Non Stop! Dream

70 12 5
                                    

Mentari pagi mulai menampakkan diri. Suara kicauan merdu burung merpati di halaman rumah kami ditambah dengan secangkir teh hangat membuat pagi ini terasa lebih hangat. Sudah lama aku tidak melihat indahnya matahari terbit, semenjak aku bekerja di pusat penelitian teknologi di Jepang, aku jarang sekali dapat menikmati indahnya mentari.

Aku harus bangun lebih awal untuk mengejar jadwal kereta, walaupun kereta di Jepang terkenal dengan kecepatan dan ketepatannya. Namun tetap saja aku tidak mau berdiri menunggu kereta, menunggu merupakan hal yang paling kubenci. Walaupun sampai saat ini aku masih setia menunggu seorang perempuan. Karenanya pun aku jadi tidak dapat menikmati indahnya senyuman mentari dan kicauan burung yang terbang dari sarangnya.

Tak kusangka cita-cita yang kuucapkan dengan polos waktu kelas satu SMP justru menjadi kenyataan. Walaupun aku belum berhasil menciptakan penemuanku sendiri, namun setidaknya menjadi seorang ilmuwan termuda di pusat penelitian teknologi jepang sudah lebih cukup untuk membungkam mulut orang yang meremehkanku.

"Profesor Noor ingin saya pesankan kopi?" tanya seniorku yang duduk di sebelahku. "Tidak, terima kasih 'senior'¹ Harada," jawabku dengan seramah mungkin kepada senior Harada. Senior Harada merupakan ilmuwan yang sudah lama mengabdi di empat penelitian ini. Sudah banyak penemuan-penemuan yang berhasil dia temukan bersama dengan teman-temannya yang sekarang sangat berguna di zaman sekarang, salah satu contohnya adalah teknologi 7G yang sekarang banyak terdapat di banyak smartphone. Senior Harada merupakan orang yang mudah bergaul dengan orang-orang baru, termasuk aku yang bisa dibilang malu-malu kucing kalau ingin berkenalan dengan seseorang.

"Sudah kubilang cukup panggil Harada saja." balas senior Harada, "hm, sepertinya kau memang benar-benar memerlukan secangkir kopi hangat. Matamu berubah mirip mata panda, tubuh terlihat lebih lesu dari biasanya dan juga kau tidak banyak mengoceh dengan satpam gedung ini. "

Lebih lesu? jadi selama ini aku datang bekerja dengan semangat yang membara di mata senior Harada terlihat lesu.... Hmmm.

"Yah mau bagaimana lagi sen— ah maksudku Profesor Harada. Aku tidak bisa melawan rasa ingin tahuku profesor."

Profesor Harada mengernyitkan dahinya seraya berkata, "Penasaran? Apa yang membuatmu penasaran hingga membuatmu dirimu menjadi lebih lesu begini? Jangan bilang kau melakukan penelitian di rumahmu sendiri."

Aku tertawa pelan, aku merasa kalau sebentar lagi bakal diceramahi habis-habisan oleh Profesor Harada. Bagi Profesor Harada rumah merupakan tempat dimana kita menikmati waktu istirahat setelah bekerja dengan keras. Dan aku sependapat dengan beliau, akan tetapi lagi-lagi rasa lelahku selalu bisa dikalahkan oleh dengan rasa ingin tahuku.

"Apa yang sedang kau teliti Profesor Noor?" ucapnya datar. "Bukan hal penting kok profesor," jawabku.

"Noor, kau pembohon yang buruk. Sekarang katakan apa yang sedang kau teliti di rumahmu!" suara profesor Harada sedikit meninggi.

Sepertinya aku harus mengatakannya atau perang dunia ketiga akan benar-benar terjadi. "Aku sedang meneliti bagaimana cara mempercepat suatu molekul sehingga dapat lebih cepat daripada massa waktu." kataku pelan.

"Jadi kau ingin menciptakan mesin waktu?" sahut seseorang yang baru masuk ke dalam ruangan kami bekerja. Takasugi Kawashima, profesor yang berhasil menciptakan jaket dengan pengatur suhu otomatis. Di saat cuaca dingin, secara otomatis jaket tersebut akan mengkonversikan suhu dingin menjadi lebih hangat, begitu pun sebaliknya. Jaket itu laris di pasar negara yang memiliki empat musim, terutama Amerika Serikat dam Inggris, penjualan jaket tersebut katanya sukses menembus angka satu milyar euro. "Yang benar saja, apa kau bodoh?! Yang namanya waktu tidak mungkin di putar balik."

" Siapa juga yang pengen buat mesin waktu, lagipula kalaupun aku sukses membuat mesin waktu hanya akan kugunakan untuk mengingatkan diriku di masa lalu untuk selalu memasukan makanan ke dalam kulkas." balasku.

Future DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang