Part 4

508 71 0
                                    

Keesokan harinya....

Hana sudah berada di kantin terlebih dahulu bersama Putri. Hana meminta Putri menemaninya agar dia tidak terlalu canggung saat bertemu Rayyan.

"Han, sory nih.. Tapi aku gak bisa lama lama nemenin kamu. Tadi Ibu ku udah telepon suruh cepet pulang. Katanya minta ditemenin belanja." ujar Putri.

"Yahh, beneran Put. Duuhh, gimana yaa.. Aku deg degan masa. Aku ga enak aja kalau berdua doang sama ka Rayyan." ucap Hana cemas.

"Disini kan rame Han, ga cuma kamu sm dia doang. Santai aja. Ntr ka Rayyan dateng aku langsung balik ya.."

"Hm, yaudah deh. Daripada tugas aku ga selesai."

Raut wajah Hana begitu khawatir. Sejujurnya dia takut salah tingkah depan ketua Rohis nya itu.

"Assalamu'alaikum..! Kalian udah lama nunggu disini?" Rayyan tiba-tiba menghampiri mereka.

"Wa'alaikumussalam.. Engga kok kak.. Kita baru 15 menit disini. Tadi juga sambil makan dulu." ucap Hana.

"Yaudah Han, kalau gitu aku pulang ya.. Selamat belajar Hana hehe." goda Putri.

"Eh iya Put. Kamu hati hati di jalan ya. Salam buat Ibu kamu."

Sesaat setelah Putri pergi...

"Loh, Putri mau kemana? Dia ga nemenin kamu?" Rayyan bertanya heran.

"Dia harus pulang kak. Tadi Ibunya telepon kalau dia disuruh nemenin Ibunya belanja."

"Oh gitu.. Yaudah kalau gitu kita mulai aja belajarnya takut kesorean."

Mereka pun belajar berdua di tengah keramaian kantin kampus. Hana yg sesekali memperhatikan Rayyan yg sedang mengajarinya, tiba-tiba merasakan getaran aneh di hatinya yg membuatnya sedikit hilang fokus saat Rayyan menjelaskan.

"Nah, sampe sini ada yang kamu ga  ngerti Han?" tanya Rayyan kepada Hana yg masih memperhatikan dirinya.

"Eehh, kenapa kak? Ohh, iya iya aku ngerti." pertanyaan Rayyan membuyarkan lamunan singkat Hana. Sebenarnya dia sudah sedikit mempelajari bab yg dijelaskan Rayyan barusan. Jadinya dia kurang lebih sudah paham.

Hampir 1 jam mereka belajar bersama. Hana gadis cerdas. Tidak sulit bagi Rayyan untuk menjelaskan kepada Hana. Sampai akhirnya tiba waktu Ashar......

Allahuakbar Allahuakbar.......

Adzan Ashar berkumandang...

"Udah Ashar kak, kita shalat dulu ya." Ajak Hana kepada Rayyan.

"Oohh iya.. Yaudah kalau gitu kita shalat Ashar dulu." ucap Rayyan.

"Masya Allah gadis ini.. Cantik, cerdas, baik, rajin ibadah. Kenapa perasaan gue jadi aneh gini ya kalau lagi sama dia?" batin Rayyan.

"Kak? Saya duluan ya ke tempat wudhu. Nanti saya tunggu lagi disini." ucap Hana membuyarkan lamunan Rayyan.

Akhirnya mereka shalat Ashar bersama mahasiswa dan dosen lain. Suasana sore itu sangat cerah. Ditambah masih banyak mahasiswa yg tidak langsung pulang. Dan ada juga dari mereka yg masih mengikuti perkuliahan.

Setelah selesai Hana sudah menunggu Rayyan lebih dulu di kantin. Mereka masih harus melanjutkan belajarnya. Sedangkan Rayyan terlihat sedang berbicara dengan seorang gadis di pelataran Masjid.

"Kak, kapan kita bisa mulai rapat untuk membahas rencana Tafakur Alam 3 bulan lagi?" ucap Fani kepada Rayyan yg tidak sengaja ditemuinya.

"Hm, InsyaAllah nanti saya akan kabari secepatnya." ucap Rayyan singkat kepada Fani.
_

"Loh, itu ka Rayyan sama siapa ya? Kok keliatannya mereka udah deket." batin Hana yg melihat pemandangan tersebut ke arah pelataran Masjid kampus.

"Assalamu'alaikum.. Kamu udah lama nunggu Han? Maaf ya, tadi saya ada urusan sedikit." sapa Rayyan pada Hana.

"Eh, wa'alaikumussalam kak.. Gak kok kak.. Aku baru 5 menit disini. Iya kak gak apa-apa. Yaudah kalau gitu, kita lanjut lagi belajarnya." ucap Hana sedikit canggung.

***

"Assalamu'alaikum..." ucap Hana saat sampai di rumah.

"Wa'alaikumussalam... Anak gadis Bunda sudah pulang. Kok tumben kamu pulang lebih sore Han? Ada kuliah tambahan?" tanya Bunda.

"Ngga kok Bunda. Tadi Hana habis minta tolong sama kk tingkat Hana Bun. Ada salah satu mata kuliah yg Hana belum terlalu paham. Dan ada tugasnya juga. Deadlinenya sebulan lagi. Maaf ya Bunda, Hana lupa kasih tau Bunda." jelas Hana panjang lebar.

"Oh gitu.. Iya gak apa-apa sayang. Bunda ngerti kok. Yaudah kamu ganti baju, mandi, shalat maghrib trus setelah itu makan ya. Bunda udah siapin makan malam buat kamu." ucap Bunda penuh perhatian.

"Iya Bunda. Hana ke kamar dulu yaa."

***

"Heh, lo itu ga kapok ya nyari gara-gara sama gue.. Lo tuh disini masih mahasiswa baru. Gak usah banyak tingkah deh..!" ucap Andien kasar.

Andien yg pagi itu tiba-tiba mendatangi Hana ke kelasnya sebelum jam perkuliahan dimulai, lalu melabrak gadis itu. Entah apa yg membuat Andien bersikap demikian pada Hana.

Flashback on....

"Ndin liat deh, si Rayyan di kantin sama siapa tuh? Kok kayaknya deket banget." ucap teman Andien.

Andien yg saat itu lewat depan kantin bersama temannya tiba-tiba teralihkan oleh pemandangan Rayyan bersama Hana sedang duduk berdua di kantin.

Ingin rasanya dia langsung menghampiri kedua orang itu lalu melabrak Hana. Tapi dia tidak ingin terlihat bodoh di depan Rayyan.

"Awas lo besok ya.. Gue bakal bikin perhitungan sama lo..!" racau Andien penuh emosi."

Flashback off....

"Maaf kak, ini ada apa ya?" Hana berusaha tenang meskipun dia sudah cukup dipermalukan oleh Andien.

"Alaaahh...! Gak usah belaga gak tau deh lo..! Ngapain lo kemaren berdua-duaan sama Rayyan di kantin?"

"Kemarin saya cuma belajar sama dia kak. Saya ada tugas dari mata kuliahnya pak Irfan. Dan ada beberapa bab yg saya ga ngerti. Jadi saya minta tolong sama ka Rayyan."

"Gue gak percaya..! Lo jangan coba-coba deketin Rayyan ya..! Rayyan itu punya gue..! Lagian lo ga usah mimpi deh bisa deketin Rayyan. Lo itu cuma cewek kampung..!" ancam Andien.

Hana berusaha sekuat mungkin untuk menahan butiran kristal di sudut matanya. Ingin rasanya dia menangis tapi kondisi tersebut tidak memungkinkan. Terlalu banyak mahasiswa berlalu lalang. Dan sebentar lagi jam perkuliahannya akan segera dimulai.

Akhirnya Andien pun pergi meninggalkan Hana setelah dia memperlakukan Hana didepan mahasiswa lain.

***

"Dooorr...!"

"Hana, kamu kenapa? Tumben aku kagetin ga ngedumel. Kamu nangis Han?" sapa Putri pada sahabatnya.

Hana terisak, dia tidak tahu harus berkata apa pada Putri. Hana masih sangat mengingat kejadian tadi pagi yg menimpanya. Andien benar-benar membuat hatinya sedih. Hati Hana yg begitu rapuh meskipun dia selalu berusaha menunjukkan kalau dia kuat. Tapi tidak kepada Putri.

"Hana... Kamu kenapa? Kalau kamu ada masalah kamu cerita Han.." Putri berusaha menenangkan.

"Aku gak apa-apa kok. Nih aku udah senyum lagi." Hana berusaha terlihat kuat didepan Putri. Dia tidak ingin Putri tiba-tiba emosi dan melabrak balik Andien. Urusannya akan menjadi lebih rumit kalau Putri melakukan hal itu.

"Kamu jangan bohong Hana. Kalau gak ada apa-apa kenapa kamu nangis?"

"Nanti aja ya aku ceritain.. Aku janji bakal cerita sama kamu." ucap Hana sambil berusaha senyum kepada sahabatnya itu.

____________________

Alhamdulillah selesai part ini 😄

Jangan lupa Voment nya yaa 😊🙏

Terima kasih 🙏

Dalam Untaian Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang