POL 4*

241 34 0
                                    

SIBUK dengan pemikirannya, Hinata bahkan tak menyadari ketika pintu atap tersebut terbuka, menampilkan sesosok manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SIBUK dengan pemikirannya, Hinata bahkan tak menyadari ketika pintu atap tersebut terbuka, menampilkan sesosok manusia.

Orang itu melangkahkan kakinya pelan menuju Hinata yang masih melamun menatap lurus kedepan.

Setelah jaraknya cukup dekat, tepat di belakang Hinata, orang itu berhenti melangkah, manik safirnya menatap lamat punggung mungil di depannya.

Cukup lama terdiam diposisi itu. Dia-Naruto, mengambil posisi duduk di samping Hinata.

Entah memang terlampau jauh melamun atau apa, Hinata bahkan tak menyadari aura sesosok manusia di sampingnya.

Naruto tak melewatkan kesempatan itu, dirinya menatap wajah Hinata yang sedang memejamkan mata menikmati semilir angin yang menerpa lembut wajahnya.

Tak lama, kelopak dihiasi bulu mata lentik itu terbuka, menampakkan iris amethys yang sedari tadi bersembunyi.

Sampai ketika iris itu bertubrukan dengan iris biru samudra miliknya.

Manik bulan itu melebar, tak lama terdengar suara bedebum keras antara tubuh dan lantai berlapis semen.

Naruto meringis, tangan kanannya memegangi dagunya yang berdenyut sakit. Sedangkan tangan kirinya mengusap bokongnya yang juga sakit karna berhantaman dengan lantai.

"Tak kusangka kau sangat kuat Hinata-chan, uhh~" ringis Naruto sambil berusaha bangkit.

Hinata yang baru tersadar akan apa yang telah ia lakukan segera menolong Naruto dan mendudukkannya di kursi kayu yang sedari tadi diduduki nya.

"Dasar baka! Apa yang kau lakukan disini?!" semprot Hinata galak.

Naruto memejam matanya mendengar bentakan Hinata. Lalu membuka matanya lagi, setelah dirasa Hinata mulai tenang.

"Kenapa melamun disini?" tanya Naruto.

"Aku memang selalu disini." jawab Hinata tanpa menatap Naruto.

Naruto menatap Hinata, "Aku tahu... Aku selalu mengawasimu."

Hinata menoleh, untuk beberapa saat, tatapan mereka terkunci satu sama lain. Namun, momen itu berakhir ketika Hinata kembali memalingkan wajahnya.

"Kau... Menguntit ku ya?" tuduh Hinata.

Naruto hanya terdiam dengan senyuman tipis.

Lama mereka terdiam, menikmati semilir angin yang menyejukkan suasana.

"Hinata." panggil Naruto membuat gadis bersurai indigo itu menoleh.

"Bagaimana jika besok kita kencan?"

•••

Minggu pagi ini, Hikari dibuat kebingungan oleh Hinata. Bukan karena gadis itu bangun cepat, malahan Hinata memang selalu bangun cepat meskipun di hari libur. Akan tetapi yang membuat seisi rumah keheranan adalah karena tampilan gadis itu yang tampak rapi, seperti orang yang ingin pergi jalan-jalan.

𝘗𝘰𝘸𝘦𝘳 𝘰𝘧 𝘓𝘰𝘷𝘦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang