis itu terduduk lemas, ia sudah tidak perduli dengan ponselnya yang tidak tau jatuh kemana. Ia juga tidak memperdulihan dua mata yang melihat kehancuran nya itu.

Papanya pun merengkuh anak perempuan nya kedalam pelukannya, membiarkan ia menumpahkan semua kesedihan nya.

"sayangggg" lelaki paruhbaya itu melepaskan pelukannya dan menatap anak keduanya itu, sambil menghapus air mata yang bercucuran.

"pergi jika kamu ingin melihatnya, lawan ketakutanmu itu.  papa yakin farhan pasti ingin kamu disisinya untuk terakhir kalinya kei"

"a.....ak..akuu takut paa aku gakuattt" sambil sesegukan ia memberitahu papanya bahwa ia tidak sanggup kehilangan farhan.

5 tahun ia bersama sama dengan farhan, dan sekarang dia inggin meninggalkanya. Sungguh ia tidak kuatt menerima kenyataan ini.

"kei? Lihat papa!"

Ia pun mengangkat kepalanya mengadap kedua bolamata papanya itu

"buat farhan senang untuk terkhir kalinya, papa tau dia mencintaimu. Kamu tidak boleh seperti ini terus keisya! Anak papa kuat, anak papa hebat, kamu pasti bisa melewati ini semua"

Ia bisa merasakan suatu energi dan tekat yang papanya berikan kepadanya.

Yaa, aku harus melihatnya untuk yang terakhir walaupun menyakitkan.

Ia bergegas mengambil tas lalu memasukan ponselnya dan memakai sepatu, ia menatap papanya. Walaupun papanya menyebalkan tapi ia tetap mencintai lelaki hebat itu.

"pa makasih yaa, aku berangkat"

Papanya hanya mengangguk, menatap punggung putrinya yang kini sudah dewasa dan sudah mengenal cinta itu.

******
Keisya mengendarai motornya perlahan, karena memang ia belum terlalu jago naik motor. Ia baru bisa membawa motor tiga bulan yang lalu.

Ngiunggg ngiunggg nguinggg

Keisya menepikan motornya, ia membuka helmnya. Saat ia membuka helm, pandangan nya langsung melihat ke arah ambulance. Sesakkkk, air matanya jatuh begitu saja tanpa ia tahan. Farhannnn.

******
Keisya pov

Sesampainya di perumahan farhan, aku melihat bendera kuning yang sedang di ikatkan ke tiang pagar.

Secepat itukah kamu ninggalin aku han, sakit han sakittt.

Aku melihat ockta dan sahabat sahabat farhan berjalan kearahku yang hanya bisa mematung, menangis? Tidak, aku tidak menangis akupun tidak tau kurasa air mataku sudah habis menangisi farhan.

"syaaa, yang sabar ya" aku gatau siapa yang menguatkan ku, mataku hanya menatap lelaki yang kucintai sudah tidak bernafas lagi.

Aku berjalan melewati orang orang yang sedang mengaji yasin, aku bisa mendengar suara tangisan memiluka. Aku yakin pasti itu suara ibu farhan, ku peluk dia. Aku menangis sejadi jadinya

Masih sesegukan ibu farhan melepas pelukan ku, ia menatapku.

"maafkan farhan ya syaa, maafkan alm jika punya salah ke kamu. Kamu yang iklas ya syaa, berat memang. Tapu kita doa kan semoga ia ditempat kan disisi tuhan."

Aku hanya mengangguk menanggapinya

Kubuka kain yang menutupi kepala kekasinya itu, betapa cerahnya wajar lelaki itu. Damai seperti sedang tertidur, yaa tertidur untuk selama lamanya. Ku dekatkan wajahku ketelinganya. Aku ingin mengucapkan selamat tinggal terakhir kalinya.

"hii sayang, kamu damai banget tidur nya. Hiks. Kamu tetep ganteng han, bahkan kamu makin ganteng"

Ia menarik napas, mencoba kuat dengat semua kenyataan pahit ini.

"maafin aku han, maafin semua kesalahan aku. Maafin aku saat kamu berjuang aku gada disisi kamu, aku terlalu takut han atas kenyataan yg kamu derita. Aku yakin kamu bisa liat aku, aku janji aku bakalan nurutin semua yg pernah kamu bilang. Yg harus kamu tau, sampai saat ini aku masih sayang dan cinta sama kamu, yg tenang di sana farhan may we meet again. I love you forever."

                            **********
Aku ngetik sambil dengerin lagu nya rossa.

Uuuhhh

JATUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang