~•●•~
"Akan ada orang yang menyesal karena mengaku sanggup kehilangan."
-Fakhri Gentamas-
~•●•~
Seorang gadis mungil meraih sebuah buku dari rak perpustakaan. Ia membalik lembaran demi lembaran dengan gusar, entah apa yang ia cari. Gadis itu mengambil tiga buku dengan judul yang berbeda dan melakukan hal yang sama berulang-ulang kali. Ia pun tidak sadar kalau ada seorang laki-laki yang sedang mengamatinya dari kejauhan. Gadis itu masih fokus dengan buku-buku dipangkuannya sembari menggaruk-garukan kepala tanda kebingungan. Sesekali gadis itu melemaskan tubuhnya, menekuk kakinya lalu ia luruskan lagi kemudian kembali menekuknya. Ia hanya ingin mencari kenyamanan saat membaca. Ketika frustasi melanda, ia mengetukan salah satu buku ke dahinya. Berharap ilmu yang terkandung dalam buku itu dapat tersalurkan sampai ke otaknya.
Gadis itu bernama Zanissa Andraella. Semua orang memanggilnya Zanis atau Zanzan. Zanissa si gadis manja yang mudah membuat semua orang memberikan perhatian dan kasih sayang. Gadis berumur 18 tahun itu berkuliah di salah satu Universitas swasta di Jakarta. Ia mengambil jurusan kimia murni dan kini ia sudah semester 4, tapi tingkahnya masih seperti anak kecil.
"Laporan praktikum? Bagaimama ini? Oh ya ampun Zanzan... Semua ini gara-gara Gentamas. Dia harus bertanggung jawab." Ujarnya sambil meringis
Seorang laki-laki berkemeja marun yang sedari tadi memperhatikannya dari kejauhan, menghampiri gadis yang tampak frustasi itu. Ia berjongkok menyamai posisi Zanissa. Zanissa yang sadar akan kedatangan seseorang di dekatnya pun menoleh. Ia melirik sinis laki-laki yang berjongkok disebelahnya.
"Apa lihat-lihat?!" Ujar Zanissa
"Jadi perempuan jangan galak-galak, cepet tua, nanti hipertensi, diabetes, punya penyakit jantung, terus cepet is dead." Zanissa memukul lengan laki-laki itu dengan buku tebal.
"Berisik! Kamu enggak perlu kasih informasi apapun."
"Ini buat kebaikan lo juga. Kalo judes, galak, kan nanti gak ada yang mau deketin." Fakhri mengambil salah satu buku yang tertata rapi di rak kayu.
"Oh jadi... semua laki-laki itu suka dengan perempuan yang lemah lembut." Zanissa melembutkan nada suaranya "Mungkin ini sebabnya tidak ada laki-laki yang mendekati aku."
Fakhri menjentikkan jarinya "Yaa Benar!"
"Kamu mau tau enggak?"
Fakhri menggeleng "Enggak."
"Kamu harus tau ini."
"Gue enggak mau tau."
"Ayolah Fakhri... semua ini gara-gara kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sun Rays [END]
General Fiction21 juli 2018 - 05 January 2020 "Panggil aku Sunrays..." mendengar suara yang berasal dari arah pintu, Zanissa menoleh. Ia mendapati Mevia yang semringah menatapnya. Mevia berjalan menuju Zanissa lalu bersandar pada dinding. "Aku... sinar yang menera...