8. I miss you

118 18 0
                                    

Hari pertama ujian berjalan lancar

Ketika Vina ke toilet sekolah, ia terkejut mendapati Tzuyu tengan terisak didepan wastafel. Vina memang tak mengerti apa yang membuat Tzuyu terisak seperti sekerang ini, namun Vina paham bahwa Tzuyu mungkin sedang ada masalah. Nalurinya sebagai seorang perempuan timbul. Ia menyodorkan tisu ke Tzuyu yang untungnya diterima baik oleh Tzuyu. Vina tidak ingin ikut campur dalam masalah Tzuyu, maka ia pergi meninggalkan Tzuyu tanpa sepatah kata pun

Tzuyu memang terkenal sangat membenci Vina. Namun Vina paham, jika kebencian tak harus dibalas dengan kebencian juga

Malamnya Vina tidak bisa bersantai karena ia harus kembali bekerja. Begitu juga dengan Sehun. Mereka melakukan aktivitas seperti kemarin, mengantar Vina lalu Sehun pergi ke cafe

Malam ini Vina kembali melayani pria bernama Junmyeon itu. Junmyeon memang tertarik akan gadis itu. Andai saja ia belum beristri, sungguh ia ingin menikahi gadis itu

Vina keluar dari tempat Baekhyun dengan dirangkul oleh Junmyeon namun seketia mata Vina membulat ketika melihat dari kejauhan seseorang wajahnya sangat familiar

Tzuyu

Ya, gadis itu melihat Vina. Namun tatapan gadis itu sama sekali tidak bisa Vina artikan

Vina mempercepat langkahnya guna menghindari tatapan Tzuyu itu. Namun seketika perasaannya mulai gelisah. Entah apa yang terjadi setelah ini, karena Tzuyu tau apa yang Vina kerjakan. Ia takut jika Tzuyu membongkar semuanya pada Sehun

Malam ini Junmyeon tak kalah kasarnya sama seperti kemarin memperlakukan Vina. Bahkan malam ini Vina hingga pingsan dibuatnya. Untungnya tak lama beberapa saat setelah hasrat Junmyeon terpuaskan, Vina akhirnya sadarkan diri. Ia segera memungut pakaiannya dan tak lupa mengambil amplop yang terletak diatas nakas

Namun seketika pikirannya tertuju lagi pada Tzuyu. Ia sangat khawatir jika Tzuyu mengatakannya pada Sehun. Sungguh dirinya belum siap untuk untuk dibenci oleh Sehun

Ia pergi ketempat dimana biasanya Sehun mengantarnya. Beberapa kali ia mencoba menghubungi Sehun, namun suara operator mengatakan jika nomor Sehun tidak aktif, padahal waktu sudah menunjukan pukul 12 malam. Perasaannya semakin campur aduk. 50% didalam benaknya memastikan jika Sehun sudah mengetahui kebohongannya saat ini

Namun semua itu ia tepis dengan positif thingking. Tak mau berlama-lama, Vina berinisiatif menghampiri Sehun ke cafe tempat Sehun bekerja, siapa tau Sehun masih ada disana

Dan benar, Sehun masih ada di cafe itu. Lebih tepatnya pria itu duduk termenung didepan cafe yang sudah tutup

Vina memperlambat langkahnya ketika melihat kekasihnya itu tengah duduk termenung tanpa menyadari kehadirannya

"Sehun" sapa Vina gugup

"Ah ya? Astaga, aku lupa menjemputmu Vina" ucap Sehun terkejut ketika melihat Vina yang sudah berada didepannya

"Maafkan aku, tadi baterai ponselku habis. Jadi aku tidak bisa menelponmu sampai aku lupa untuk menjemputmu" ucap Sehun diselingi dengan senyuman khasnya namun tingkahnya terkesan sedikit aneh

Vina bisa bernafas lega, karena sepertinya Sehun belum tau yang sebenarnya

"Hun, kau baik-baik saja?" tanya Vina karena melihat tingkah Sehun sedikit aneh yang menurutnya Sehun tidak pernah seperti ini

"Ya, aku baik-baik saja sayang. Ayo kita pulang" ajak Sehun

"Mendung lagi" ucap Vina yang donceng oleh Sehun

"Ini sudah gerimis" balas Sehun

"Ya ya ya, Sehun si pecinta gerimis" ucap Vina bercanda yang dibalas oleh tertawa dengan Sehun

Sesampainya dirumah masing-masing, pikiran Sehun sangat kacau saat ini. Bagaimana tidak, seseorang tadi menghampirinya di cafe, awalnya ia sangat bingung dengan kehadiran seseorang itu, ada hal apa dia sampai menemui Sehun dan kelihatannya sangat penting

Namun seketika hati Sehun remuk ketika melihat sebuah foto yang ditunjukan orang tersebut. Foto yang dimana terdapat sosok Vina kekasihnya sendiri sedang dirangkul pria berhidung belang dan terlebih lagi orang itu mengatakan pada Sehun jika Vina ternyata seorang pelacur

Ia tidak langsung percaya atas ucapan orang itu dan bukti yang diberikan padanya. Karena itulah pikirannya sangat kacau saat ini. Apalagi ketika Vina mengahmpirinya di cafe, bahkan gadis itu terlihat seperti gadis yang baik-baik. Sungguh diluar dugaannya jika kekasihnya itu benar-benar seorang jalang

Dihari berikutnya, hari kedua dimana ujian akhir dilaksanakan. Semua berjalan lancar tanpa hambatan hanya saja Vina hari ini terlihat sedikit pucat akibat ulah Junmyeon semalam dan juga ia mengalami insomnia karena ia terus membayangkan bagaimana jika Tzuyu mengatakan yang sebenarnya

Setelah jam kelas berakhir, Vina berniat menemui Sehun dikelas sebelah. Namun ia tak melihat sosok yang dicarinya tersebut. Malah ia bertemu Tzuyu. Tzuyu tak mengeluarkan sepatah katapun, hanya tatapan dingin yang berikan pada Vina. Dan dengan cepat Vina menghindarinya

Ia mencari Sehun hingga kekantin sekolah, sama sekali ia tak menemukannya. Ia juga menghubungi Sehun namun ponsel Sehun tidak aktif

"Vina, ayo kekantin bareng" ajak Taeyeong yang tiba-tiba mengaggetkan Vina dengan senyum riangnya

"Maaf Tae, tapi aku tidak bisa" tolak Vina secara halus yang membuat Taeyeong memanyunkan bibirnya

Vina langsung meninggalkan Taeyeong. Ia sedang tidak ingin berurusan dengan anak itu

Karena sampai saat ini Sehun tidak bisa dihubungi bahkan teman-teman Sehun juga tidak tau keberadaan Sehun saat ini, maka Vina memutuskan untuk pulang dari sekolah

Ia melangkahkan kakinya cukup santai karena malam ini ia tak perlu pergi ketempat mucikari itu dan melayani Junmyeon karena hari ini Junmyeon sendiri mengatakan bahwa ia ada urusan yang mengharuskan dirinya pergi keluar kota dalam waktu sehari

"Sampai bertemu lusa" itulah kalimat terakhir yang didengar Vina dari Junmyeon

Seketika langkah Vina terhenti ketika melewati sebuah distro dimana ada sebuah jaket pria terpasang di mannequin. Jaket itu menarik perhatiannya

Ia membeli jaket itu

"Maaf hun, jika selama kita pacaran, aku tidak pernah membelikanmu barang-barang bagus. Aku menggunakan uangmu untuk membeli jaket ini, karena aku tidak ingin membelikanmu seuatu dari uang haram yang kuhasilkan" gumam Vina

Setelah itu Vina berniat ke apartemen Sehun. Sehun juga tak ada di apartemen itu dan membuat Vina semakin gelisah

Vina meletakan barang pemberiannya itu didalam lemari baju Sehun. Ia berharap setelah Sehun membuka hadiah itu, Sehun akan bisa mengerti keadaan Vina

Setetes air mata haru membasahi pipinya

Ponselnya berdering tanda panggilan masuk dari Sehun yang membuat ia sedikit bernafas lega

"Kau dimana hun?"

"Maaf, aku tidak bisa menemanimu menjenguk ibumu. Ibuku memintaku untuk menemuinya"

"Tak apa-apa hun"

"Aku rindu kamu Vin"

"Aku juga rindu kamu Hun"

SPEICHER - SEHUN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang