Selesai kuliah, Hana dan Putri pulang bersama. Dan benar saja, Putri menagih janji Hana untuk menceritakan kejadian yg membuat sahabatnya itu menangis.
"Hana, coba dong kamu cerita sama aku. Sebenernya kamu kenapa? Aku ga bisa liat kamu sedih kayak gini." Putri memecah lamunan Hana.
"Put.. Apa aku berenti aja ya minta tolong sama kak Rayyan buat bantuin tugas ku?"
"Loh.. Kok kamu ngomong gitu? Emangnya tugas kamu udah selesai? Perasaan baru kemarin kan belajarnya?!" Putri heran dengan sikap sahabatnya ini.
"Aku ga mau bikin masalah sama siapa siapa Put. Aku takut."
"Takut kenapa? Masa cuma belajar sama ka Rayyan aja sampe bikin kamu kayak gini?"
Hana benar-benar bingung untuk menjelaskan kepada Putri. Dia sangat tidak ingin sahabatnya ini tersulut emosi. Apalagi kalau Putri sampai melabrak balik Andien. Hana tidak bisa membayangkan Andien yg akan semakin mempermalukan dirinya nanti.
"Put, kamu janji yaa sama aku. Kamu ga perlu ngelakuin apapun setelah aku cerita sama kamu. Aku cuma pengen hati aku lega dengan cerita ke kamu. Plis, janji yaa...?" ucap Hana sangat memohon.
"Hm, Iya aku janji.. Tapi aku ga janji yaa untuk ga kesel kalau sampe ada yg nyakitin kamu." tandas Putri.
"Tadi pagi, ka Andien dateng ke kelasku.. Dia ngelabrak aku gara-gara dia liat aku sm ka Rayyan di kantin kemarin sore. Aku udah jelasin ke dia, kalau aku cuma belajar sm dia. Tapi dia malah ngancem aku. Aku takut Put. Makanya aku pengen udahin aja belajarnya sm ka Rayyan." jelas Hana panjang lebar sambil terisak.
"Tuh orang kok kelewatan banget..?! Emang dia siapanya Rayyan sih sampe ngancem kamu segala..?! Astagfirullah..!" Putri sangat tidak habis pikir dengan kelakuan Andien. Seandainya Putri tidak berjanji untuk tidak melakukan apapun setelah Hana cerita, dia pasti sudah mencari Andien dan melabrak balik perempuan itu.
***
Keesokan harinya...
"Bro, gimana kemarin belajar sama Hana? Kayaknya seneng banget." goda Galih pada Rayyan yg saat itu sudah berada di meja kelasnya.
"Apaan sih lo bro. Ya ga gimana gimana. Belajar biasa." jelas Rayyan.
"Masa sih? Ga ada yg istimewa gitu? Nih ya bro, kalau gue liat dari tatapan mata lo, kayaknya lo itu suka ya sama Hana? Bener ga?" Galih terus terusan menggoda Rayyan.
"Yee.. Sok tau lo. Baru kenal kemarin masa udah suka." elak Rayyan.
"Hahaha... Yaa gue sih gak tau. Gue cuma nebak aja. Abis lo kalau ngeliatin Hana begitu banget. Kalau gue jadi Hana, gue udah salting kali wkwkwk." Galih tidak berhenti menggoda sahabatnya itu.
"Au ah.. Udah ah gue mau ke Masjid dulu. Lo mau ikut ga?" ajak Rayyan sambil mendengus kesal karena ulah Galih yg membuatnya berhasil salah tingkah.
"Lo duluan aja. Gue mau ngaso dulu. Baru nyampe gue nih. Gue balik ke kelas ya."
Akhirnya dua sahabat itu berpisah. Rayyan seperti biasa menuju Masjid untuk melaksanakan shalat Dhuha. Dan Galih kembali ke kelasnya karena tidak lama lagi perkuliahannya akan dimulai.
***
Waktu Zuhur tiba...
Rayyan sudah berada di Masjid terlebih dahulu. Seperti biasa dia selalu menunggu waktu shalat di Masjid sambil membaca Mushaf Qur'annya.
Hana yg saat itu juga sedang menuju Masjid untuk melaksanakan shalat Zuhur, perlahan perhatiannya teralihkan oleh Rayyan yg sedang tilawah di sudut Masjid.
"Ya Allah, pantes aja banyak yg suka sama ka Rayyan, dia bukan cuma baik, pintar, cerdas, tapi juga rajin ibadah dan sering membaca Al-Qur'an." gumam Hana dalam hati yg sibuk memperhatikan Rayyan.
"Hana? Dia ngapain yaa ngeliatin gue? Kok gue jadi deg degan gini?!" batin Rayyan yg sedikit salah tingkat saat dia melihat Hana memperhatikan dia dari beberapa detik yg lalu.
***
Usai shalat Zuhur...
"Assalamu'alaikum...!" ucap Rayyan seraya menghampiri Hana yg juga baru saja keluar dari dalam Masjid.
"Wa'alaikumussalam... Ka Rayyan?! Ada apa kak?" jawab Hana.
"Kapan bisa kita mulai lagi belajarnya? Kemarin belum selesai kan? Atau kamu sudah mengerti keseluruhan materinya?"
"Eh, hm.. Maaf kak.. Aku..." tiba-tiba Hana teringat kejadian yg menimpanya karena ulah Andien. Dia semakin dibuat bingung dengan tawaran Rayyan.
"Ya Allah, aku harus gimana ini? Aku bener-bener butuh bantuan ka Rayyan. Tapi gimana sama ka Andien kalau dia lihat aku sama ka Rayyan belajar bareng lagi." batin Hana yg hampir tidak mampu membendung rasa sedihnya.
"Hana.. Kamu kenapa? Kok diem aja? Kamu lagi ada masalah?" ucap Rayyan pada Hana.
"Eng... Enggak ada kok kak. Yaudah kalau gitu ntar sore aja gimana kak? Kk masih free kan dari kegiatan Rohis?" tanya Hana memastikan.
"Iya saya masih free. Minggu depan baru saya mulai aktif lagi. Yaudah kalau gitu. Nanti sore saya tunggu kamu di kantin yaa setelah shalat Ashar."
"Hmm, bisa gak kak kalau belajarnya jangan di arena kampus? Kalau di tempat makan gitu gimana?" tanya Hana memastikan. Karena dia masih sangat trauma dengan Andien.
"Kenapa emangnya? Kamu mau nyari suasana baru ya?"
"Hehe iya..." Hana terpaksa sedikit berbohong. Dia tidak ingin Rayyan tahu penyebab dia tidak ingin belajar bersama Rayyan di arena kampus.
"Ya sudah kalau gitu. Nanti saya tunggu kamu di parkiran. Kita berangkat bareng aja." ucap Rayyan.
"Baik kak. Kalau gitu saya permisi mau ke kelas lagi. Assalamualaikum..!"
"Wa'alaikumussalam..." jawab Rayyan.
________________
Alhamdulillah.. Selesai 😄
Jangan lupa Voment nya yaa 😊🙏
Terima kasih 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Untaian Doa
Narrativa generale"Buunnn.. Aku berangkat yaa.." teriak Hana yang saat itu ternyata sudah kesiangan. "Gak sarapan dulu sayang?" tanya Bunda sambil mengoleskan selai coklat pada rotinya. "Engga bun, aku udah telat ini. Ternyata ada kuliah pagi. Maaf ya Bunda..." Ucap...