"MINATOZAKI SANAAA!"Seorang wanita paruh baya yang mengajar kelas 10 IPA 2 itu biasa dipanggil Bu Cin alias Bu Cindy. Kini seluruh wajahnya memerah menatap murid kesayangan-nya yang sedang mendengkur halus di dalam lipatan tangannya.
"ADUUH! SIAPA SIH YANG GANGGU TIDUR SIANG GUE?!"
Cewek dengan nama lengkap Minatozaki Sana itu menampilkan wajah cantiknya yang dari tadi tenggelam dilipatan tangannya. Matanya mengerjap beberapa kali, kemudian menatap sekitarnya.
Sial, dia masih ada di dalam kelas.
Keringat dingin langsung keluar melalui pelipis Sana ketika ia mendengar sebuah suara yang seperti akan menghantarkan nya pada kematian, "tidur siang ya, Sana."
Sana menatap wali kelasnya sambil tersenyum kikuk.
"Bu, kayaknya saya harus keluar kelas deh." Sana berkata dengan tampang polosnya.
"KAMU EMANG HARUS KELUAR KELAS! SEKARANG!!" Bu Cin lagi-lagi berteriak membuat beberapa menutup kedua telinga mereka.
Dengan gerakan cepat, Sana memasukkan alat tulis yang ada di atas meja nya. Kemudian ia ngibrit keluar kelas tak lupa membawa tas sekolahnya, dan itu membuat Bu Cin kembali tersulut emosi.
"TARUH KEMBALI TAS-MU SANAA!!"
Sedangkan sang pemilik nama hanya cekikikan sambil berlari menuju kantin. Suasana hatinya sedang jelek karena sebuah alasan yang tidak ingin di beritahukan nya kepada siapapun, tapi kini sedikit membaik setelah berhasil membuat kesal wali kelas keyangannya, yaitu Bu Cin.
Biasanya saat suasana hatinya sedang jelek, Sana akan makan bakso ditempat Mang Yuda, salah satu penjual makanan di kantin SMA Bhakti Mulia.
Langkah kaki Sana berhenti ketika mata bulatnya menangkap dua orang dengan genre yang berbeda tengah duduk berduaan sambil makan bakso.
Sana mengerlingkan matanya, dia hapal betul siapa 2 orang yang sedang makan sambil ngobrol di depannya, "pantes aja satu bangku dikelas kosong. Gak tau nya penghuni bangku kosong itu ada disini, toh."
Beberapa langkah didepan Sana, kedua orang itu menoleh bersamaan. Kemudian cewek dengan paras cantik di depannya tertawa kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
Sana memutar bola matanya, kemudian bersedekap. "Katanya ke toilet, tapi malah pacaran di kantin."
"Eh, Sana. Hehehe, seriusan gue dari toilet, kok, ga sengaja aja ketemu Mpi."
"Betul tuh kata sahabat lo."
Mata Sana menyipit, mencari siluet kebohongan dimata keduanya. Namun sepertinya mereka berbicara jujur.
"Terserah. Tzuyu, lo temenin gue makan yaa ..." Sana menatap penuh mohon agar sahabat baiknya itu menemani.
"Sip. Mpi, lo balik duluan aja."
Kim Taehyung, cowok yang menurut Sana aneh yang sialnya menjadi pacar dari sahabat satu-satunya, yaitu Tzuyu. Taehyung yang sering dipanggil V mengangguk kecil, kemudian berkata pada Raya yang membuat Sana jijik. "Yaudah gue duluan, San. Sampai nanti malam sayang."
"iya."
"Oke, yang. Jangan lupa jemput aku, lho!"
Sana mendelik tak suka kepada Tzuyu. Sejak kapan cewek disamping nya jadi manja begini. Tzuyu yang merasa di pandangi pun sekarang mengalihkan pandangan nya dari punggung V yang semakin jauh, dia menatap Sana bingung. "Kenapa?"
"Gue jadi ga laper denger panggilan sayang-sayangan lo ke V."
Tzuyu berdecak, "ah, lo, bilang aja iri. Makanya cari pacar dong! Kek jomblo aja sendirian di pojokan lagi."
Sana tak menggubris ucapan Tzuyu, tanpa minat mendengar, Sana memesan semangkok bakso kepada Mang Yuda.
"Mang! Bakso satu yaa ..."
"Siap atuh, buat neng Sana mah"
"Ah, bisa aja mamang. Bening ya, baksonya aja, tapi jangan lupa kasih kuah."
"Sip neng, tunggu bentar ya ..."
"Oke."
Mang Yuda memang sudah tidak heran lagi dengan Sana. Sudah kapok dia menolak pesanan Sana ketika jam pelajaran, karena ia ingat betul ketika dulu tidak melayani pesanan Sana yang sedang bolos jam belajar, gadis jahil itu dengan sengaja memasukkan sebungkus micin ke dalam kuah bakso di gerobak nya yang membuat tidak ada satupun siswa yang membeli bakso buatan nya selama jam istirahat.
"Kan biar kayak anak jaman now gitu makan nya dibanyakin micin, gimana si mang, kudet banget."
Mang Yuda hanya menggelengkan kepalanya mengingat perkataan Sana kala itu. Sekarang gadis itu tengah memakan bakso buatan nya dengan lahap setelah Mang Yuda berikan pesanan cewek tersebut.
Setelah habis memakan semangkok penuh yang tadi di pesan nya, dengan suasana hati yang kembali membaik, Sana pergi menuju kelasnya setelah membayar pesanan nya kepada Mang Yuda.
***
Langkah kaki serta seluruh tubuh Sana berhenti dengan refleks saat mendengar namanya di panggil dengan lantang oleh sebuah suara yang amat dikenalinya, Pak Hali, guru BK nya.
"Sana!"
Sana mengumpat dalam hati, kemudian dengan cepat memasang wajah innocent kemudian menunjuk ke arah lapangan yang terlihat luas dari koridor, "pak, pak! Ada yang manggil, tuh, di tengah lapangan."
Pak Hali, yang kerap dipanggil Pak Ha oleh murid-murid di sekolah ini hampir saja terkecoh dengan tipu daya Hana. Namun tepukan di pundaknya membuat nya kembali sadar bahwa murid 'kesayangan' nya sedang mencoba untuk kabur.
"Kamu tidak bisa menipu saya, Sana." suara berat Pak Hali membuat Sana yang sudah membalikkan tubuhnya kembali beku.
Sana bingung, biasanya guru-guru akan sangat mudah ditipunya ketika hendak kabur, tapi kenapa pak Hali tidak? Itu membuat Sana berputar kembali 180° menghadap guru BK nya yang ternyata sedang bersama dengan seorang laki-laki dengan wajah triplek dan sorot mata tajam.
Pandangan cowok itu tampak meremehkan ketika melihat aksi kabur nya gagal, Sana mendecih sebal sambil memutar kedua bola mata cokelat madu miliknya.
Sana mengenal persis siapa cowok disamping guru BK tersebut, dia adalah anak pemilik sekolah, Ke on Jungkook, Jungkook lebih tepatnya. Cowok yang identik dengan sifat dingin nya yang entah diturunkan oleh siapa, setau Sana Tuan Jeon adem ayem saja.
Selain dingin , Jungkook juga terkenal cuek terhadap orang lain apalagi yang namanya perempuan. Cowok tampan dengan tinggi ideal itu mulai menarik keatas satu sudut bibir nya yang membentuk sebuah seringai kecil.
Mungkin jika Sana tidak sedang dalam mode marah, dia akan klepek-klepek layaknya ikan yang ada di darat saat melihat seringai yang menambah pesona seorang Jungkook hampir 100% sempurna, Ah, Jungkook juga termasuk cowok most wanted putra di sekolah. Sedangkan gelar most wanted putri dipegang oleh sahabatnya sendiri, Tzuyu.
"Terima kasih, ya, Jungkook sudah memberitahu kan sikap Sana ke saya. Sekarang kamu boleh kembali ke kelas." perkataan yang terlontar dari mulut Pak Hali membuat mata bulat Sana memelotot lucu beberapa detik.
Sepertinya Sana harus buat perhitungan dengan cowok basket itu.
Jungkook mengangguk pelan dan jalan menuju ke arah Sana berdiri, ketika langkah nya semakin dekat, Jungkook membisikkan sebuah kalimat yang membuat Sana benar-benar kesal setengah mati.
"Gue tunggu balasan dari lo."
Bersambung...
A/n: muehe, balik lagi sama saia :v
Dicerita kali ini saya bakal pake beberapa member grup korea, tapi lokasi dan bicaranya Indonesia kok^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Good VS Mrs Bad
Ficção Adolescente[SLOW UPDATE] Cewek satu ini dikenal dengan sifat bad girl yang dilapisi sebuah kepolosan. Minatozaki Sana, yang kerap dikenal dengan nama Sana ini adalah primadona sekolah sekaligus biang onar. Walau begitu, Sana juga termasuk anak yang memiliki...