Seorang gadis cantik dengan pakaian kemeja longgar dan tas selempang kecil sesekali terayun saat dirinya berjalan di sebuah lorong rumah sakit, ia sangat terburu-buru terlihat dari langkah kaki mungilnya yang berusaha di perlebar dan di percepat serta sesekali mengucapkan maaf kepada siapa saja yang tidak sengaja ia tabrak. Gadis cantik ini tidak henti-hentinya melirik ke arah pergelangan tangannya yang berhiasan arloji rantai yang indah dengan motif bunga sebagai rantainya.
Alycia Rurry gadis cantik berusia 23 tahun bertubuh mungil yang sejak dua tahun lalu bekerja sebagai seorang psikologi kejiwaan setelah mendapat gelar sarjana pertama karena psikologi bukan psikiater walaupun tugas mereka sama namun psikiater harus menempuh jurusan kedokteran dulu baru setelanya dapat mengambil jurusan Psikiater, Alycia adalah seorang yang ceria dan ramah terhadap siapa saja namun sewaktu-waktu akan menjadi kasar dan ketus pada siapa saja yang mengganggu dirinya. Tidak ada yang menyangka gadis secantik dan semungil Alycia akan menjadi seorang psikologi muda, banyak yang meragukannya namun bagi Alycia itu sebagai penyemangat untuk membutikan kemampuannya dan membuat mereka percaya.
Alycia terlihat buru-buru karena sejam yang lalu ia mendapat panggilan dari pihak rumah sakit kalau ia baru saja mendapat pasien, padahal dirinya baru saja menyantaikan diri di rumah setelah mendapat libur dua hari karena ditemukan pingsan di toilet oleh salah satu staf di sana akibat terlalu sering mendapat pasien dan sering begadang untuk mencari solusi bagi para pasiennya.
Namun setelah satu hari berlalu Alycia malah mendapat panggilan darurat dari rumah sakit untuk segera menemui paseinnya, di lihat dari keterpaksaan mereka memintanya untuk masuk hari ini sepertinya pasiennya kali ini adalah seorang yang tidak dapat diabaikan.
Setelah sampai di depan sebuah pintu yang sangat familiar baginya Alycia sejenak mengatur pernafasannya yang tidak teratur dan memastikan penampilannya baik serta sopan agar tidak menyinggung pasiennya nanti, setelah merasa cukup Alycia menarik nafas kemudian menghembuskannya dengan pelan-pelan.
Saat masuk Alycia sedikit mengedarkan pandangannya ke ruangan tepatnya bekerja selama dua tahun terakhir ini, selama di sini dirinya sama sekali tidak pernah merasa puas menatapnya walaupun setiap hari ia tatap lalu iris coklatnya terfokus pada seorang pemuda tampan yang tengah duduk dengan tenang sambil menatap gelas kopi di depannya dengan kosong.
'Pasti dia telah menunggu lama,' batin Alycia gugup.
"Mau sampai kapan anda terus berdiri di sana?" tegur sebuah suara bernada datar membuat Alycie tersentak.
"Ma-maafkan keterlambatan saya," ucap Alycia canggung sambil mulai berjalan menuju kursi di depan tempat duduk pemuda yang menurut perkiraah Alycia dua atau tiga tahun lebih tua darinya.
"Tidak papa saya mengerti karena menurut salah satu staf tadi anda tengah libur saat ini dan seharusnya saya yang harus meminta maaf karena mengganggu libur anda," ucapnya dengan tenang masih dengan tatapan mengarah pada gelas kopinya.
"Bukan masalah, bukankah pasien lebih penting dari pada berlibur," balas Alycia sambil ternyum bertujuan untuk membuat pasiennya nyaman.
"Baiklah kalau begitu kita mulai saja, kita mulai dari perkenalan agar kita nantinya dapat dengan mudah berkomunikasi. Saya Alycia Rurry anda dapat memanggil saya Aly atau Cia" kata Alycie dengan senyum manis membuat pemuda itu mendongkak.
Sejenak nafas Alycia ketika melihat wajah tampan pemuda ini dari depan dan ternyata melihatnya dari depan jauh lebih tampan dari dugaan Alycia yang setara dengan para aktris dan actor namun dengan segera ia menyadarkan dirinya agar tidak membuat pasiennya ini merasa terganggu atau tidak nyaman dengan kelakuannya tetapi Alycia kembali menatap ulang laki-laki tampan di depannya ini. Saat ia menyadari keganjilan dari tatapnnya, Alycia seperti melihat seorang yang hidup namun dipenuhi oleh kehampaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Dreams
Short StoryApa mimpimu lima tahun yang akan datang? Di masa depan, seperti apa kamu melihat dirimu sendiri? Mimpi adalah angan yang kita pegang saat masih kecil, kemudian jadi harapan, dan berubah jadi cita-cita yang akan kita wujudkan ketika dewasa. Mimpi buk...