ENAM BELAS (b)

864 70 46
                                    

Athaya benar-benar tak bisa memprediksi hidupnya. Semuanya jauh dari yang dibayangkannya. Setelah kejadian itu, Athaya tak berminat untuk kembali ke kelas lagi. Tanpa kehadiran Elgra tentunya. Hatinya hancur saat melihat Elgra sudah dalam keadaan babak belur dan tidak sadarkan diri di hadapannya.

Kini Athaya sedang menunggu orangtuanya dan Om Ervan datang ke sekolah. Kabar terakhir yang didengarnya tentang Rayyan adalah cowok itu dibawa ke ruang Bimbingan Konseling dan telah dikembalikan kepada orangtuanya.

Mengenai peristiwa yang dialami Athaya dan Elgra ini langsung menyebar luas ketika salah satu anggota futsal melihat Athaya berlari bersama Pak Rizal, selaku kepala sekolah SMA Galaksi, Miss Angela, dan beberapa guru ke arah gudang.

Dan ternyata cengkraman Rayyan di tangannya itu meninggalkan bekas. Terdapat pula luka goresan di tangan kiri akibat jatuh tersungkur. Athaya dan Elgra pun segera mendapat pertolongan pertama di UKS. Sementara suster mengobati Athaya, Elgra ditangani oleh seorang dokter.

Nayla datang ke UKS ketika kabar tersebut sampai ke telinganya. Dia datang beberapa saat ketika Athaya tengah berbaring sambil menatap Elgra yang juga berbaring di brankar sebelahnya. Dia langsung memeluk Athaya. "Tha, maaf gue baru denger."

"Nay, gue enggak mau kehilangan Elgra. Elgra segala-galanya buat gue. Ini semua salah gue, Nay." Athaya berbicara sambil tetap melihat Elgra. Suaranya serak karena terlalu lama menangis.

"Ssshhh, tenang ya, Tha." Diusapnya tangan kiri Athaya yang diperban. "Lo harus kuat. Eh, gue bilangin, ya. Elgra itu bertahan karena lo, Tha."

"Hm?" Athaya menoleh.

"Dia bilang sama gue waktu lo nyuekin dia."

"Nay, harusnya gue dengerin kalian. Gara-gara gue, semuanya kacau. Vega ninggalin kita dan Elgra ...."

Nayla mencium telapak tangan Athaya, lalu mengusap-usapnya. "Ada gue di sini, Tha. Gue enggak bakal ninggalin lo. Meski waktu itu kita pernah bermasalah, tapi clear, kan?"

Athaya berkedip.

"Gue yakin masalah Vega juga akan segera clear."

***

Orangtua Athaya tiba empat puluh lima menit kemudian. Mereka diantar oleh Pak Rizal untuk menemui anaknya di UKS. Nayla berpindah tempat ketika melihat siapa yang datang.

Tante Hera terlihat masih dengan setelan kerjanya langsung berlari memeluk Athaya. "Athaya." Dikecupnya seluruh wajahnya, "Kenapa bisa begini, Sayang?"

Om Rangga duduk dekat kaki puterinya. Beliau mengelus kedua kaki Athaya yang tertutup selimut.

Athaya menggeleng. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah Elgra. "Tolong Elgra, Bunda. Sembuhin dia." Mata sembabnya menangis lagi.

Tante Hera tersenyum dan mengangguk. Beliau berpindah tempat menuju brankar Elgra yang ada di sisi kanan Athaya. Dia memeriksa kondisi Elgra beberapa saat, lalu melihat puterinya. "Elgra akan baik-baik aja, Sayang."

Tak lama setelah itu, Om Ervan pun datang. Beliau sendiri tidak kalah khawatirnya karena mendengar anak semata wayangnya itu mengalami hal yang tidak pernah dibayangkan olehnya.

"Om, maafin aku. Aku yang salah. Gara-gara Elgra nolongin aku, dia jadi begini. Aku bakal ngelakuin apa pun buat Elgra asal dia bisa sembuh lagi."

"Berarti lo harus jadi perawat gue sampai tahun baru nanti."

Selain Athaya, perhatian yang lain pun teralih kepada Elgra.

"Kapan lo bangun, El?" tanya Athaya sambil mengusap air matanya.

Om Ervan membantu Elgra membenarkan posisi menjadi duduk. Elgra memegang kepalanya yang terasa sakit. "Sejak lo ngomong sepanjang itu ke Papa. Aduh, Tha. Kenapa lo berisik banget, ya?"

Semula Athaya cemberut, tapi berubah menjadi senyum ketika Elgra turun dari tempatnya dan menyentuh keningnya.

"Udah, Tha. Jangan cemberut gitu. Jelek tahu!" Elgra beralih kepada Om Ervan. "Pulang yuk, Pa. Aku laper." []


^_^

Bagaimana akhir kisah mereka?

Next part, ya! 

Btw, ada permintaan untuk bikin sequel cerita ini. Jadi nanti aku akan memikirkannya. 

Dan tentunya kamu harus bantu aku. Iya, kamu! :')

Ngapain? Entar aku kasih tahu.

Siap? Tapi kamu harus baca cerita ini sampai tamat, ya... ^^


Love,

Aya   

Athaya & Elgra [TERBIT GRASINDO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang