2. Reunion

235 32 2
                                    

Aku duduk tepat disalah satu kursi disudut cafe, menunggu seseorang yang dulunya pernah membuat jantungku berdebar-debar

Sehun..

Ya, Chanyeol sudah mendapat penjelasan dari Sehun mengenai hubunganku dulu bersama Sehun. Chanyeol sendiri meminta Sehun untuk segera menyelesaikan masalahku bersama Sehun yang tentunya tidak ditolak oleh Sehun

Mungkin ini sebagian orang beranggapan salah jika seseorang ingin bertemu mantannya dimana mantannya tersebut sudah berkeluarga. Tapi pertemuan kali ini bukan untuk membuatku kembali bersama Sehun

Tidak, aku sungguh tidak ingin merusak kebahagiaanya sekarang seperti dahulu ketika aku menghancurkan kebahagiaanya bersamaku ketika ia tau kalau aku bekerja sebagai wanita panggilan

Aku melihat Sehun dari kejauhan. Aku mencoba melawan rasa ragu ku untuk melambaikan tangan agar ia tidak susah payah mencari keberadaanku didalam cafe ini

Melihatnya kembali membuat hatiku cukup senang, karena ia sudah menemukan kebahagiaanya

"Maaf sudah membuatmu menunggu lama" ucapnya seraya menarik kursi didepanku lalu ia duduki

"Tak apa, maaf juga jika Chanyeol sudah meminta waktu disela-seka kesibukanmu"

Ya, sekarang Sehun disibukkan dengan bisnis tambang yang dulunya dipegang oleh ayahnya. Bahkan dulu aku pernah sedikit bedebat dengan Sehun karena ibunya memintanya untuk melanjutkan bisnis itu setelah lulus sekolah

Ia tersenyum padaku

"Apa aku juga tidak mengganggu waktumu?" tanyanya

Sebenarnya hari ini aku dan Chanyeol ada jadwal fitting baju pengantin kami berdua. Tapi Chanyeol sendiri mengundurkannya karena ia ingin ini semua cepat berlalu

"Tentu tidak hun" jawabku

"Bagaimana kabarmu?" tanyanya

"Seperti yang kau lihat, baik. Lalu kau?" ucapku seraya membalas senyumannya

"Sama sepertimu vin"

Dia memang kelihatan sangat baik. Terlihat perbedaannya dulu dengan sekarang. Dulunya ia memiliki tubuh yang kurus dan jangkung. Sekarang ia nampak sangat dewasa, tubuhnya lebih atletis dibalut dengan jas hitamnya, rahangnya terlihat lebih tegas sehingga orang percaya ia adalah seorang pria yang sukses

"Apa istrimu tau jika kau akan bertemu denganku?" mungkin pertanyaanku sendiri itu sedikit menusuk hatiku, hanya saja aku mencoba mencairkan suasana

"Ya, dia tau akan hubungan kita yang dulu. Dan dia bisa memaklumi itu semua"

"Hmm dia wanita yang baik, kau sangat beruntung bisa mendapatkannya Hun"

"Dia wanita yang sabar, dia bisa menerima sikapku dulu yang menolak akan kehadirannya. Karena sebenarnya aku dijodohkan" jelasnya

"Percayalah Hun, orang tua kita akan tidak akan salah. Mereka akan memilih yang terbaik untuk anaknya"

Ucapanku menyinggung diriku sendiri. Bagaimana tidak, jika waktu bisa di undur maka aku bukanlah wanita yang pantas bersama Sehun, hanya seorang jalang

"Kau benar Vin, karena kesabarannya akhirnya aku bisa mencintainya dengan tulus"

Bahkan ucapan Sehun mengatakan bahwa ia sangat mengagumi sosok istrinya

"Semoga persalinannya nanti lancar" ucapku

"Amin. Bagaimana dengan Chanyeol?"

Aku merasa situasinya mula hangat

"Ehmm dia pria yang baik, dia ramah dan dia orang yang sangat bijak. Intinya aku juga sangat mencintainya"

Sehun mengaggukan kepalanya

"Kami bersahabat sejak kami kuliah bersama di Jerman. Mungkin kau heran kenapa dia memanggilku Willy. Jumlah mahasiswa berasal dari Asia disana sedikit, karena kami berdua tidak mau tersaingi makanya kami membuat nama panggilan baru, aku Willy dan dia Edward" jelasnya

"Aku mengenalnya sangat baik dan aku harap hubungan kalian berdua awet"

Aku mengiyakan ucapannya

Kita sempat terjebak situasi hening beberapa saat sambil menyesap nikmatnya latte di cafe ini

"Cuacanya mendung" ucapku yang membuat kami berdua menatap keluar jendela

"Tidak, ini mulai gerimis" balas sehun

Kami sontak saling menatap dan mengeluarkan gelak tawa kecil, karena dulu dialog itu sering muncul dalam kehidupan kami berdua

"Kita mulai dari mana?" tanyaku membuka topik percakapan kami yang sebenarnya

"Apa kau yakin ingin membahasanya di cafe ini?" tanyanya balik

"Kenapa?"

"Aku rasa kenangan kita sangat panjang, tidak mungkin kita bercerita sampai larut di cafe ini"

Ucapan Sehun yang ada benarnya juga tanpa ragu aku iyakan

"Aku punya apartemen didekat sini, kalau kau mau kita bisa kesana, takutnya hujannya keburu deras"

Aku menganggukkan ucapannya. Setidaknya kami berdua tidak mengobrol sampai cafe tutup

"Iya ini gerimis" ucapku didepan cafe

Sehun tertawa mendengar ucapanku

Sehun sendiri punya alasan sendiri mengapa ia membeli apartemen padahal ia sudah punya rumah bersama istrinya. Katanya dulu ia sering bertengkar dengan istrinya dan apartemen ini salah satu tempat pelariannya. Dia tidak melakukan hal-hal yang aneh, hanya saja dia butuh waktu sendiri. Sudah 2 tahun dia tidak pernah menginap di apartemennya ini namun ia sering menyewa beberapa pekerja untuk membersihkan apartemennya ini. Jelasnya seperti itu

"Apa kau mau minum sesuatu?" tanyanya menawarkanku

"Air putih saja"

"Sudah kuduga, kau memang tidak suka minum yang manis-manis"

Ucapannya membuat lamunan flashback diotakku. Aku memang tidak suka minuman yang manis-manis karena rasa hausku tidak akan hilang jika tidak minum air putih. Sehun masih hafal itu, dulu setiap ia memesankan aku makanan dia selalu memesankan air putih untukku karena ia tau alasannya

"Dan kau tidak suka minum pakai sedotan" balas ku meledekknya

"Apa kau sekarang membuka kartuku?" ucapnya sambil tertawa

Aku pun masih ingat jika Sehun tidak suka minum pakai sedotan, ia lebih suka meminum langsung dari gelas karena menurutnya minum pakai sedotan tidak akan menghilangkan rasa hausnya, alasannya air nya tidak akan dengan deras masuk kedalam tenggorokannya

"Aku tidak membuka kartumu, kita hanya mencoba reuni" balasku lagi

"Reuni? Berdua? Lucu sekali, biasanya reuni itu beramai-ramai sambil memasang foto-foto di baliho atau pun di iklan. Lalu kita harus memasang wajah kita berdua juga?"

"Ya, jika itu perlu kenapa tidak?"

Mungkin seperti itulah guyonan kami. Dulunya kami sering melakukan guyonan setelah bertengkar. Sehun dengan keras kepalanya sering membuatku harus mengalah, tapi air mataku bisa membuatnya luluh. Intinya skor seri untuk kami berdua

Sehun yang sedang mengambilkan segelas air putih untukku tidak henti-hentinya tertawa

"Hati-hati dapurmu licin nanti kau bisa terpeleset seperti waktu disekolah dulu" ledekku

Ya dulu Sehun pernah terpeleset di sekolah saat terlibat tawuran antar sekolah. Para gerbolan sekolah tetangga sudah menghadang di sekolah kami, namun saking semangatnya ia akan tawuran itu sampai-sampai ia berlari tak lihat jalanan lantai yang terdapat genangan air. Hingga ia terpeleset alias jatuh bodoh tepat didepanku

Setelah kejadian itulah cintaku dan Sehun mulai bersemi, tepat di kelas 11. Awal kelas 10 aku tidak sekelas bersama Sehun, namun ketika kenaikan kelas aku sangat terkejut bisa sekelas dengan siswa-siswa yang terkenal bandel, termasuk Sehun

"Hahaha jangan mengungkitnya, aku sangat malu saat itu" ucapnya

Ia meletakkan segelas air putih didepanku

"Kita mulai dari mana?" ucapnya membuka topik

"Dari awal?"

SPEICHER - SEHUN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang