Pagi yang telah membangunkan hati orang-orang yang sedang melihat visualisasi mimpi ditandai dengan kemunculan matahari yang hanya sedikit sinarnya menembus awan-awan tebal diatas gravitasi. Belum lagi pagi yang dihiasi lapisan halus berwarna putih bersih menjadikan hari ini basah.
Pemuda yang baru menyapa harinya setelah mengistirahatkan tubuhnya semalaman. Ia berjalan menuju dapur untuk membasuh tenggorokannya, teguk demi teguk berhasil masuk ke dalam pencernaannya sebelum ia ingat suatu hal.
Ia menuju kamar yang terletak di sebelahnya dengan terburu-buru membuka knop pintunya dan menampakkan seseorang. Itu Daniel yang sedang terlelap di kasur yang dulu biasa ditempati oleh kakak Seongwoo.
Seongwoo mengosongkan pandangannya sekejap dan memutar pikirannya, kembali ke kamarnya memasangkan mantel tebal dan panjang kemudian berjalan keluar mengikuti jalan ke minimarket.
Ia ingin masak sekarang untuk sahabat lamanya tapi sayang karena ia tidak pernah memasak jadi tidak pernah punya stok bahan di rumah yang sekarang ditinggali oleh dirinya sendiri karena ibu dan ayahnya sibuk bekerja.
Seongwoo masuk ke dalam toko itu mencari beberapa bahan yang jika ia masak tidak akan gagal. Hanya mengitari blok ramen dan makanan instan lainnya. Dari pada ia harus masak masakan yang nantinya membuat tertawa, mending yang sudah pasti.
Seongwoo menuju pintu keluar yang terbuat dari kaca itu berjalan agak cepat sambil melihati kantong plastik yang berisi makanan mentahnya. Tiba-tiba seseorang yang tidak lebih tinggi dari dirinya menabrak hingga belanjaannya berserakkan.
"Maaf" Orang itu minta maaf, sangat sopan. Tapi ia hanya membungkuk dan masuk ke dalamnya.
Seongwoo membalikkan badannya memperhatikan orang itu, aneh. Pasalnya di cuaca yang sangat lembab dan dingin ini ia hanya memakai celana pendek dan kaos putih tipis, apa dia tidak bisa merasakan?
₰₰₰
Seongwoo berjalan menyusuri jalan berkabut yang ia sendiri tidak tau mengarah kemana, yang ia tau hanya disini tidak banyak rumah dan sangat rimbun pepohonan. Seongwoo memutuskan mengikuti orang yang berpakaian berbeda dengan kebanyakan orang di pagi ini, langkah demi langkah mendarat di jejak yang di depannya dengan halus.
Sampai tiba-tiba ponsel Seongwoo bordering di suasana yang sepi menjadikannya sangat nyaring di telinganya. Seongwoo memegang ponselnya kemudian melirik arah depan memastikan objek penasarannya tidak hilang.
Hanya saja kabut yang awalnya masih bisa ditembus pandangan mata ini seketika menjadi tebal hingga mata Seongwoo hanya bisa menangkap warna putih.
"Kau ingin punya urusan denganku?" Mata Seongwoo membulat sempurna ketika lehernya merasakan benda logam tajam menempel dan siap memotong jaringan kulitnya kapan saja hingga ponsel yang ia pegang terjatuh bersama kantong plastik.
Tapi suara ini, Seongwoo pernah mendengarnya. Ini suara yang ia tabrak tadi di minimarket.
"a..aku hanya lewat"
"Kau pikir aku bodoh? Kau hanya mengikutiku"
Seongwoo menyerah dengan pembicaraan ini, ia tidak akan menang. Seongwoo menyiku dada orang itu sampai terpental ke belakang kemudian berbalik dan bingo, dia benar benar yang diikuti Seongwoo tadi.
"Brengsek!"
Seongwoo mendengar umpatan itu maju ke depan untuk membalas yang orang itu perbuat, namun kabut itu datang lagi menutupi mata Seongwoo.
Seongwoo tersungkur ke depan kala orang itu tiba-tiba muncul di belakangnya dan menendang punggungnya. Orang itu memanfaatkan kesempatan saat Seongwoo berlutut akan berdiri, ia menarik kerah mantel Seongwoo dan membanting badannya ke pohon dengan posisi masih terduduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔THE UNUSUAL; LOST STAR (WANNA-ONE)
Fanfiction[Fantasy][Action] Jika kalian menganggap mereka bertemu karena mereka sama, itu SALAH BESAR. karena sebuah takdir memiliki jalannya sendiri untuk berjalan walaupun harus kehilangan. .... Kekuatan super melebihi manusia pada umumnya benar benar ada...