12. Good bye

180 19 1
                                    

Suasana duka menyelimuti pemakanan ibunda Vina pagi ini. Tak henti-hentinya air mata terus membanjiri pipinya. Ia mengira hidupnya akan kembali bahagia setelah ia bebas dari pekerjaan haramnya itu

Besok yang seharusnya menjadi hari dimana ibunya melakukan operasi, tak taunya ibunya lebih cepat dipanggil oleh sang Maha Kuasa

Sehun, seseorang yang tidak mungkin hadir dalam pemakaman ini. Namun Vina sempat berpikir jika Sehun mempunyai hati nurani maka ia tak akan membiarkan Vina menangis sendirian seperti ini

Seseorang diseberang sana dibalut dengan dress hitam tanda berduka membuat Vina menatapnya kaget

"Untuk apa kau kemari?" tanya Vina dengan sedikit nada menusuk

"Aku turut berduka, Vin" jawab Tzuyu

"Harusnya aku sudah bisa menebak jika kau yang memberitahukan semuanya pada Sehun" ucap Vina sedikit tajam

"Apa maksudmu Vina?" tanya Tzuyu tak tahu

"Apa maksudku? Huh! Terima kasih Tzuyu karena dirimu sudah membuat Sehun membuka mata hatinya. Dengan begitu Sehun tau kebusukkanku selama ini. Kau tau aku seorang pelacur" ucap Vina sedikit gemetar

"Sungguh bukan aku yang memberitahu Sehun, tapi.."

"Tapi siapa?! Siapa huh?! Aku tau Tzuyu, kau sangat membenciku dan kau juga berhasil membuat Sehun benci padaku. Apa kau ingin membuat Tuhan ikut membenciku juga? Ya, tak apa, memang aku pantas dibenci semua orang. Asal kau tau, aku berjuang seperti ini hanya untuk ibuku"

"Maafkan aku Vin" ucap Tzuyu terisak

"Terima kasih atas ucapan belasungkawamu, sangat membuat hatiku tenang. Dan aku minta kau pergi dari pemakaman ibuku ini. Aku tidak mau jika ibuku melihat orang-orang yang membenciku ada ditempat ini"

Tanpa diminta dua kali, Tzuyu pergi meninggalkan tempat itu

Setelah pemakaman berakhir Vina bersandar didalam pelukan bibinya

"Maafkan bibi, jika bibi selama ini tidak bisa membantu kalian"

"Tak apa bi, bibi kan kerja disana, kami tidak mau memyusahkan bibi. Toh juga ini semua adalah garis tangan yang harus Vina jalani"

"Kamu ikut bibi ya. Bibi akan membiayai semua pendidikan kamu selanjutnya" ucap bibinya yang membuat Vina bimbang

Entah apa yang membuatnya bimbang. Apakah Sehun? Ya bisa saja, ia tau bahwa Sehun sudah memebencinya namun entah mengapa hatinya masih betah menunggu pria itu. Mungkin itu juga yang dirasakan Sehun waktu orang tua Sehun meminta Sehun untuk melanjutkan kuliah di Jerman. 2 pilihan yang sulit

"Kau tak usah khawatir. Bibi punya tabungan yang selama ini bibi kumpul untuk membantu ibumu. Tapi belum sempat bibi memberikannya, ibumu sudah pergi untuk selamanya. Setidaknya bibi bisa memberikannya padamu"

"Aku akan mempertimbangkannya lagi bibi" ucap Vina dengan ragu

Vina melangkahkan kakinya menuju apartemen Sehun, namun sosok yang ia cari tersebut tak ada. Ia melanjutkan langkahnya menuju rumah Sehun, ia tahu alamatnya karena ia pernah melihatnya didalam kartu pelajar milik Sehun

Bagaikan sebuah benteng, pagar rumah Sehun cukup tinggi membuat Vina harus berteriak dari luar

"Permisi" ucapnya

Tak butuh waktu lama, seorang berpakaian maid keluar menghampirinya

"Permisi"

"Iya, siapa dan ada perlu apa?"

"Saya Vina, temannya Sehun"

"Oh iya ada apa nona Vina?"

"Sehun nya ada?"

"Aduh non, tuan Sehun nya baru berangkat tadi malam"

Ucapan maid tersebut seketika membuat hatinya tertusuk

"Berangkat? Kalo boleh tau berangkat kemana ya?"

"Kalau itu saya kurang tau non"

"Jerman?" batin Vina

"Nona Vina mungkin mau masuk dulu?"

"Ah tidak usah, terima kasih informasinya. Saya permisi dulu" ucap Vina pamit meninggalkan rumah itu

Dari informasi yang ia dapat, ia sadar bahwa sekarang dirinya tak berarti lagi buat Sehun. Toh selama ini Sehun tetap kukuh untuk tetap disini hanya karena Vina. Namun Sehun sudah mengambil keputusan yang tepat untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman

"Tak pantas jika seorang jalang bersama seorang berhati malaikat" gumamnya

Tak ada gunanya air mata yang ia keluarkan saat ini. Tak akan bisa mengembalikan semuanya

"Bibi"

"Ada apa Vina?"

"Aku ikut bibi. Lagi pula tak ada yang bisa aku pertahankan lagi disini" ucap Vina lirih

Ia segera mengemasi barang-barangnya. Ia tak ingin terus hidup terpuruk seperti ini, ia harus mencari kebahagiaannya sekalipun ia harus pergi ketempat yang jauh

Media pemutar musik yang ia tumpang bersama bibinya mengalunkan sebuah lagu yang sangat familiar ditelingannya

Lagu yang dinyanyikan Sehun untuknya. Seketika otaknya mencerna beberapa kenangan manis dan pahit yang ia jalani bersama Sehun

Sabar, sabarlah cintaku
Hanya sementara
Kau harus dengannya
Kau harus bersamanya
Kini..

Sabar, sabarlah cintaku
Takkan selamanya
Karena sebenarnya
Kau tau sesungguhnya
Aku...

Aku yang paling kau cinta
Aku yang paling kau mau
Rahasiakan aku sedalam-dalamnya
Cintamu

Aku yang pasti kau cinta
Aku yang pasti kau mau
Selamanya dihidupmu
Aku kekasihmu

Pemandangan diluar jendela mobil lebih menarik perhatiannya. Ia melewati jalanan menuju bandara yang sebelumnya ia harus melewati sekolahnya dan cafe tempat Sehun dulu bekerja adalah beberapa tempat dimana kenangan mereka tercipta. Setahun lebih, hanya itu yang bisa ia bawa pergi bersamanya, hanya itu

"Selamat tinggal" gumamnya

Flashback off

SPEICHER - SEHUN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang