[2] MAGIC?

437 71 7
                                    

“Woojin-ah! Temani aku ke toko sihir lagi. Oke?” Seseorang yang berlutut di samping meja yang setiap lima hari sekali dipakainya untuk belajar di ruangan ini.

“Tidak mau. Dua hari lalu kau sudah kesana membeli cincin yang bahkan kau tidak memakainya sekarang, Park Jihoon,”

Mereka berdua adalah Park Woojin dan Park Jihoon, pasangan murid paling jahil di kelasnya atau mungkin di sekolahnya. Mereka telah bersahabat lebih dari 15 tahun lamanya, semua berawal dari Jihoon yang menjadi tetangga Woojin saat mereka berumur 3 tahun.

“Tapi ada barang baru disana, sangat langka”

“Kau terus membeli barang tidak berguna itu, terlebih buku-buku yang kau bilang berisi segel sihir untuk memantrai ini lah itu lah. Sihir itu tidak ada, Hoon! Kau terlalu terpengaruhi film fantasi mu itu!”

Woojin memalingkan wajahnya dari Jihoon yang memandangnya dengan tatapan memelas, Woojin pikir itu menjijikkan.

“Kau ini sahabatku atau bukan?!”  Senjata utama Jihoon telah ditembakkan, setelah ini Woojin tidak akan menolaknya.

“Iya, tapi jangan lama” Bibir Jihoon yang mengerucut sudah disetel ulang menjadi senyuman yang lebar.

₰₰₰

Dalam rumah yang bergaya cukup klasik dengan kompenen pillar yang besar terdapat halaman yang luas tertanam tanaman yang tidak terlalu tinggi siluet hitam bergerak tanpa suara dan agak cepat.

Jihoon yang sedari tadi membaca buku sihir hasil beliannya tadi sepulang sekolah dengan Woojin menyadari suara kaki dengan rumput kering mendekati pintu dan mulai menyiapkan kuda-kuda siapa tau yang masuk adalah orang jahat.

Kemudian pintu terbuka perlahan salahkan Jihoon yang tidak pernah mengunci pintu saat sendirian seperti ini. Tidak lama terdapat sesuatu yang masuk, hanya kepalanya saja yang sekarang mulai berbelanja mengitari ruangan menggunakan matanya.

“Hey Bodoh! Kau membuatku terkejut kau tau!” Woojin yang dibentak tuan rumah hanya menampakan gigi gingsulnya dan kemudian masuklah seluruh anggota badannya.

“Kan kau yang memanggilku kesini, apa salahku?” Woojin tidak menghiraukan wujud Jihoon dan hanya berjalan melewatinya.

“Kau tidak harus diam-diam! Kau ini sangat berbakat menjadi pencuri,” Jihoon mengikutinya dari belakang.

Sekarang mereka hanya duduk di kasur Jihoon yang mana sang pemilik sedang asik melihat koleksi gambar lingkaran sihir yang ada pada bukunya dan Woojin hanya bisa memainkan game di ponselnya walau sesekali menggelengkan kepala melihat tingkah laku sahabatnya.

Woojin berjalan-jalan di kamar Jihoon setelah menyimpan ponselnya dan berhenti di jendela yang mengarah keluar. Woojin memperhatikan setiap inci dari pemandangan malam yang benar-benar menyeramkan karena langit yang bergemuruh disertai kilatan itu ada di atas mereka.

“Jihoon! Sampai kapan orang tuamu ke luar kota?” Woojin bertanya sambil menatap langit.

“Minggu depan”

“Aku akan menginap malam ini, cukup menyeramkan diluar”

Kemudian suasana yang gelap di depan rumah itu tergantikan dengan cahaya berwarna kuning kemerahan semakin lama semakin dekat dan diakhiri dengan ledakkan nyaring. Woojin dan Jihoon berlari keluar kamar dan menuruni tangga untuk mencapai sesuatu yang baru saja terjadi setelah menutup telinga mereka rapat-rapat.

“Aku kira pesawat jatuh” Jihoon memandangi benda asing yang mengeluarkan gelombang cahaya berwarna biru-ungu-merah-merah muda secara bergantian terdampar di depan rumahnya.

✔THE UNUSUAL; LOST STAR (WANNA-ONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang