Junhyung berjalan tergesa menuju parkiran kampus, tepatnya parkiran mobil. Sejujurnya, Junhyung tidak tau di mana mobil Dujun, ia tidak merespon seolah-olah tau karna dia gengsi,oke? Namun sepertinya ia sedang beruntung. Hanya tinggal 1 mobil disana. Mobil Audi hitam. Dengan wajah malas, Junhyung berjalan mendekat pelan. Yah, walaupun mobil itu hanya satu, tapi ia harus memastikan untuk masuk ke mobil yang benar. Keberuntungan kedua, kaca depan mobil itu tidak seberapa gelap hingga Junhyung bisa melihat orang di balik kemudi. Itu Dujun. Dengan tidak mempercepat tempo namun langkah yang semakin yakin, Junhyung akhirnya tiba, ia segera membuka pintu mobil dan duduk-dengan wajah kesal- di samping kemudi.
"Kau memilih pilihan yang tepat, Junhyungie.." ujar Dujun menyebalkan "dan harga diriku selamat." lanjutnya dalam hati. Junhyung tidak berkata apa-apa, dia hanya menghela nafas dan tersenyum, ia menatap Dujun lalu tersenyum lagi.
Buagh..
Bogem mentah melayang pasti ke pipi Dujun. Dujun mengerang marah dan ingin membalas namun tidak jadi karna melihat Junhyung yang masih tetap tersenyum.
"Aku sudah menggadaikan hari-hariku yang tenang kepada monster sepertimu. Ku harap kau tetap jaga sikapmu karena aku bukan seorang submissive." Ucap Junhyung dingin dengan senyum mengerikan lalu keluar dari mobil Dujun.
"Bukan submissive huh? Kita liat saja. Kau yang meminta sebuah pembuktian hm.."Dujun menyeringai berbahaya. Permainan ini semakin menarik, pikir Dujun.
-----
Dag..Dug..Dag...Dug..
BRAAKKKKK..
Pintu kamar Junhyung terbuka dengan kencangnya sehingga menimbulkan bunyi yang tidak pelan. Sosok Junsung dengan nafas tersengal di depan pintu kamar Junhyung terlihat memprihatinkan. Junhyung yang sedang melamun sambil mendengarkan musik pun hanya menyipitkan matanya. Dahinya berkerut tanda tidak mengerti dengan kelakuan adik tunggalnya itu.
"Hyung!" Junsung dengan tergesa menutup pintu dan berlari ke kasur Junhyung. Melompat hingga ia berada di samping Junhyung sekarang. Junhyung mau protes karna kelakuan adiknya itu membuat kasurnya berantakan dan membuatnya terguncang hingga kepalanya terbentur dinding yang disendernya.
"Coba kau jelaskan apa ini?!" ucap Junsung mengintimidasi, memotong ucapat protes yang bahkan belum keluar dari mulut sang hyung. Ia memberikan handphone nya dan Junhyung menerimanya. Mata Junhyung menyipit heran. Di layout kolom berita majalah kampus yang akan disebar itu tertulis jelas, "PASCA PUTUS DENGAN HAERIM. YOON DUJUN MENJALIN HUBUNGAN DENGAN LELAKI INI! Junhyung makin mengerenyit heran saat membaca berita yang tertulis, belum lagi biografi dirinya terpampang nyata dan lengkap saat ia men-scroll ke bawah.
"Apa ini?" Junhyung bertanya datar.
"Tentu saja ini gosip. Gosip tentangmu hyuuungg.." Junsung menjelaskan dengan gemas.
"Aah.."
"Apa ini benar?" Junsung bertanya serius.
"Haaah,, Ya begitu lah." Junhyung menghela nafas lelah. "Jangan katakan ke Umma dan Appa. Arra ?"
Junsung memandang aneh hyungnya. Bukan karena perintah tidak boleh memberitahu orang tuanya, tapi respon Junhyung dengan berita ini membuat Junsung terheran.
"Hyung, kau tidak sedang membuat leluconkan?"
"Tentu saja tidak. Untuk apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ribbon
FanfictionHello. Balik lagi dengan FF salah satu old married couple kesayangan XD. Tapi kali ini bakal multichapter ya. Nanti mungkin bakal ada cerita yang diprivatenya pas bagian lalalili. Tapi tenang aja, enggak bakal mengganggu jalannya cerita kok kalo eng...