CINLOK - EXTRA PART 1

234 10 4
                                    

Cahaya matahari masuk melalui celah-celah tirai. Baru saja aku selesai memasak, mataku menangkap pemandangan yang sempurna ketika membuka pintu kamar. Seorang bayi laki-laki berumur satu tahun sedang duduk sambil meremas pipi suamiku. Bayi itu adalah anakku, ia bernama Rafael Ilham.

"Ma-ma" Rafael melihatku sambil melambaikan tangannya dan tersenyum lebar.

Dengan senyum bahagia aku menghampiri lalu mencium pipinya. "Iel bangunin papa ya?"

Masih dengan senyum di bibirnya, ia mengangguk. "Pa-pa! Banun"

Memandangi Haidar yang masih tertidur merupakan hobi baru untukku. Tanganku membelai rambutnya pelan. "Papa, bangun yuk. Mandi terus sarapan"

Ia membuka mata kemudian berkedip beberapa kali. Lalu bangun untuk mengecup pipi Rafael dan diriku. "Ayo tidur lagi"

"Loh, kamu gak berangkat kerja?"

"Berangkat"

Baru saja akan menggendong Rafael. Ia sudah berusaha turun dari kasur.

"Iel mandi yuk, sama papa"

"Mandi" Ucap Rafael dengan gemasnya. Ia berjalan menuju kamar mandi meski masih sempoyongan.

Haidar berdiri mengekori Rafael, yang melangkah menuju kamar mandi. Sedangkan aku bersiap mengenakan blouse putih, rok span berwarna krem dan tak lupa menyiapkan pakaian Haidar serta Rafael.

Dua orang yang kusayang keluar dari kamar mandi tepat setelah aku selesai memoleskan lipstick di bibir. Aku menghampiri Rafael yang duduk diatas kasur. "Iel pakai baju dulu yuk"

Kuborehkan minyak telon, bedak bayi, lalu memakaikan baju padanya. "Mama tantik"

Aku cukup kaget mendengarnya. Refleks aku menoleh ke belakang, menyipitkan mata ketika melihat Haidar. Ia tersenyum sembari mengedikkan bahu.

"Makasih ya, Iel" Jari telunjukku menoel hidung kecil Rafael.

"Tama-tama, ma" Rafael terkekeh.

Tak tahan melihat Rafael yang sangat menggemaskan, aku pun menciumi seluruh wajahnya. Kini aku bergantian mengancingkan kemeja suamiku dan membantunya bersiap.

Setelah berpenampilan rapi, kami turun menuju dapur. Aku bersyukur, kami telah memiliki rumah sendiri yang terdapat keluarga kecil didalamnya.

Di dapur, aku mendudukan Rafael di mejanya dan menyajikan bubur untuknya. "Iel makan ya"

"Wah" Mulut kecilnya sedikit terbuka, ia menatap mangkuk dihadapannya dengan lapar. Selanjutnya ia memegang sendok dan perlahan mulai memasukkan makanan kedalam mulutnya.

Meski sedang makan, Haidar terus menerus tersenyum melihat anaknya makan dengan belepotan.

Sarapan kali ini sungguh membuat hatiku menghangat. Kehadiran Rafael selalu bisa membuatku dan Haidar tersenyum dengan tingkah lakunya.

❤❤❤

Jam Kerja telah berakhir tepat pukul empat sore. Sekarang aku tengah memasuki lift untuk turun ke lantai dasar. Sebuah panggilan masuk membuat ponselku bergetar. Tanpa basa-basi aku mengangkatnya.

"Halo, Assalamu'alaikum. Aku didepan ini"

"Waalaikumsalam, iya ini aku lagi turun" Pintu lift terbuka, aku melangkah keluar dari lobby, lantas berjalan ke parkiran. Melihat mobil Haidar, dengan semangat aku menghampirinya dan menemukan Rafael yang duduk di jok samping kemudi.

"Mama"

Kugendong dirinya lalu memasuki mobil dengan Rafael dipangkuanku. "Iyaa Iel? Kangen ya sama mama?"

ALS |1| CINLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang