BAB 6

1K 193 76
                                    

A L L E V I A T E | BAB 6

Dunia itu perlahan kian redup—meredup karna untaian kesakitan tanpa sedikit pun menyisakan sebuah kebahagiaan. kebahagiaan pun kini seperti sebuah titik kecil yang kian lama kian menjauh bahkan sukar untuk terlihat.

Kini hanya hitam dan abu-abu, hanya gelap dan kegelapan yang rasanya mampu berseru lantang bahwa dunia ini pada akhirnya terisi dengan penyesalan dan kesedihan, seperti sebuah tanda jika dunia ini perlahan mulai meredup dan hancur bagiku.

"Apa yang terjadi padaku?" dengan napas berat dan terbata-bata, Seongwoo menyimpan rasa sakitnya untuk mimpi buruk yang baru saja ia terima.

"Apa dia datang lagi?"

"Andai saat itu kau tetap melanjutkan terapimu, kau tidak akan berakhir di sini Seongwoo."

Psikolog Ha menatap pria itu yang menunduk sedih menutup wajahnya dengan kedua tangan yang bergetar hebat.

"Mengapa kau selalu menyiksaku seperti ini?" Pria itu menangis lagi untuk ke sekian kali.

"Aku ingin membantumu."

"Apa aku bisa melakukannya?" harapan itu jelas dapat psikolog Ha lihat dari sorot mata yang telah berubah menjadi lautan.

"Semua bergantung pada dirimu Seongwoo, kau hanya harus berhenti membuat Peter dan yang lainnya datang, yakinlah bahwa seorang Ong Seongwoo mampu mengatasi semuanya. Kau adalah kunci dari harapanmu."

"Aku tahu, dia berbuat sesuatu yang salah tapi kadang aku merasa membutuhkannya." Pria menyedihkan itu kembali menunduk, meremas kedua tangannya tak tenang. "Kami saling membutuhkan."

"Kau jauh lebih mampu dari siapa pun, kau tidak membutuhkan Peter ataupun yang lainnya untuk mengurangi rasa sakitmu. Percayalah bahwa kau mampu sebagai Ong Seongwoo bukan yang lainnya karena tubuhmu adalah milikmu."

Psikolog Ha terus menatap Seongwoo hangat, menciptakan sunyi dan kenyamanan untuk pria yang sedang dilanda kebingungan, hingga kedua pasang mata itu bertemu seolah memancarkan kesedihan dan rasa tak mampu yang psikolog Ha baca.

"Kau berpikir bahwa kau membutuhkannya untuk menghindari rasa sakitmu bukan?" Seongwoo mengangguk. "Tapi Peter menginginkan hidupmu."

"Tapi Peter—dia—"

"Kau tidak punya pilihan untuk menjadikan dirimu lebih kuat untuk menolak kehadiran Peter atau kau akan hilang dan hanya akan ada Peter di dunia ini."

Seongwoo lagi-lagi menitikkan air matanya tanpa ia inginkan, meremas rambutnya dan menariknya erat. Merasa sangat frustrasi dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri untuk saat ini, tak mengingat banyak hal membuatnya merasa ketakutan.

"Hampir satu bulan lamanya kau menghilang dan hanya ada Peter yang begitu bahagia menjadi dirimu. Dia bahkan melukai dokter Lee sehingga aku melarangnya untuk datang sementara waktu ini."

"Aku?"

"Aku yakin kau tidak ingin terbangun tanpa mengerti atau mengingat apa yang telah terjadi. Seperti saat ini, kau tersadar di antara kekacauan yang Peter buat."

"Apa dia baik-baik saja? Dokter—Lee."

"Aku yakin dia sudah membaik, karena satu bulan sudah berlalu. Kau tidak perlu khawatir."

"Bagaimana bisa!"

"Ong Seongwoo—"

"Bagaimana bisa—katakan bagaimana bisa aku tidak merasa khawatir sementara aku melukai orang lain."

Seongwoo mulai menangis.

∞∞∞

Kegaduhan terdengar sampai di telinga Lenna saat langkah kaki wanita kurus itu menyusuri lorong sunyi yang tak lagi asing. Melihat dari mana kegaduhan itu berasal, Lenna bergegas berlari dan mengabaikan hal lain di sana, dalam hati ia berharap bahwa tak ada lagi hal buruk yang terjadi.

ALLEVIATE  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang