11. Letter from you

117 18 1
                                    

Sehun menarik kopernya kedalam pesawat yang ia tumpangi menuju Jerman

Ia menduduki salah satu kursi penumpang yang berada didekat jendela. Ia menatap embun yang menepel dijendela itu dan memgukirkan nama Vina

Entah apa ini adalah keputusan yang benar untuk yang ia ambil saat ini

Pandangannya tertarik pada sebuah goodiebag, yang berisikan hadiah yang dijanjikan Vina kemarin. Sebelum menuju bandara, Sehun memang sempat mampir ke apartemennya untuk mengambil barang-barang yang perlu ia bawa. Termasuk hadiah dari Vina. Mungkin itu akan menjadi satu-satunya kenang-kenangan dari Vina yang bisa ia simpan

Ia merogoh isi goodiebag itu

"Jaket?" gumannya

Selain jaket ia menemukan selembar kertas berwarna merah jambu yang berisikan tulisan Vina

To: Oh Sehun ❤

Maaf jika isi surat ini membuatmu kecewa nantinya. Tapi sungguh aku tidak punya keberanian untuk mengutarakannya langsung padamu.

Maaf, aku sudah menjual diriku. Aku tidak punya tujuan lain selain untuk kesembuhan ibuku. Alasannya aku menolak bantuanmu karena aku tau belum saatnya kau harus mengeluarkan jumlah uang yang besar untukku. Kau tau? Rasanya sangat sakit ketimbang pertama kali melakukannya denganmu

Mungkin setelah ini kau akan sangat jijik dan benci padaku. Aku memaklumi itu, toh itu sudah konsekuensi yang harus aku terima jika menjadi wanita panggilan.

Maaf jika aku sudah banyak menyusahkanmu selama ini, kau harus repot-repot bekerja di cafe untukku padahal besoknya kita harus ujian.

Maaf jika aku sering menghukummu dengan menggigit bibirmu. Sungguh aku sebenarnya tidak menghukummu, melainkan aku hanya melampiaskan rasa gemasku padamu.

Maaf jika aku sudah menggodamu malam itu. Aku hanya ingin kau menjadi yang pertama menikmati tubuhku, ketimbang pria mesum itu. Dan aku sangat suka absmu, sangat sempurna. Astaga, betapa mesumnya diriku

Maaf jika aku tidak pernah membelikanmu barang-barang berharga. Aku membelikanmu jaket karena kau tak pernah pakai jaket saat keluar malam. Angin malam tak bagus untuk kesehatan. Dan aku membeli jaket itu sebagai gantinya jaketmu yang pernah kau pinjam pada ku dulu. Aku berusaha memcucinya, namun bercak darah dijaketmu itu tidak bisa hilang, tidak mungkin kan akun mengembalikannya padamu. Tenanglah, aku tidak menggunakan uang haramku untuk membelikanmu jaket itu, aku menggunakan uang gajimu selama bekerja dicafe. Aku tak pantas menerima uang itu.

Hah, terlalu banyak kata maaf dalam suratku ini

Terima kasih sudah memberikan kenangan terindah dalam hidupku walau sad ending juga. Namun hanya itu yang bisa ku ingat darimu.

Aku punya satu permintaan untukmu, tapi aku tidak memaksakan dirimu untuk mengabulkannya. Tolong jangan terlalu membenciku. Ingatlah bagian yang paling indah dalam kenangan kita agar kau tidak terlalu membenciku

Dan sekali lagi kata maaf muncul untuk kesekian kalinya. Maaf jika terdapat banyak typo dalam surat ku. Dulu kau selalu mengoreksi tugas-tugas ku yang terdapat banyak typo. Hehehe

Panjang sekali ya

Your beloved
Alvina Pauline ❤

"Vina.." ucap sehun lirih diakhir ia membaca surat itu

Sedih, haru dan lucu yang dirasakan Sehun saat membaca surat kekasihnya itu. Sekilas ia terbayang flashback akan kenangannya bersama Vina dulu hingga bulir air mata mengalir ke pipinya

"Aku tidak pernah membencimu Vina" gumam Sehun

"Aku janji Vin, aku akan kembali" batinnya

Ia memakai jaket itu

"Aku sangat menyukainya" ujarnya dengan senyuman

Pesawat itu membawa Sehun pergi dalam jarak yang sangat jauh dari Vina. Memisahkan mereka dalam jarak dan waktu. 6 bulan, bukanlah waktu yang singkat

SPEICHER - SEHUN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang