Chapter 6

158 12 22
                                    

Sorry .. I was a bit busy with work and hobby in the same time. Hampir aja lupa ini tuh uploadnya.. hehehe. Semoga suka ya sama chapter ini. muah.

.

.

Junhyung berakhir dengan menghabiskan sisa harinya dengan Dujun. Ini bukan pertama kalinya mereka menghabiskan waktu bersama, tapi ini pertama kalinya tanpa marah-marah dan kesal. Semuanya berjalan natural, semua interaksi dan obrolan mereka. Dujun kadang menjahili dan menggombalinya, tapi bukan hal kelewatan yang mengharuskan Junhyung marah-marah. Menurut Junhyung, Dujun berbeda. Ia tidak tau, ia hanya tidak bertemu lelaki itu beberapa waktu, namun ada sesuatu yang membuatnya berbeda. Ia menikmati waktu sendirinya selama berjam-jam, tapi bertemu Dujun dan menghabiskan waktu bersama terasa sebagi reward di dirinya. Junhyung tak mengerti dan menganggapnya angin lalu.

"Kau membawa kendaraan?" Tanya Dujun saat mereka keluar dari café.

"Aniyo. Aku memakai bus. Sampai jumpa."

"Hei." Dujun menahan tangan Junhyung."Aku antar. Lagipula, aku ada urusan dengan adik ipar." Ucapnya lalu mengedipkan sebelah mata. Junhyung memutar bola matanya bosan.

"Kkajja.." ucap Junhyung cuek. Dujun tersenyum lalu merangkul Junhyung seenaknya.]yang dibalas dengan sikutan dirusuknya. Bukannya meringis, Dujun malah tertawa dan makin mengeratkan rangkulannya.

----

Junsung terpaku diruang tv melihat Junhyung pulang tanpa cemberut dan aura membunuh bersama Dujun. Justru ia melihat kebalikannya. Sepertinya semuanya membaik.

"Hai adik ipar.." sapa Dujun lalu bergabung dengan Junsung di depan TV, sedangkan Junhyung memberinya satu porsi kentang goreng yang ia beli di café tadi.

"Kalian baru selesai kencan?" Tanya Junsung polos yang langsung dilempar bantal sofa oleh Junhyung.

"Makan siang." Jawab Junhyung setelahnya.

"dan mengobrol, bercanda, menatap mata satu sama lain dan saling menyuapi dan.."

"sadarlah tuan Yoon. Kau mungkin berhalusinasi." Junhyung berkata pedas yang dibarengi tawa menggelegar Junsung.

"Eomma,Eoddi?" Tanya Junhyung.

"Ah.. mereka baru berangkat hyung. Ada acara bisnis. Ntah lah. Mungkin baru pulang larut malam." Junsung menjawab seadanya. "Dujun hyung menginap?" tanyanya ke Dujun.

"Molla." ia mengangkat bahu. "Jika diizinkan." Ia kemudian melirik Junhyung penuh arti. Sedangkan yang dilirik pura-pura bodoh dan memfokuskan diri ke acara TV.

"Menginap saja hyung. Aku ingin mewawancaraimu sebagai narasumber. Kan liga kampus kita semakin dekat."

"Kau harusnya mewawancarai kapten atau pelatihnya. Bukan senior uzur yang tak kunjung lulus ini." cibir Junhyung tiba-tiba. Junsung terbatuk karena tertawa sedangkan Dujun mendengus sebal sekaligus gemas. Ingin rasanya ia mengunci bibir yang selalu berkata sadis itu dengan bibirnya sendiri.

"Ugh. Apa yang ku pikirkan." Hardik Dujun dalam pikirnya.

"Ehem. Tapi yang dikatakan Hyungmu ada benarnya. Akan terasa aneh kalau seorang pemain biasa yang menjadi nara sumber." Jawab Dujun kalem yang membuat Junhyung heran. Secara tidak langsung, tersirat bahwa seorang Yoon Dujun sedang merendah diri. CATAT : MERENDAH DIRI. Dujun sungguh penuh kejutan hari ini, pikir Junhyung.

"Ahh.. bicara soal liga. Hyungdeul tau tidak, ada rumor yang menyebar bahwa Junhyung-ie hyung mendapat kehormatan mengaransemen theme song tahun ini karena kalian ada affair." Jelas Junsung.

RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang