05

23 3 8
                                    

"baik, saya akhiri kuliah kita pada hari ini. Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum Wr.wb." Dosen pun kemudian meninggalkan kelas. Sedangkan Edrea masih sibuk dengan catatannya begitu juga dengan Ivah yang kini sibuk membereskan bukunya ke dalam tas. Sementara itu Marvel kini sudah menyeret bangku untuk duduk di samping Edrea.

"Dre, jadi gimana tugas pagelaran seni kita? Kita mau ngapain? Waktunya gak banyak loh, pak Ilham cuma ngasih waktu 2 minggu?" tanya Marvel ketika sudah berhasil duduk di samping Edrea.

"ya saya sih ngikut kalian aja" jawab Edrea yang masih sibuk dengan catatannya.

"menurut lo gimana vah?" Marvel pun menanyakan pendapat Ivah sebagai anggota kelompoknya.

"hmmmm.... Gimana kalo kita buat drama dari puisi ajah?" jawab Ivah

"Ivah Afivah yang cantik tapi gendut.. Kelompok kita cuma 3 orang dan waktu kita cuma 2 minggu. Gue gak yakin kita bisa total kalo main drama" Protes Marvel pada Ivah.

"terus apa dong?" Ivah menanya balik

"berhubung waktunya cuma 2 minggu, dan jadwal kuliah kita juga padat. Gimana kalo kita cover lagu ajah?" Usul Edrea sambil menutup catatannya dan mebereskan buku ke dalam tas.

"binggo! Gue setuju banget Usul Edrea. Kebetulan gue juga spesialis drum" ujar Marvel sangat antusias

"okee, boleh juga. Ada Marvel yang spesialis drum, Edrea spesialis gitar. Jadi otomatis gue yang nyanyi" sambung Ivah

"fix, jadi kita mau cover lagu siapa?" Marvel pun kembali bertanya

"kalo menurut saya gimana kalo kita cover lagu tenda biru jadi acoustic?" usul Edrea

"kenapa gak lagu barat aja sih Dre? Kenapa mesti lagu lawas indo yang kita cover?" Protes Ivah, sementara Marvel pun mengangguk setuju dengan Ivah.

"jadi, kapan industri musik indonesia bakalan mendunia kalo rakyatnya aja lebih seneng dan bangga coverin lagu barat?" jawab Edrea santai. Sementara Ivah dan Marvel hanya mengerutkan dahi, tanda tak mengerti isi otak Edrea

"ya kan setidaknya lagu barat lebih menantang untuk di coverin gitu dre, bukannya gak seneng cover lagu indo." jawab Ivah

"iya sih jelas menantang karna liriknya bahasa asing jadi pasti ada sensasi beda pas hafalin lagunya. Tapi pasti bakalan banyak yang coverin lagu barat. Karena memang sedang tren dan lebih menantang. Makanya kita harus beda dari yang lain kalo cover lagu" jelas Edrea

"okehh kalo gue sih setuju ajah apa kata Edrea" jawab Marvel sambil menatap Edrea dalam lalu tersenyum.

"okehh 2 lawan 1. Gue kalah suara" Ivah kembali bersuara sambil memutar bola matanya.

"jadi? Kapan kita mulai latihan dre?" tanya Marvel

"kapan pun saya siap, asal jangan malem yah. Kamu tau kan rumah saya jauh" jawab Edrea

"yaudah gimana kalo kita latian hari senin, rabu, kamis. Kebetulan juga pas hari itu kita pulang cepet kan? Sama sabtu deh sekalian biar latian dari pagi sekalian nongki gitu" usul Ivah

"boleh juga. Gimana kalo sabtu besok jam 10 kita latian di rumah gue?" usul Marvel

"boleh, tapi saya gak tau rumah kamu dimana vel?" tanya Ivah

"deket sini ko dre, di perum astro. Tar gue jemput di depan komplek" jelas Marvel

"kamu tau vah perum  astro dimana?" tanya Edrea pada Ivah

"tau sih dre, cuma besok gue agak telat datengnya soalnya mau nganter nyokap dulu ke butiknya jam 10an. Jadi kita gak bisa bareng" sesal Ivah

"emang kamu gak tau dre perum astro?" tanya Marvel

"enggak" jawab Edrea singkat

"yaudah kalo lo gak tau besok lo dateng ke kampus aja nanti gue jemput di kampus okeh?" tawar Marvel

"gak ngerepotin emang kalo begitu?" tanya Edrea sungkan

"yaelah, santai aja kali dre sama gue sih, seneng ko bisa jemput lo. Mau jemput ke rumah lo juga mau gue sih hehehe. Sini bagi nomer lo biar besok enak kontekan nya"

Marvel pun menyodorkan HP nya ada Edrea.

'Edrea please kuasain diri lo, jangan sampe keliatan baper di depan Marvel. Tenag please tenang'. Batin Edrea ketika mendengar jawaban Marvel yang membuat jantungnya kembali meloncat-loncat. Kemudian Edrea mengambil HP Marvel dan mengetikan nomornya setenang mungkin di HP lalu memngembalikannya pada Marvel.

"okeh thanks dre, kalo gitu gue duluan yah, kasian si Dody udah nungguin gue dari tadi." Marvel pun bangkit dari tempat duduk sambil tersenyum ke arah Ederea sebelum akhirnya meninggalkan Edrea dan Ivah yang masih duduk di dalam kelas.

"bisa ajah tuh anak modusnya" ujar Ivah sambil cekikikan menyadari sabahatnya yang baper.

Sementara itu di sisi lain 4 pasang mata sedang menatap tajam ke arah Edrea dari sudut ruangan. Bahkan beberapa dari mulut mereka pun merutuki Edrea tanpa suara.

TBC

Promise to Our HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang