~•●•~
Prosa malam
Menghikayatkan seorang putri
Melangkah tanpa cinta
Dengan segunung rasa kecil hati
Ragu untuk menoleh
Tak kuasa memandang bayangan sang pangeran
Tapi malam, melukiskan kyahalan sang putri dengan elok
Pendirian sang putri mulai goyah
Karena sang pangeran tidak lagi sama
Sang pangeran lebih cinta pada malam
Lantas, Sang putri harus kehilangan cahayanya
Siapa yang menyimpan cahaya itu?
Apakah pagi?
Ini prosa malam...
Haruskah meninggalkan malam untuk menjemput pagi?
-My Sunrays-
~•●•~
Setelah sampai diujung jalan Zanissa memutuskan menyeberang untuk mengambil jalan pintas. Baru tiga langkah Zanissa menyusuri jalan besar, ia justru terpelanting dan tersungkur di aspal lalu mengerang kesakitan. Badannya terasa remuk semua, Ia merasakan kaki kanannya tidak bisa digerakkan dan banyak darah yang mengalir dari pelipisnya.Pengemudi Ferrari Portofino yang telah menabrak Zanissa keluar dari mobil dengan panik.
Zanissa terlentang sambil memegang pahanya. Ia sadar kalau kaki kanannya patah. Ia tidak mau mengambil resiko dengan menggerakannya. Dengan tergesa-gesa, pengemudi itu mendekati Zanissa yang mematung.
"To...long... panggilkan ambulans." Ucap Zanissa dengan suara lirih pada pengemudi itu. Dengan sigap pengemudi itu langsung mengambil ponsel di kantong celananya dan menghubungi ambulans.
"Sa... Saya benar-benar minta maaf" ujar pengemudi itu.
"Minta maafnya nanti saja, aku sedang sekarat. Saat opname... aku bersumpah akan menghajarmu."
"Baiklah... tapi ini kesalahanmu, Kamu menyeberang dengan pandangan kosong, Nona."
"Kamu yang menabrak dan masih menyalahkan aku yang terluka?! Dasar laki-laki kurang ajar."
"Bagus" laki-laki itu mengangguk-anggukan kepala "Untuk pertama kalinya ada perempuan yang berkata kasar kepadaku." pengemudi itu berdiri dan mengotak-atik ponselnya.
"Mana ambulansnya?!"
"Sabar, Nona." ia melirik benda yang melingkari pergelangan tangannya "Sudah hampir pagi. Tapi tidak ada manusia lain di sekitar sini, sepi sekali..." Ujarnya lagi mengamati sekelilingnya.
"Apa kamu mencoba kabur dariku? Hah?!" Zanissa menyentuh pelipisnya yang sangat nyeri.
"Jangan berprasangka seperti itu, kamu ini sekarat tapi masih sempat berdebat. kalaupun saya ingin kabur... Mungkin setelah saya menabrakmu, saya akan langsung tancap gas."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sun Rays [END]
Ficción General21 juli 2018 - 05 January 2020 "Panggil aku Sunrays..." mendengar suara yang berasal dari arah pintu, Zanissa menoleh. Ia mendapati Mevia yang semringah menatapnya. Mevia berjalan menuju Zanissa lalu bersandar pada dinding. "Aku... sinar yang menera...