10

24 4 0
                                    

"Jangan menghilang tiba-tiba.
Mencari dalam panik bukanlah hal menyenangkan untuk dilakukan, sayang"


10 Hari Kemudian.

"Hah!", Danta membanting topinya keras ke atas meja. Wajahnya tampak kusut. Binar matanya menyiratkan kekhawatiran.

"Lo pada tau gak Ara kemana? Udah 10 hari dia absen sekolah!", Danta mengacak rambutnya sedangkan matanya masih sibuk melihat layar ponsel.

Teman-temannya saling bertatapan. Bingung melihat situasi yang begitu asing ini. Menyaksikan seorang Wira Adanta terlihat kusut (lagi) demi seorang gadis yang bernama Ara.

"Chat, kek", Rizky membuka suara. Akhirnya si introvert itu memiliki empati juga.

"Udah, tapi gak aktif", Danta mengacak rambutnya, sebal.

Reza yang mulai paham dengan situasi ini mencoba mengirim pesan ke gadis itu. Namun ia urungkan saat teringat permintaan gadis itu 10 hari yang lalu agar tak mengurusi hidupnya lagi.

Di lain sisi, Bagas hanya menghela nafas sepelan mungkin melihat situasi seperti ini. Lagi-lagi ia tak tahu harus melakukan apa. Sedangkan Kelvin lebih memilih menyantap Mie So Aspalela buatan mpok Isabella yang selalu di hati.

"Hey", sebuah tangan melingkar di leher Danta. Danta terkejut bukan main dan refleks mencegah pelukan itu.

Ya, siapa lagi kalau bukan ulah Karina; si mantan.

"Idih.." Bagas yang melihat kelakuan Karina yang tidak pantas itu hanya memasang tatapan jijik.

"Mau apa lo?", Danta bertanya dingin padanya tanpa berniat menatap lawan bicaranya itu.

Karina tersenyum. Senyum licik yang selalu ia sembunyikan dalam senyum termanisnya.

"Rindu kamu", jawab Karina dengan suara yang sangat lembut dan manja. Benar-benar berakting sebaik mungkin.

Keempat orang itu sangat paham dengan sifat Karina.

Cih. Danta tak habis pikir dengan dirinya sendiri yang pernah menjalin asmara yang sangat lama dengan gadis licik sepertinya.

"Kenapa lo datang? Selingkuhan yang selama ini lo bela kemana?"

Gadis itu tersenyum senang. Wira masih memiliki perasaan padanya? Apakah ia cemburu?

"Ah, Wira. Lo masih aja cemburuan ya?", Karina merubah posisinya menjadi duduk di sebelah Danta. Memeluk lengannya.

"Apa, sih! Jijik tau gak!" Danta pertama kalinya membentak gadis itu. Gadis yang ketiga temannya tahu kalau Danta pernah dengan sangat mencintai gadis itu.

Tak hanya ketiganya, juga semua orang yang berada di dalam kantin menoleh ke arah sumber suara mendapati Danta yang membentak seseorang. Dan itu adalah sang mantan. Padahal teman-teman seangkatannya mengira hubungan keduanya bakalan awet namun tiba-tiba saja berakhir.

Danta bangkit dari duduknya. Menatap gadis itu sangat dalam. Ia benar-benar masih sadar pernah sangat mencintai gadis ini.

Karina yang selama ini sangat mengenal Danta begitu shocked mengetahui bahwa Danta mampu mengasari dirinya seperti itu.

"Sial", umpatnya lebih kepada keadaan yang membuatnya malu dibentak seperti tadi.

"Maaf. Dan maaf", ucap Danta pelan dan segera keluar dari kantin. Disusul teman-temannya.

Karina merasakan perasaan yang hambar sejauh punggung Danta yang mulai menghilang.

Maaf dan maaf?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARADANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang