BAB 4

1.1K 203 60
                                    

A L L E V I A T E | BAB 4

Lingkar hitam di bawah mata itu semakin nyata terlihat, tubuh kurus itu pun terlihat lebih kurus di mata seorang Choi Gyeoul yang memberikan pundak sempitnya untuk menjadi tempat sandaran Lenna yang sedang memejamkan kedua matanya sebentar saat jam makan siang, bahkan gadis itu cukup bersabar saat harus memakan makanannya dengan perlahan.

"Kau harus makan, sampai kapan kau akan seperti ini?"

Sahabat baiknya memang sangat cerewet, ia yakin wanita berwajah dingin itu akan terus mengomel jika ia tak melakukan sesuatu. Lenna tak punya pilihan selain terbangun dan mulai memakan makan siangnya dengan malas.

"Apa pria itu bertanya tentangku?"

"Siapa?"

"Pria yang sedang melihatmu itu." Lenna menunjuk Eric yang berakhir membuat Gyeoul tersipu malu saat menurunkan tangan Lenna.

"Dia tidak melihatku." Kilah Gyeoul. "Kau tahu, dia terus meminta maaf padaku. Dia masih percaya jika kau tinggal di tempat tinggalku dan berpikir bahwa kau sangat merepotkan."

"Kau tahu betapa lelahnya aku harus pulang pergi dari Yeongsan ke sini dan dari sini ke Yeongsan. Aku bahkan lupa jalan ke rumahku karena seminggu ini aku tidak pulang."

"Ada apa denganmu? Kau bahkan mengorbankan banyak hal hanya untuk pria yang baru kau kenal."

"Aku hanya berusaha membantunya."

"Kau yakin hanya membantunya? Anehnya aku tidak berpikir seperti itu."

"Terserah padamu." Sudah pasti wanita itu tak peduli dengan kecurigaan Gyeoul yang kedua matanya sudah menyipit meminta penjelasan.

"Hey! Aku tidak bodoh Lenna, sudah ada beberapa dokter ahli kejiwaan yang di tugaskan di sana dan kau mengajukan dirimu sendiri untuk menjadi tenaga bantuan di sana?"

"Jangan terkejut, tapi aku berencana mengurus kepindahan tugasku di sana."

"WHAT!"

Terang-terangan Lenna menutup mulut wanita dingin itu dengan tangannya, ia hanya tak ingin pekikan Gyeoul menarik perhatian banyak orang termasuk Eric yang bisa saja merasa curiga dan meminta penjelasan tentang apa yang terjadi.

"Aku bilang jangan terkejut."

"Bagaimana bisa? Kau menyukainya? Mengapa kau rela melakukan hal seperti itu pada orang yang tidak kau kenal."

"Aku mengenalnya—hanya—ya—sekedar. Lagi pula tidak ada sesuatu yang 'khusus' di antara kami, Choi Gyeoul." Lenna yang mulai merasa kesal pada dirinya sendiri menghentikan kegiatan makannya. "Aku mohon jangan katakan masalah ini pada Eric."

Gyeoul tak janji, ia bahkan tak mengucapkan apa pun untuk menyetujui gagasan Lenna yang terdengar gila.

"Kau adalah wanita tergila yang pernah kutahu!" Lenna hanya mampu memutar kedua bola matanya acuh. "Tapi jujur, aku sempat mengira kau memiliki hubungan khusus dengan sahabatmu itu."

"Siapa? Kim Donghan?" Lenna tak terima,

"Yap! Kau selalu tersenyum bahagia saat bersamanya."

"Senyuman bukan sebuah tolak ukur dari sebuah perasaan." Bibir Gyeoul terkunci karena ucapan Lenna terasa benar. "Contohnya kau, kau selalu bersikap dingin pada kakakku tapi kau menyukainya. I know it."

"Oya? Dan sekarang aku tahu dan cukup yakin jika kau menyukai pria itu ketimbang sahabat baikmu."

Saat itu Lenna hanya menatap sahabat baiknya terkejut, ia mulai berpikir tentang alasan yang membuat ia berusaha sekeras ini untuk membantu pria yang baru saja ia temui beberapa kali. Lenna berusaha mengingkari, karena terasa konyol saat Gyeoul bersikap seolah paling tahu tentang perasaannya sementara ia sendiri tak tahu apa pun.

ALLEVIATE  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang