Dinginnya ruang rapat membuatku mengantuk. Aku bahkan tidak tau, sudah berapa kali aku menguap saat Oza menjelaskan beberapa hal.
"Tutup mulut lo viona" Haidar berbisik ditelinga kiriku.
Aku tidak menghiraukan perkataan Haidar, kantuk yang sangat berat ini membuatku meletakan kepala dimeja dengan satu lenganku yang kujadikan bantal.Belum ada lima menit aku menutup mata, sebuah suara yang kuyakini milik Oza mengejutkanku. "Viona! Cuci muka lo sana"
Tanpa mengucapkan sepatah kata, aku langsung meninggalkan ruang rapat menuju toilet wanita.
"Rese banget sih oza, gak tau apa kalau gue itu ngantuk, huh"Setelah mencuci muka, aku memutuskan ke kantin untuk membeli minum dan beberapa makanan ringan serta permen lolipop.
"Assalamualaikum" Aku berdiri didepan pintu ruang rapat. Bukannya mereka menjawab salam dariku tapi malah hanya melihatku sekilas kemudian melanjutkan pembahasan yang sempat tertunda oleh kedatanganku.
"Calon penghuni neraka" Setelah mengucapkan kalimat tersebut, mereka akhirnya membalas salamku "Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh"
Aku berjalan menuju tempatku duduk, yaitu disebelah Haidar."Bawa apaan tuh?" Haidar melihat plastik hitam yang ada ditangan kananku.
"Jajan"
"Kenapa? Lo mau minta hah?" Lanjutku.
"Hehe bagi dong na" Haidar menyengir.
"Nih buat lo" Aku mengangkat tangan kanannya dan memberinya permen lolipop.
"Apaan? Masa permen sih lo ngasihnya, gue kan mau yang itu" Dia menunjuk keripik kentang.
"Eh enak aja lo, udah gue kasih bukannya bilang makasih malah minta yang lain"
"Dasar pelit" Mendengar itu aku melotot.
"Apa lo bilang? Pelit? Siniin permennya"
Baru aku akan merebut permen dari tangan Haidar, dia dengan cepatnya membuka bungkus dan memasukan kedalam mulutnya.Ternyata selama aku ribut dengan Haidar, Oza turut menyimak perdebatanku.
"Viona! Haidar! Kalian dengerin gue gak? Ribut mulu nanti malah jatuh cinta, mampus"
'Gue udah jatuh cinta sama dia malah za!'"Gak bakal mungkin lah ya Haidar jatuh cinta sama Viona" Sisy memutar sedikit rambut panjangnya. Ucapannya membuatku naik darah.
"Lo takut kesaing sama gue sy?"Sisy langsung berdiri dari duduknya kemudian menghampiri Haidar.
"Iya kan Haidar lo gak bakal mungkin jatuh cinta sama Viona" Sisy bergelanyut manja dilengan Haidar. Perlakuan Sisy membuatku semakin naik darah. 'Kurang ajar emang tuh cabe, pakai peluk-peluk lengan Haidar pula'."Idih, kok lo mau sih dekat-dekat sama cabe dar? Iritasi nanti, dia kan banyak virusnya" Aku menunjukkan ekspresi jijik.
"Sy lepasin tangan gue" Bisa kulihat bahwa Haidar merasa risih tetapi Sisy belum juga melepaskan tangan Haidar.
"Sy! Lo bikin suasana tambah hancur tau gak? Gak usah alay, kelakuan lo yang kaya gitu buat orang-orang mikir kalau lo itu beneran cabe-cabean" Ucapan Oza sukses membuat Sisy melepaskan pelukan dari tangan Haidar.
"Lo sensi banget sama gue, lo takut merasa tersaingi sy?" Aku mengulangi ucapanku tadi.
"Saingan sama lo? Hah gak salah denger nih gue? Lo itu bukan level gue. Udah pasti lo kalah sebelum dimulai" Sisy mengangkat satu alisnya dan melipat kedua tanganya.
Aku merasa membuang waktu saja jika harus berdebat dengan Sisy yang tak mau kalah. Aku memilih membawa tasku dan meninggalkan rapat.
"Pusing gue lama-lama sama kelakuan cabe yang selalu caper sama Haidar, bikin gue cemburu aja huh" Ucapku setelah aku berada didalam mobil.
Setelah itu aku menghidupkan mesin kemudian menginjak pedal gas, menuju rumah untuk pulang.***
"Assalamualaikum" Aku memasuki rumah.
"Kok sepi sih, orang-orang pada minggat nih pasti" Aku menelusuri setiap ruangan dalam rumah, dugaanku benar jika dirumah tidak ada orang selain diriku. Aku menelfon ibu untuk menanyakan keberadaanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALS |1| CINLOK
Teen Fiction-SELESAI- #1 in cassanova Cowok yang hanya bisa menarik perhatian Adara Viona adalah Haidar Ilham. Bagi Viona, Haidar adalah cowok yang memiliki senyum termanis didunia. Viona dan Haidar tergabung dalam ekstrakulikuler teater disekolahnya. Disaat...