08

23 2 0
                                    

Marvel

Udah sampe mana dre?

09.47 AM

Edrea membaca pesan yang dikirim Marvel. Ingin sekali rasanya Edrea mengabaikan pesan Marvel, sama seperti ia mengabaikan pesannya semalam. Tapi niat itu diurungkan Edrea mengingat tugas kelompok yang harus ia selesaikan bersama Marvel dan Ivah.

Edrea PoV

Ya, ini semua demi tugas! Hanya demi tugas kali ini aku tidak akan balas mengabaikanmu! DEMI TUGAS!
Berulang kali ku yakinkan diriku bahwa aku membalas pesannya hanya demi tugas kelompok sialan itu!

Tapi demi tuhan, mengapa hatiku terasa begitu senang? Bahkan tak sadar aku sempat menyunggingkan senyum ketika membaca pesannya!
Ya Tuhan Edrea! Sadarkan dirimu!
Jangan baper lagi karena manusia tampan itu! Dia hanya menanyakan posisimu agar bisa menyelesaikan tugas kelompok. Ingat itu dre, ingat! Dia tidak tertarik padamu!

To : Marvel

15 manit lagi saya sampai di kampus.

09.51 AM

Lihat saja dre, dia pasti mengabaikan mu lagi. Sebaiknya jangan terlalu berharap agar kau tidak terluka.

Drrttt drrtttt

Pesan kembali masuk di ponsel Edrea.

Marvel

Oke. Gue udah di kampus ko dre..

09.52 AM

See? Bahasa Marvel sudah kembali seperti semula. Kini bukan lagi kata 'aku' untuk menyebut dirinya sendiri. Ya, sepertinya memang benar, semalam Marvel hanya bosan dan butuh hiburan. Atau mungkin dia khilaf. Ah sudahlah, memang benar ternyata orang bilang, cowok ganteng itu kalo gak brengsek ya homo.

Aku pun kembali memasukkan ponselku kedalam tas. Rasanya seperti ada sesuatu yang membuatku menjadi sangat malas untuk terus memegang ponsel. Kecewa? Mungkinkah aku kecewa karena kehilangan harapan?

Atau mungkinkah aku yang terlalu berharap banyak pada Marvel? Aku yang terlalu mengharapkan suatu hubungan yang lebih antara aku dan Marvel.

Tapi, wanita mana yang tidak berharap jika lelaki itu selalu menatapnya dengan tatapan bersinar? Bahkan ketika aku pura-pura tidak peduli padanya, aku tau dia menatapku diam-diam.

Akhirnya sampai juga di kampus, setelah turun dari bis, aku pun menggendong gitarku. Setelah itu aku teringat bahwa aku perlu mengabari Marvel.

To : Marvel

Vel, saya di depan gerbang kampus nh..

10. 08 AM

Sambil menunggu balasan dari Marvel, aku sedikit merapihkan baju dan rambutku yang tertiup angin. Yah hari ini aku memakai baju yang sangat simple, hanya jins biru yang tampak seperti gembel karena robek-robek, kaus putih bertuliskan Legend, serta Cardi rajut berwana krem, tak lupa masker yang menutupi hidungku dari polusi kota.

Tak lama kemudian ponsel pun bergetar, sepertinya ini balasan dari Marvel. Bibirku tersenyum tanpa sadar ketika membaca pesan marvel, jika tidak memakai masker mungkin pipiku juga akan tampak merah seperti tomat pada saat ini.

Marvel

Iya gue tau, kamu cantik dre hari ini, coba tengok ke belakang..

10.10 AM

Astaga Marvel di belakangku? Ya Ampun, apakah aku harus menengok sekarang atau nanti? Bagaimana ini? Apa dia tadi melihat tingkahku?
Dasar manusia gila! bisa-bisanya dia buat aku baper lagi! Mana ada orang yang keliatan cantiknya pas separuh muka di tutup masker? Idiot memang!

"hai Dre!" sapa Marvel sambil tersenyum dan melambaikan tangan ketika aku menegok ke arah belakang.

Sial! Kenapa senyumannya begitu manis? Dan tatapan itu ahhh.... Tuhan!  Tolong kuatkanlah kaki hambamu ini agar tidak tersungkur melihat sorot matanya! Batinku terus ramai sementara mulutku hanya diam membisu.

Kemudian, dengan kikuk aku mengakat tangan kananku sampai atas kepala.

Aduhh Dre, betapa bodohnya kamu ketika mengangkat tangan, kenapa tidak melambai saja sakalian agar telihat seperti menyapa?. Kenapa malah mengacungkan tangan malu-malu seperti mahasiswa yang hendak izin ke toilet namun takut dikira ingin bertanya. Mampus kan pasti si Marvel puas deh ngetawain sikap kikukmu ini!

Promise to Our HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang