Conical Intersection

24 2 0
                                        

#Conical Intersection

(Aneh sekali banyak manusia yang bimbang akan nasibnya padahal hidup hanyalah titik temu antara usaha manusia dan garis takdir sang Pencipta)

Umi menatap Anggi yang sejak tadi mematut wajahnya di depan cermin, "Lebih cantik polos aja, daripada didempul begitu!".

Anggi tersenyum mendengar tuturan Umi, "Cuma pake BB cream sama bedak umi.., plus lip balm". Anggi melanjutkan aktifitasnya yang sedang memoles wajahnya dengan gaya no make up make up look. Bagaimanapun, dia dikenal sebagai model meski hanya sebatas freelance jadi dia rasa tidak terlalu masalah menggunakan sedikit make up, apalagi ini adalah acara wisuda yang cuma sekali bisa ia ikuti seumur hidup.

"Eh, nggak keliatan pake make up yaa neng?", kata Umi yang membuat Anggi tersenyum.

Masih ada waktu dua jam lagi sebelum acara wisuda dimulai. Tetapi Anggi sudah siap dengan gamis burgundi polos dengan sedikit hiasan brokat di bagian bawah dan beberapa swarovsky di bagian lengan. Jilbab persegi warna senada dia gunakan dengan model pashmina tetap menutupi dada berhias brooch kecil pemberian Umi tadi pagi. Benar-benar simple dibanding wisudawati yang lain. Kendati demikian, Anggi tetap menjadi pusat perhatian.

Para wisudaan satu per satu masuk ke ruangan Dome Universitas setelah sebelumnya diarahkan untuk menggunakan TOGA. Anggi duduk di barisan kelima karena kebetulan Fakultasnya mendapatkan tempat di bagian depan.

Lagi-lagi Anggi melirik jam tangan Bulova yang melingkar di lengan kirinya sambil sesekali menoleh ke arah pintu masuk Dome Universitas yang saat ini digunakan sebagai tempat wisuda. Dad berjanji untuk datang tetapi sampai sekarang Anggi belum melihatnya. Dia membuka ponselnya yang bergetar dan membaca sebuah pesan yang membuat kedua sudut bibirnya terangkat.

Kau sudah di dalam? Dad sudah di pintu masuk.

Musik pengiring tanda prosesi wisuda akan dimulai terdengar, diikuti oleh iring-iringan Senat yang terdiri dari Ketua, wakil ketua, dan juga seluruh Ketua Jurusan. Dibelakang Ketua jurusan ada rombongan pria berjas yang sepertinya merupakan pejabat pemerintah yang diundang khusus. Anggi membulatkan matanya ketika sadar bahwa salah satu pria berjas yang berjalan bersama iring-iringan Senat adalah ayahnya, yes! her dad. Anggi tersenyum, dad selalu tampak gagah dan berkelas.

Setelah pelantikan lulusan dibacakan dan penyematan oleh rektor, acara dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan.

Langit Dirgantara, S.T. Lulusan Terbaik Pertama program Sarjana Strata-1

Awim Ifty Anfa, S.Pd. Lulusan Terbaik Kedua program Sarjana Strata-1

Pembawa acara menyebutkan sepuluh nama lulusan terbaik yang berdiri berurutan ke arah panggung. Selanjutnya, pembawa acara juga menyebutkan nama-nama wisudawan yang menerima beasiswa program master dari luar negeri. Anggi terkejut karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan terkait hal ini.

Pembawa acara menyebutkan satu per satu wisudawan yang mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Anggi menghitung, ada lima orang yang telah berdiri sebelum namanya juga ikut dipanggil

Anggita Franklin, peraih beasiswa Master di Urban Design University of California.

Anggi sadar, Dirga menoleh ke arahnya ketika nama Anggi disebut oleh pembawa acara. Sepertinya Dirga terkejut dan Anggi berharap setelah ini Dirga memahami alasan Anggi menolak berta'aruf dengannya.

Saat Anggi maju menerima penghargaan, ia bisa melihat senyuman bangga daddy ke arahnya bahkan daddy mengarahkan tanda jempol yang membuat senyum Anggi semakin lebar. Prosesi wisuda dilanjutkan oleh acara sambutan. Pembawa acara menyebut nama William Franklin yang akan mewakili para undangan memberi sambutan sekaligus motivasi bagi para wisudawan.

"Yang saudara peroleh hari ini merupakan hasil kerja keras yang memerlukan pengorbanan baik biaya maupun pikiran. Namun, dengan gelar akademik yang telah saudara raih artinya saudara telah memiliki kesempatan lebih luas untuk berkiprah, meniti karier dan menata masa depan yang lebih baik. Saya bangga terhadap kalian yang telah bekerja keras sampai akhir untuk meraih cita-cita kalian, terlebih ada putri saya yang juga tengah duduk diantara kalian".

Anggi mendengar beberapa temannya yang mulai berbisik saat William Franklin, pemberi sambutan saat ini mengatakan bahwa putrinya juga diwisuda. Tentu saja semua mata memandang ke arahnya, terlalu mudah ditebak melihat kesamaan nama belakang mereka. Anggi terlihat tidak peduli dengan tatapan mereka yang sudah biasa ia terima tetapi di sedikit mendongak ketika lagi-lagi Dirga juga menoleh ke arahnya. Sepertinya, hari ini Anggi membuat laki-laki itu terkejut dua kali.

--

Anggi bahagia melihat umi dan daddy yang bercengkrama. Mereka memang berhubungan baik meski telah bercerai tetapi ini adalah kali pertama mereka bertemu setelah perceraian. Anggi tidak pernah berharap sebelumnya, mereka akan bersama bertiga seperti ini lagi. Dia bukan anak kecil lagi yang berharap mereka rujuk kembali. Anggi sudah sangat bersyukur bahwa di hari bahagianya dia berdiri di tengah-tengah orang yang paling penting dalam kehidupannya.

Daddy mengajak mereka untuk makan siang bersama. Tetapi Anggi bersikeras untuk menunggu seseorang. Dia berjanji untuk menemui Dini setelah wisuda selesai tetapi orang yang dia tunggu tidak terlihat sama sekali.

Anggi meminta izin pada umi dan daddy untuk menemui beberapa teman-temannya dan juga mencari Dini. Dia tersenyum ketika menemukan sosok yang dia cari. Anggi melambaikan tangan ke arah Dini tetapi dia terkejut ketika dua pasang mata justru melihat ke arahnya.

Dirga yang berada diantara Anggi dan Dini juga ikut menoleh melihat sosok yang dikenalnya melambaikan tangan. Dia menoleh ke arah yang berseberangan dengan arah pandangnya sekarang dan menemukan Dini yang juga menatap Anggi dan Dirga bergantian.

Anggi terdiam cukup lama di tempatnya, ragu dia berjalan menuju ke arah Dini. Jantungnya berdebar lebih cepat saat jarak antara dirinya dan Dirga semakin berkurang. Dia tanpa sadar menghitung mundur jarak langkah dirinya dan Dirga. Saat keduanya berpapasan, Anggi yakin Dirga sedikit menggerakkan tubuhnya ke samping membuat Anggi bisa melihat bibir Dirga yang bergerak mengucapkan satu kata kepadanya.

"Baarokallaah..", Anggi yakin itu yang ia dengar. Anggi membalikkan tubuhnya ke belakang memastikan tetapi Dirga sama sekali tak bereaksi dan tetap sibuk mengobrol dengan teman-temannya. Dalam hati, Anggi pun membalas, "Baarokallaahu fii kum".

Tbc.

Conical intersection

conical intersection of two or more is the set of points where the are (intersect) and the between these states are non-vanishing.



Maafkan ending yang terlalu nge-drama...

Paham tidak dengan arti conical intersection? Mau di translate, jatohnya malah membingungkan. Intinya pertemuan energi yang sama, ingin menggambarkan sebuah titik temu sebetulnya.... .

EQUILIBRIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang