Introduction
Dari semua benda yang ada di dalam semesta, langit tetap menjaga keberadaannya. Matahari tenggelam, bulan hilang saat siang datang, bintang kehilangan cahaya ketika langit terang tapi langit tetap ada disana. Tak bergeming. Tidak hilang. Birunya pada saat siang begitu menakjubkan, hujan yang turun darinya menggetarkan, gelapnya saat malam meneduhkan. Langit seperti itu. Bahkan ombak yang menghampiri bibir pantai saja selalu berganti, angin yang berhembus tak selalu sama, awan datang lalu menghilang. Langit ada diatas sana, dipuja penduduk bumi karena birunya, ditatap penuh takjub karena terangnya, langit itu memiliki dunianya sendiri.
Dunia dengan matahari
Dunia dengan para bintang
Untuk gadis bumi biasa yang mencintainya harus berusaha keras, berjuang untuk sebuah keberadaan, berharap barangkali sang langit di atas sana menemukannya.
Bukan salah jarak.
Gadis bumi tidak mungkin berani keluar dari persembunyiannya karena biru langit menaungi bumi bukan menemukan keberadaannya.
Kiona mencintai langit malam, karena tidak berani memuja biru langit kala siang.***
Langit.
Tinggi, indah, teduh, dipuji. Altair menyukainya, altair menganggumi langit di atas sana. Baginya, langit tidak akan pernah runtuh. Langit tidak akan pernah getar. Langit selalu disana, diatas sana, di ketinggian itu tanpa pernah berniat turun. Altair mengaggumi birunya yang membuat semua penduduk bumi terkesima, warna langit membekas, khas. Dirinya ingin menjadi langit.
Tapi Altair lupa, Biru langit tidak pernah seindah itu jika bukan matahari yang menyinarinya. Langit tidak akan dipuji penduduk bumi kalau bukan matahari yang memerikannya kesempatan.
“Hal paling menyebalkan dari berusaha adalah saat usaha lo tidak punya efek apa-apa.”
Selamat datang di Sang Langit. Mari mengenal para penduduk bumi yang membentuk kisah ini.
Kiona Dea Erlangga, Kio – 20, Mahasiswi jurusan sastra
Gue suka langit malam, gelapnya membuat gue tidak takut untuk menatap, gelapnya membuat gue merasa menjadi satu-satunya yang melihat ke arahnya dan dia mungkin menemukan gue sebagai satu-satunya yang melihat kearahnya saat itu.
Tempat kesukaan : balkon kamarAltair Putra Angkasa, Al — 21,
Gue mengejar mimpi untuk menempati tempat tertinggi, menjadi yang dipuji karena prestasi, membuat penduduk bumi bahagia dengan nyanyian gue sendiri, seni menurut gue adalah seni yang membuat orang lain bahagia. Makanya gue suka biru langit saat siang, menakjubkan. Penduduk bumi mencintainya.
Tempat kesukaan : studio kecil dirumahZavian Re Zana, Vian - 21,
Bintang selalu jatuh hanya untuk membuat penduduk bumi berpikir bahwa harapan masih bisa diwujudkan dengan kerja keras. Gue menjadi seseorang yang diharapkan dapat menjadi apa yang orang tua gue inginkan. Tak bisa mengelak, tanggung jawab itu beresiko termasuk bayarannya adalah lo harus kubur dalam-dalam ekspetasi lo.
Tempat kesukaan : rooftop kampus
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Langit
FanfictionAda yang pernah tanya "kenapa suka mandang langit malam? Cuma ada bintang doang, kenapa gak suka mandang langit saat siang? Warnanya cantik terus terang" Kiona menjawab "karena saat memandang langit malam bersama gelap, aku bisa merasa dekat tanpa...