"Harusnya saat itu kita mengerti"
-Aradanta-"Dear, kamu kok diam aja sih?" tanya Maudy sambil menyuapkan makanannya ke mulut.
"Apa sih lo, gua bukan pacar lo" respon Reza dingin.
Maudy hanya mengulum senyum, "Bukan karena bukan, Za tapi belum!" seru Maudy sambil menampilkan deretan gigi putihnya.
"Serah lo"
"Woy za?"
Reza menoleh mencari sumber suara yang meneriaki namanya diikuti oleh Maudy.
"Lo berdua? Pada ngapain?" tanya Reza pada Bagas dan Kelvin.
"Ada perlu" jawab Kelvin yang hanya dijawab dengan anggukan Reza.
"Siapa, Za?" tanya Kelvin, kepo.
"Bukan sia-"
Belum sempat Reza menjawab, Maudy sudah duluan menjawabnya, "Calon pacar Reza" jawab Maudy dengan percaya diri.
Bagas dan Kelvin saling tatap. Ada apa?
"Eh, Bagas?!" seru Maudy, antusias.
"Yoi, Dy" jawab Bagas.
Kelvin yang tidak tahu menahu apa yang sedang terjadi seketika menjadi obat nyamuk disini.
"Kenalin, Vin. Ini Maudy. Dy, kenalin ini Kelvin"
"Oh, salam kenal Kelvin!" Maudy mengulurkan tangannya.
"Iya mbak sama-sama" jawab Kelvin enteng, sambil menyambut uluran tangan Maudy.
"Mbak?" Maudy menaikkan satu alisnya, pertanda tidak suka dengan perkataan Kelvin.
"Jadi apa dong? Sayang gitu?" jawab Kelvin, enteng.
Bagas menyikut lengan Kelvin, sadar kalau Kelvin sudah melewati batas. Ia tidak tahu saja bagaimana seramnya Maudy kalau sudah marah.
"Hahaha, nggak deh! Makasih!" jawab Maudy, mengerucutkan bibirnya.
"Lo baru dateng, Dy?" tanya Bagas.
"Iya, secara gua kangen sama kalian, khususnya Reza!" Maudy mengerlingkan matanya.
Bagas tahu, gadis itu masih mencintai Reza.
"Oke, deh. Kita duluan ya" pamit Bagas pada Reza dan Maudy, sambil menarik baju Kelvin agar temannya itu mengikutinya.
***
"Ra, sebelum sampe rumah, lo mau singgah kemana?" teriak Danta dari dalam helm. Mereka sedang dalam perjalanan pulang.
"Ga usah deh kak, gue mau cepetan sampe rumah.." teriak Ara tak kalah kencang.
"Oke"
Danta mempercepat laju sepeda motornya.
***
Perkarangan Rumah Ara.Ara menyerahkan helm yang dipakainya pada Danta.
"Makasih ya, kak. Ngerepotin mulu gue"
"Ah, gak apa-apa kali"
"Hehe.."
"Gue pamit ya"
"Kak.."
"Ya, Ra?" jawab Danta.
"Besok, gak usah jemput gue" ucap Ara.
"Kenapa? Kan gue yang mau" jawab Danta.
"Eh, bukan gitu.. Besok gue ada acara, jadi izin ke sekolahnya" terang Ara.
"Oh.." Danta ber-oh-ria dan menganggukkan kepalanya.
"Oke, deh. Gue pamit ya, Ra.."
"Iya, kak.. Makasi, ya"
Danta tersenyum dan melambaikan tangannya.
***
Pesan masuk.Ara segera mengecek isi pesan itu.
Besok check up pukul 10.00 WIB.
Ara tersenyum simpul dan menaruhkan handphonenya di atas meja belajarnya.
-Aradanta on going.
![](https://img.wattpad.com/cover/149833275-288-k83999.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARADANTA
Teen FictionARADANTA menceritakan bagaimana cinta itu berproses dimulai dari dia yang kau yakini menjadi satu-satunya, dan kau yang sebenarnya menjadi prioritas utama bagi oranglain. Takdir bekerja, kita berusaha dan berdoa, Tuhan yang menentukan. "Kita menjem...