8 - END

892 56 7
                                    

2020

Chanyeol berdiri tegak dengan perasaan membuncah didadanya.
Pemandangan dari lautan penggemar yang sudah lama tidak ia jumpai. Meneriakkan namanya, memberikan semangat yang bergemuruh.

Dua tahun berlalu dan lelaki Park itu tumbuh dengan baik di camp pelatihan wajib militer. Rambutnya dipangkas sangat pendek memberikan kesan tegas. Tubuh tinggi dan tegap sempurna dengan otot-otot yang juga terbentuk semakin kokoh.

Chanyeol memberikan senyuman terbaik kemudian membungkuk 45 derajat sebagai bentuk hormat bagi lautan fans yang masih setia menyambutnya bahkan setelah 24 bulan berlalu tanpa kemunculannya ke publik.

-
-
"Bagaimana penampilanku hyung?"

Chanyeol melepas topi yang ia kenakan sambil mematut diri pada cermin kecil yang menggantung di dashboard mobil.

"Jelek, kau sangat jelek tanpa rambutmu itu Chanyeol-ah"

Manajer yang sibuk menyetir memberi kelakar sambil tertawa ringan. Mengabaikan Chanyeol yang kini mendelik kearahnya.

"Yak!"

Bibir Chanyeol manyun cemberut. Pemuda itu mendecak masih menggerutu tak jelas. Membatin dalam hati tak terima akan penampilannya yang jelas-jelas masihlah tampan.

"Ah iya, kau tidak melupakan Joohyun kan?"

Mobil berhenti tepat ketika traffic light menyala merah. Chanyeol terdiam mendengar nama Joohyun kembali ia dengar setelah sekian lama.
Senyum getir sengaja pria itu sembunyikan.

"Tentu saja aku masih ingat." Ia menjawab nyaris menyerupai gumam.

Bagaimana aku bisa melupakanmu Joohyun-ie... Setelah semua penderitaan yang bermula karena diriku.

"Ah, iya hyung! Kita ke restoran samgyetang biasa ya. Aku sudah rindu sekali makan disana."
Putusnya cepat begitu nyala lampu kembali hijau.

Manajer hyung hanya mengangguk tanpa membantah apapun lagi. Murungnya Chanyeol sudah tertangkap basah penglihatannya. Merasakan atmosfir melankolis setiap hal yang berkaitan dengan kisah cinta member asuh kesayangannya bersama Joohyun. Cerita kelam sekaligus masa-masa berat yang kini berangsur terlupakan yang malah menjadi kenangan traumatik bagi Chanyeol sendiri.

Tapi setidaknya keputusan Chanyeol pergi ke camp militer lebih awal adalah keputusan yang tepat.

-
-
-
-
Ada yang berbeda beberapa tahun terakhir bagi Joohyun yang memulai kehidupan baru di negeri berjulukan paman sam. Gadis itu terbilang cukup cepat beradaptasi selain menjalani pengobatan dan terapi rutin bagi kesembuhan kakinya. Joohyun juga disibukkan dengan kehidupan perkuliahan dari beasiswa yang ia ambil.

Kesan sederhana itu masih sama seperti dulu. Tanpa pulasan berlebihan hanya memoles liptint seadanya yang terkadang hal itu juga membuat rekan satu kamar di asrama menjadi gemas.

"Cobalah untuk berkencan Joohyun"

Ah, bahkan kakaknya Bae Sooji juga menyarankannya hal yang sama. Kerap kali menggodanya setiap kali mereka melakukan face time melalui video call.

Joohyun hanya menggeleng dan memberikan reaksi berupa tawa yang begitu manis.
Tentu saja tanpa menyertakan alasan terbesar mengapa ia masih betah dalam kesendirian.

Chanyeol Oppa...

Nama itu masih tersimpan didalam hatinya. Bahkan setelah bertahun-tahun berlalu.
Mereka berpisah tepat ketika melalui kakaknya, Bae Sooji menyanggupi rujukan dokter yang menyarankan penyembuhan lanjutan bagi Joohyun. Gadis itu hampir saja kehilangan satu kakinya.

ETERNAL • chanyeol x ireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang