2

5 0 0
                                    

Bachtiar menyeruput es jeruknya dengan cepat, ia masih terpikirkan oleh ucapan Zahra tempo hari. Ingin rasanya ia mendatangi Zahra namun sayang ia tak mengenal gadis itu dan tak tahu di gedung jurusan apa ia harus mencarinya. Alhasil kini Bachtiar duduk manis di kantin selatan yang mana paling ramai diantara kantin lainnya

Tiba-tiba sebuah amplop coklat mendarat di hadapan Bachtiar, lelaki itu mendongak dan menemukan Zakiy didepannya

"Lo ada-ada aja cewe camen gitu disuruh nyeti-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Bachtiar sudah menggebrak meja yang menjadi pembatas diantara mereka berdua "lo bilang apa? Lo kata sepupu gue cacat mental? Gue gampar nyaho lo!"

"wo-wo-wow selow man, gausah pake otot berapa?" Kedua tangan Zakiy terangkat di depan Bachtiar. Oh, jadi itu sepupunya... Gua kira ceweknya

Bachtiar mendengus dan tak sengaja matanya menangkap keberadaan gadis dengan kemeja putih dan rok hitam yang tampak familiar tengah membawa sepiring siomay dengan seorang temannya

"Zahra!" panggil Bachtiar yang bergema di tiap penjuru kantin sehingga beberapa mahasiswa lain yang juga bernama Zahra ikut menengok kearah Bachtiar. Zahra yang berkerudung putih celingukan dan menatap Bachtiar bingung, ia menunjuk dirinya sendiri. "iya elo! Sini bentar!"

Tampak Zahra menyuruh temannya pergi terlebih dahulu sebelum duduk di hadapan Bachtiar yang sebelumnya diduduki Zakiy namun sekarang lelaki itu entah kemana

"Apaan ka? Saya mau makan. Capek tau hari pertama ospek"

"yaudah makan sini aja" balas Bachtiar yang dibalas tatapan aneh dari Zahra

"gue mau lo jelasin maksud omongan lo tentang Mira kemarin"

"yang mana?"

"yang lo nyebut-nyebut trauma itu" setelah kalimat ini meluncur dari mulut Bachtiar, aktifitas Zahra yang hendak menyuap siomaynya pun terhenti

"Masa lo gatau? Kan lo sepupunya"

"Ya gue emang sepupunya tapi bukan berarti gue tau segalanya kan? Dia aja ga cerita apa apa, yang gue tau malah dia suka banget bawa mobil kebut-kebutan"

Zahra mendesah sebelum mengotak atik ponselnya, meninggalkan lelaki di hadapannya dengan tanda tanya besar

"Lo pernah denger berita ini ga?" ucap Zahra sembari memberikan ponselnya pada Bachtiar

Bachtiar membaca sebuah artikel kecelakaan yang tak pernah ia dengar sebelumnya "Mana gue tau, lagian ini kan udah beberapa bulan yang lalu. Emang apa hubungannya sama Mira?"

"Mira ada di dalam mobil itu"

"..." Bachtiar terdiam tak percaya dan matanya bergerak dengan cepat membaca tiap kata yang tertulis di artikel tersebut

"T-terus itu korban meninggal....?" Tanya Bachtiar

"Sahabatnya Mira meninggal di tempat. Waktu itu Mira yang bawa mobil"

Bachtiar terdiam beberapa detik sebelum ia tertawa sumbang "Ah sok tahu lo! Bohong kan lo?!"

"Ishhh... Gue saksi hidup mereka. Kak!! Gue lihat dengan mata kepala gue sendiri ban mobil Alfa meledak sebelum Mira banting setir ke pembatas jalan!" Bentak Zahra cukup keras hingga terdengar ke telinga Zakiy yang baru saja kembali dengan minuman di tangannya. Lelaki itu membatalkan niatnya untuk menghampiri Bachtiar dan memilih untuk tetap diam di tempat

"Alfa itu orang yang paling Mira sayang diantara sahabatnya yang lain. Lo bayangin gimana rasanya jadi Mira.. Mira yang selamat sementara orang yang dia sayang meninggal di tangan dia. Wajar kan kalau dia gamau nyentuh setir mobil lagi?"

Awal dan Akhir | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang