POL 7*

234 28 0
                                    

Hari Senin kembali menyapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Senin kembali menyapa. Setelah selesai melakukan upacara rutin setiap pagi Senin, semua siswa kembali ke kelas masing-masing dan ada sebagian ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong serta melepas dahaga karena cuaca hari ini cukup terik.

Berbeda dari yang lainnya, Hinata memilih diam dikursinya, menikmati hembusan angin dari AC yang ada dikelasnya. Memang benar, setiap kelas di Tokyo Internasional High School (TIHS) memiliki fasilitas yang luar biasa mewah dan hal itu tentu seimbang dengan biaya yang harus mereka bayar.

"Hinata..! Hinata!"

Sudut siku-siku mulai muncul didahi Hinata. Baru saja dirinya merasa adem, tapi teriakan cempreng tadi sukses membuatnya bad mood.

"Hinataa... Ternyata kau disini!" ujar si pemilik suara cempreng tadi yang tak lain adalah Naruto.

"Mau snack?" tawar Naruto menyodorkan jajanan sejenis

keripik pedas.

"Tidak."

"Padahal ini enak lho... Atau jangan-jangan kau ingin disuap olehku yaaa...?" celetuk Naruto asal.

Hinata mendeathglare Naruto, "Dalam mimpimu." tuturnya sarkas.

Naruto senyam-senyum, menarik kursi dan mendudukkan diri didepan Hinata sembari mengunyah keripiknya.

"Kalau begitu aku ingin tidur saja. Supaya bisa menyuapi mu."

Hinata membuang muka, tak bisa menahan diri untuk tidak mual dengan gombalan Naruto yang sangat retjeh itu.

"Oh iyaa..."

Naruto kembali berusaha, membuat Hinata merasa heran sekaligus merutuk apa lelaki itu tidak muak berbicara terus? Tidakkah suaranya hilang karena sibuk berceloteh terus?

Manik sebiru langit itu memicing tajam, "Kau tidak memakai anting pemberian ku ya!" ujar Naruto dengan jari telunjuk teracung pada Hinata.

Hinata yang jengkel dengan kasar menepis tangan Naruto. Bukan apa, hanya saja dirinya merasa jijik.

Bagaimana tidak jijik?!
Jika jari itu tampak basah oleh air liur pemuda itu sendiri yang baru saja ia hisap jarinya untuk menjilat sisa bumbu dari keripik yang telah dihabiskannya.

"Kau bodoh? Memakai barang seperti itu dilarang di sekolah." balas Hinata mengingatkan Naruto akan salah satu tata tertib disekolah elite mereka.

Memang memakai segala sesuatu yang mengarah pada perhiasan baik itu cincin, gelang tangan maupun kaki, bahkan anting sekalipun dilarang digunakan ketika dikawasan sekolah.

Hal ini dilakukan, dengan tujuan agar tak ada perbedaan antar murid. Tak hanya itu, mereka bahkan membeli segala peralatan sekolah yang hanya dijual disekolah baik itu seragam, sepatu, tas bahkan buku sekalipun.

𝘗𝘰𝘸𝘦𝘳 𝘰𝘧 𝘓𝘰𝘷𝘦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang