03

21 3 1
                                    

“cieeeeee jangan baper lo” goda ivah pada Edrea

“ihhh apaan sih lo mpo ipeh” Edrea tersenyum malu-malu sampil mendorong pelan tubuh ivah.

“jadi ada apa sepagi ini lo heboh banget?” selidik Edrea.

“si nave ngajakin balikan ke gue. Gue gak tau mesti seneng atau sedih” ivah menceritakan kepada Edrea dan duduk disampingnya.

“lo belum bisa move on dari dia?” selidik Edrea yang di jawab dengan gelengan ivah.

“ya kalo lo belum bisa move on dari dia terima aja”

“tapi gue takut dre, gimana kalo nave ngulangin kesalahannya yang sama? Kata orang balikan sama mantan itu mengulang kisah yang sama”

“Cuma ada dua pilihan peh, pertama lo terima dia dengan segala konsekuensi yang ada dan kedua lo tolak dia kalo emang lo bisa move on dari dia” tegas Edrea.

“gitu ya dre, tapi kalo gue terima nave lagi, lo nya gimana? Masa jomblo sendirian. Gue jadi ngerasa bersalah gitu, dari zaman SMA lo jomblo terus padahal lo tuh cantik, pinter, baik. Tapi kenapa yah lo masih jomblo ajah?” celoteh Ivah

“lo itu care sama gue atau ngehina gue sih? Tenang aja bentar lagi juga gue pacaran sama anak hukum!”

“jiaaahhh anak hukum dari hongkong?! Sama yang sesama anak seni ajah main kode-kodean terus” ledek Ivah

“ya kan siapa tau, jodoh kan tak terduga”

“jodoh tuh perlu di cari non, gak tiba-tiba dateng sendiri tanpa diundang kaya si Marvel”

“sembarangan lo gendut, lo pikir gue jalangkung datang tak diundang!”
suara maskulin milik Marvel pun mengejutkan Edrea dan Ivah.

“tuh kan bener dateng sendiri” jawab ivah sambil menunjuk Marvel

“tapi ngomong-ngomong ini kelas ko masih sepi aja yah dari tadi Cuma kita bertiga?” Edrea mengalihkan topik.

“iya sepi orang dosennya gak masuk. Tugas aja katanya, kita suruh buat pagelaran seni per kelompok. Satu kelompok terdiri dari tiga orang” jelas Marvel datar

“seriusan lo?” Ivah kaget

“duarius dut” jawab marvel.
Marvel duduk di sisi Edrea sambil menatap wajah Edrea ia berkata

“ Dre, kita sekelempok, sama si gendut juga tentunya” ujar Marvel ditambah senyum manisnya.

“iyaa...” jawab Edrea kikuk. Entah terlihat jelas atau tidak di mata Marvel Edrea menjawab dengan salah tingkah

“yahh sekelompok sama si kartun” nyirnyir Ivah

“yehh nama gue kaya film kartun juga super hero nih gue” Marvel membanggakan diri.

“Ivah, cabut yuk” ajak Edrea

“yah.. mau kemana dre?”

“ke perpus. Yuk vah” Edrea bangkit dari kursih nya dan berjalan keluar kelas di ikuti Ivah.

Sementara itu Marvel hanya bisa menghela nafas merasakan kecewa karena lagi-lagi Edrea menghindar darinya.
‘apa Edrea ilfil dan gak nyaman sama aku? Kenapa dia selalu ngehindar? Bahkan ketika ku menatap matanya, tak pernah sedikit pun dia menatap mataku. Sebenci itu kah kamu padaku Dre? Padahal aku hanya ingin jauh mengenalmu.’ Batin Marvel sambil menatap raga Edrea yang berjalan semakin jauh darinya.

Masih bagian awal, dimana Edrea dan Darren blm saling kenal

Promise to Our HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang