Nine

225 41 4
                                    

Hazel membanting dirinya di sofa saat dirinya sampai di kantor. Zayn pun melakukan hal yang sama. Mereka berdua lelah karena tenaganya telah terkuras akibat latihan di O2 Arena.

Ya. Dua minggu lagi, One Direction akan mengadakan konser di O2 Arena. Tapi, informasi mengenai hal tersebut belum disebarluaskan, bahkan penghuni University of 1D pun tak satupun yang mengetahuinya.

Hal tersebut dikarenakan pihak dari manajemen ingin membuat kejutan. Sebenarnya, ide itu milik Niall dan Harry. Entah kenapa mereka berdua bisa memiliki ide yang sama? Atau jangan-jangan mereka sudah merencanakannya tanpa memberitahukan yang lain? Hanya Niall dan Harry saja yang tahu.

"Zay?"

"Yes, Love?"

Hazel berbalik sehingga dirinya menghadap ke Zayn. Sepertinya ia ingin bicara sesuatu yang penting. "Aku punya ide."

"Ide apa?"

Hazel pun menjelaskan idenya kepada Zayn. Zayn yang mendengar sebenarnya lebih memperhatikan wajah Hazel yang tetap menjadi favoritnya. Namun, Hazel menyadari bahwa Zayn tidak memperhatikan ucapannya.

"Zay! Kau mendengarkanku atau tidak, sih?" Hazel kesal lalu berbalik membelakangi Zayn.

Tangan Zayn kemudian menarik Hazel dan membawanya kembali berbalik menghadap ke arahnya. "Aku dengar. Ke Hawaii, kan? Setelah konser? Bersama directioners di sini?"

"Tapi, apakah itu dibolehkan oleh manajemen?" tanya Hazel kurang yakin.

"Kalau menurutku, itu dibolehkan. Hanya saja kita harus menyesuaikan jadwal. Kau tahu kan jadwal kita sedikit padat setelah agenda university ini ada?" jelas Zayn.

"Iya, aku tahu. Tapi, aku sudah tidak sabar ke sana."

"Yah. Rencana itu saja belum disepakati, kau main tidak sabaran saja. Bagaimana kalau kita berdua saja yang pergi? Kan lebih enak?" Zayn menggerlingkan matanya membuat Hazel mengusap wajah tampan Zayn.

"Ramai-ramai lebih seru. Lagian, rencanaku bersama mereka semua."

"Sudahlah. Tidak usah dipikirkan dulu. Sini peluk." Zayn mendekatkan dirinya pada Hazel dan memeluk gadis itu.

Karena kelelehan, mereka pun terlelap dalam tidurnya dengan posisi pelukan. Tak lama, Harry dan Louis masuk ke kantor sehingga mereka punya kesempatan untuk memotret momen Zayn dan Hazel. Bahkan, foto dua sejoli dengan posisi tersebut sudah banyak tersebar di media sosial akibat ulah teman-temannya.

"Yes! We got it, Harry!"

"Shh. Don't screaming, Lou! You wake them up!"

***

"Well, itulah permainan gitar dari Kanya. Permainan yang sangat bagus, Kanya! Baiklah, karena Kanya sudah tampil maka kelas kita akan berakhir sampai di sini. Jangan lupa, minggu depan kita ujian, jadi persiapkan diri kalian."

Niall mengakhiri kelasnya lalu meraih gitar kesayangannya dan meninggalkan kelasnya. Saat ia hendak masuk ke kantor, mata Niall menangkap Zasya yang sedang berbicara dengan Liam. Terlihat juga ketika Liam memberikan kunci mobil kepada Zasya. Mungkinkah Liam menyuruh Zasya ke suatu tempat? Niall menggelengkan kepalanya berusaha tidak memikirkan Zasya.

Sejujurnya, ia takut menyukai seseorang lagi. Tapi di luar kesadaran kita perasaan suka itu bisa saja muncul. Seperti sekarang ini, tanpa Niall sadar perasaan itu muncul untuk seseorang yang baru dikenalnya.

Niall kembali mengingat Nadine. Gadis yang dikiranya polos yang telah mencuri hatinya saat itu. Niall benar-benar menyayangi bahkan mencintai gadis itu. Tapi, Nadine malah merusak semuanya. Mengingat hal itu membuat Niall merasa sangat sesak. Bukan karena ia belum melupakan Nadine, hanya saja hatinya sakit sekali ketika disakiti seperti itu. Dengan mengingat hal itu juga membuat Niall semakin merasa bersalah pada Hazel.

Book 2: University of 1DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang