07

21 3 0
                                    

Edrea menghempaskan tubuhnya di ranjangnya yang empuk. Ia menghela nafas dan sejenak memejamkan matanya. Hari ini terasa melelahkan bagi Edrea. Waktu telah menunjukkan pukul 10 malam dan 1 jam yang lalu ia baru saja tiba di rumah. Setelah makan malam, Edrea pun memutuskan untuk langsung naik ke kamarnya. Tak ada yang Edrea inginkan selain bertemu dengan seperangkat alat tidurnya. Dan kini, mereka pun telah di persatukan bagaikan lem dan amplop.

Drrtttt drrrttttt

Ponsel Edrea pun bergetar ketika mata Edrea hampir saja terlelap. Edrea pun segera melihat notif apa yang masuk dalam ponsel nya. Sebuah sms dari nomor tak dikenal pun kemudian muncul.

+628527xxxxxx

Hai dre, udh tdr?

10.02 PM

Edrea pun membaca pesan tersebut. Nomor siapakah ini? Mungkinkan ini Marvel? Tebak Edrea dalam batinnya.

Edrea

Blm
Siapa y?

10.04 PM

Tak butuh waktu lama, nomor yang sama pun kembali mengiriminya pesan.

+628527xxxxxxx

Marvel
Besok otw jam brp dari rumah?

10.05 PM

Ya ampun, benar dugaan Edrea ini Marvel!!! Edrea pun merasa seperti ada kupu-kupu terbang dalam perutnya, kemudian tanpa sadar Edrea tersenyum sambil menggeliat-geliat bagai cacing kepanasan.

Edrea

Ohh kirain siapa hehehe..
Saya otw jam 8 dari rumah.

10.08 PM

Marvel

Emg lg nungguin chat siapa hayo?
Okeh, kalo udh dkt kmps kbrin aja y

10.10 PM

Edrea

Gak nungguin siapa2 sh, kan saya jomblo 😁

10.11 PM

Marvel

Ciee jomblo, sama dong aku juga 😅
Km lg apa dre?

10.15 PM

Sumpah ini beneran Marvel? Ko sekarang dia bahasanya 'aku-kamu' gini sih dan dia bilang dia jomblo? Yuhuuuu! Apa ini peluang buat aku? Batin Edrea. Kali ini ia tersenyum-senyum sambil memeluk gulingnya.

Edrea

Lg bernapas vel, sendirinya lg apa?

10.17 PM

Rasanya Edrea sungguh bahagia, ia bahkan telah lupa dengan rasa kantuk yang sempat menghinggapi matanya. Sambil menunggu balasan dari Marvel, Edrea membayangkan bagaimana jika nanti ia dan Marvel berpacaran. Yang pertama terbayang adalah wajah jengkel Via pasti akan selalu ia lihat setiap harinya. Belum juga 4 sekawan pasti akan lebih sering menyindirnya. Edrea berpikir mulai sekarang ia harus lebih menguatkan imannya agar tidak berdoa hal yang buruk untuk 4 sekawan itu.

Ia juga membayangkan, apakah jika kita kelak benar-benar pacaran, akan jadi pasangan yang sempurna? Mengingat tampang Marvel yang benar-benar mempesona dan tampangku juga bisa dibilang oke. Tinggi 160 dengan tubuh semok ala gitar spanyol, rambut lurus terurai sebahu, hidung mancung, dan bibir mungil yang seksi, bulu mata yang lentik dengan bola mata coklat serta kulit yang putih mulus. Mirip-mirip lah sama artis korea sih. Lalu jika kita menikah dan punya anak? Bayangkan betapa lucunya mereka. Batin Edrea.

Tak terasa Edrea pun melamun sampai tengah malam. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam dan Marvel belum juga membalas pesannya. Rasa kantuk pun kini mulai hinggap di mata Edrea lagi. Kali ini ia tak dapat menahan lagi rasa kantuknya. Sambil terus menunggu balasan dari Marvel, Edrea pun tertidur dengan HP yang masih ada dalam genggamannya. Berharap ketika ia dalam keadaan tidur, Edrea tetap bisa merasakan getaran ponsel yang merupakan balasan dari Marvel.

Namun samai detik ini ponselnya belum juga bergetar. Padahal 30 menit lagi Edrea hampir tiba di kampusnya. Ia berpikir, mungkinkah ponselnya rusak? Edrea pun mencoba  mengirim pesan spam pada Ivah. Tidak, ternyata ponselnya tidak rusak. Ia bisa menerima balasan pesan dari Ivah. Hal itu menandakan ponselnya masih normal.

Marvel tidak membalas pesan Edrea, dan Edrea pun lelah menunggu balasan dari Marvel. Ia tak akan mengirim pesan  terlebih dulu kepada Marvel, meskipun Marvel menyuruhnya untuk memberi kabar kitika perjalanan Edrea sudah dekat dengan kampus. Tidak, Edrea tak ingin di abaikan lagi. Lebih baik hari ini menjadi hari yang sia-sia untuk Edrea dengan menunggu waktu hingga sore  tiba di kampusnya meski seorang diri, daripada ia harus merasakan sakitnya diabaikan. Seperti semalam yang Marvel lakukan pada Edrea.

Edrea memasukkan ponselnya kedalam tas, ia menatap keluar jendela dengan perasaan kecewa. Dari bis itu Edrea bisa melihat betapa padatnya lalu lintas pada hari ini.

Ddrrtttt drrrtttt

Tiba-tiba terasa getaran dari dalam tas nya, ketika Edrea tengah sibuk menjelajah pandangannya keluar jendela.

TBC

Promise to Our HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang