4

5 0 0
                                    

"Sejujurnya tangan gue gatel pengen ninju lo habis habisan, kak. Tapi gue juga berterimakasih lo udah langsung ngasihtau gue tentang Mira" ucap Bachtiar pada Zakiy di ruang tunggu klinik. Mereka membiarkan Mira beristirahat lagi sebelum memulai aktifitas

"Santai aja"

"Eh tapi gue masih gangerti kenapa Mira nekat makan coklat. Kenapa ga bilang aja kalau dia alergi?"

"Katanya sih dia udah coba bilang, tapi malah di-gas sama komdis, dikiranya Mira mau ngotot ke si komdis. Ya mau ga mau dia makan dengan pelototan komdis di depan dia"

Seketika Bachtiar menepuk keningnya "Yaampun komdis taik.. Apaan coba, sok galak segala nyawa orang dikira mainan apa ya?"

"Ntar pas briefing gua bilang deh"

"Bagus lah.. Tenang gue jadinya"

"Terus Mira mau balik acara atau pulang sama lo?"

"Guesih pengennya dia ikut ke rumah gue biar dirawat sama nyokap gue aja.. Tapi ya lo tau lah Mira kayak apa orangnya"

"Mana gua tau, Yar"

"Gue balik ke acara aja" ucap sebuah suara dari balik tirai bilik yang tidak lain adalah objek pembicaraan mereka; Mira

"Lo serius Mir? Kerumah gue aja yuk?"

"Engga ah, daripada gue ngulang tahun depan"

Zakiy menggaruk kepalanya yang tak gatal "selama ada surat dari dokter sih, lo gaakan disuruh ngulang. Toh besok lo bisa ikut kan?"

"Kak.." kedua bola mata Mira mendelik dari balik kacamatanya pada Zakiy

"Apa lo, mau nyolot?" Balasnya pada Mira dan gadis itu malah berdecak

"Yaudah gimana maunya Mira aja. Kak, gue titip Mira sama lo ya" desah Bachtiar dengan nada final

"Dih apaan? Emangnya gue barang dititipin segala" protes Mira dengan kesal

"Bacot amat lo Mir. Nurut kenapa" Bachtiar menggerutu sambil menyiapkan kunci mobilnya "gue balik ya! Baek-baek, jangan malu-maluin gue ya! Daaaaah~"

Bachtiar meninggalkan mereka yang entah mengapa enggan berinteraksi satu sama lain. Mira hanya diam memandangi Zakiy yang sibuk dengan walkie talkie di tangannya

Lelaki itu tampak segar dengan potongan barunya. Tidak sependek anak sekolahan, tapi setidaknya tidak menjuntai hingga ke pundak seperti dulu lagi. Sejak kapan dia potong rambut? Udah bosen jadi Wiro Sableng?

"Ngapain lo liatin gua?" Tegur Zakiy menatap langsung manik mata Mira

"Gue baru sadar, lo udah bosen jadi Wiro Sableng ya?" Mira yang tertangkap basah enggan menunjukan ekspresi salah tingkah dan malah mengeluarkan isi kepalanya

Zakiy mengerjap sesaat. Gadis didepannya membandingkan dirinya dengan Wiro Sableng. Segitunya gua sampe dibandingin sama Wiro Sableng?

"Lo masih mau disini aja atau ikut gua balik ke hall?" Tanya Zakiy seolah menganggap ucapan Mira hanyalah angin lalu

"Balik ke hall lah-eh tungguin gueee!!!" Teriak Mira saat Zakiy lebih dulu meninggalkannya. Kaki panjang Zakiy melangkah dengan lebar-lebar membuat Mira yang hanya setinggi pundak Zakiy harus berlari mengejarnya

Sesampainya di Hall, kedatangan Zakiy dan Mira sempat menarik perhatian panitia yang tengah berkumpul di depan pintu masuk. Zakiy menyuruh Mira kembali ke kelompoknya sementara lelaki itu harus meluruskan sesuatu

"Chan" Zakiy menepuk pundak lelaki yang berdiri membelakanginya "Maba regu lo yang namanya Mira itu alergi coklat. Kemarin kebetulan ada elo, tadi lo kemana? Tadi dia terpaksa makan roti coklat gara-gara diteriakin komdis"

Awal dan Akhir | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang