01. Sekolah Baru
Di sebuah kamar yang bertema warna biru tosca terlihat gadis yang bersemangat mempersiapkan diri untuk ke sekolah. Dengan senyuman yang merekah ia bersenandung riang memoles wajahnya dengan bedak tabur. Setelah itu mengoleskan lip blam di bibirnya.
Kemudian ia memandang dirinya di sebuah kaca besar yang berada di kamar itu. Memutar-mutar tubuhnya. Lalu ia tersenyum puas. Akhirnya apa yang ia impikan terwujud. Memakai seragam putih abu-abu di Indonesia.
Gadis itu mengambil telfon di atas meja belajarnya lalu menghubungi seseorang. "Halo, Selamat pagi sahabat gue," ucap gadis itu setelah telfonnya tersambung.
"Apaan sih lo, ganggu aja. Ini masih pagi. Gue baru bangun."
"Gue cuma mengingatkan, nanti di sekolah jangan lupa. Pura-pura gak kenal gue ya. Ingatkan yang lainnya juga. Bye, Dri." Gadis itu lalu mematikan telfonnya. Kemudian ia berkaca lagi.
Setelah merasa sudah rapi gadis itu bersemangat keluar dari kamarnya. Menuruni tangga dan menuju ke ruang makan yang bersebelahan dengan dapur. Di dapur itu terlihat wanita paruh baya sedang menyiapkan makanan.
"Selamat pagi, Bunda."
"Selamat pagi Disha. Ini masih pagi loh. Kok udah siap? Adek kamu aja baru bangun," balas wanita paruh baya itu. Dia adalah Vania, Ibu dari gadis bernama Radisha Kaena J. Gadis cantik dan mempunyai senyum yang manis.
"Semangat, Bun. Hari inikan Disha masuk ke sekolah baru. Impianku pakai seragam putih abu-abu akhirnya terwujud." Disha membantu menyiapkan makanan.
"Beneran kamu gak papa, Dis?" tanya Vania.
"Disha udah gak papa kok, Bunda tenang aja." Disha lalu duduk di kursi.
"Selamat pagi. Wah anak perempuan Ayah udah siap," ucap pria paruh baya yang baru datang. Dia adalah Arion, Ayah Disha.
"Selamat pagi juga, Ayah. Iya dong Disha semangat nih."
"Nanti, Papa antar ya," ucap Arion lalu Disha mengangguk.
"Sarapan dulu, adek kamu tinggal aja. Dia kalau berangkat siang."
Setelah sarapan Disha berjalan menuju keluar rumah. Ia pun bertemu dengan adiknya di ruang tengah.
"Pagi amat lo kak? Mau buka gerbang sekolah. Jam segini mana ada yang sudah berangkat." Dia adalah adik Disha. Namanya adalah Vikko, Vikko Ardana J. Yang umurnya lebih muda 2 tahun dari Disha, yang baru saja memasuki bangku SMA. Namun, Disha tak bersekolah di SMA adiknya.
"Terserah gue dong. Inikan hari pertama gue masuk. Masa telat, lo tuh baru masuk SMA juga. Berangkat siang mulu." Disha lalu meninggalkan adiknya.
Setelah sampai di sekolah barunya, tepatnya di SMA Pancasila. Dia segera pamit dengan Ayahnya lalu memasuki halaman sekolah itu. Benar kata adiknya sekolah masih sepi. Dan dia kini harus mencari ruang kepala sekolah, dia tak tahu dimana letak ruangan itu.
Dia menyesal menolak tawaran Ayahnya untuk mengantar sampai di dalam. Sekarang dia harus bertanya kepada siapa? Sahabatnya jam segini pasti belum berangkat. Dia pun memutuskan untuk berjalan terus sambil mencari. Meskipun ia takut tersesat, karena sekolah ini luas.
Disha melewati lapangan basket indoor. Ia memicingkan matanya ketika melihat seorang cowok yang berseragam sama dengannya sedang mendribel bola basket. Gadis itu pun menghela nafas lega, lalu langsung menghampiri cowok itu untuk bertanya.
Disha tak mampu melanjutkan langkahnya ketika berada di jarak lima meter di belakang cowok itu. Dia terpaku melihat sosok cowok yang terlihat begitu tampan. Sampai akhirnya bola basket itu terpental ke arahnya. Dengan cepat ia menangkap bola itu sebelum mengenai wajahnya.
"Siapa lo?" tanya cowok itu kaget melihat kehadiran Disha.
"Gue, gue murid baru di sini. Mau tanya ruang kepala sekolah di mana?" balas Disha gugup.
Cowok itu tak membalas, ia justru mengambil bola basket yang dibawa Disha. Setelah itu berjalan meninggalkannya. Disha pun hanya diam, tak mengerti dengan cowok itu. Dia sangat kesal, dia tadi bertanya, dan diabaikan lalu ditinggalkan. Benar-benar keterlaluan.
"Kenapa diam?" tanya cowok itu menatap Disha.
"Hah?"
"Ikut," balas cowok itu lalu kembali berjalan.
"Maksud lo apa sih? Gue gak ngerti. Irit banget sih ngomongnya," omel Disha kesal. Cowok itu pun menghentikan langkahnya lagi.
"Ikut gue, gue antar ke ruang kepala sekolah."
"Nah gitu dong, ngomong irit banget." Disha lalu mengikuti berjalan dibelakangnya.
"Dasar sok cuek," gumam Disha dibelakang cowok itu.
"Gue denger."
Disha pun langsung menutup mulutnya mendegar suara cowok di depannya. Akhirnya mereka pun sampai di depan ruang kepala sekolah.
"Makasih," ucap Disha sambil tersenyum. Tanpa membalas ucapan gadis itu dia pergi begitu saja meninggalkannya.
***
"Assalamu'alaikum," salam Disha bersama seorang guru memasuki kelas barunya. Di sana sudah ada guru yang sedang mengajar.
"Wa'alaikum salam," balas semua orang yang ada di ruangan itu.
"Bu Eni, ini ada murid baru yang akan berada di kelas ini. Saya permisi dulu." Seorang guru yang mengantar Disha tadi memperkenalkan Disha.
"Oh iya Pak," balas guru bernama Eni itu. "Silakan perkenalan, nak."
Disha pun tersenyum lalu memperkenalkan diri, "saya Radisha Kaena J. Biasa dipanggil Disha. Ada yang ditanyakan."
"Pindahan darimana?" tanya salah satu dari mereka.
"London."
"Kenapa gak melanjutkan di sana saja? Kan bisa sekalian lanjut kuliah."
"Karena saya rindu Indonesia," jawab Disha.
"Kenapa nama belakangnya disingkat?"
"Rahasia."
"Sudah tidak ada yang ditanyakan lagikan? Kalau begitu Radisha silakan duduk di tempat yang kosong." Bu Eni mempersilakan Disha untuk duduk di bangku yang kosong.
"Biar sama saya aja Bu," ucap gadis yang duduk di bangku nomor dua dari depan, deret kedua dari pintu.
"Lah gue gimana dong, Dri?" tanya seorang cowok teman sebangku gadis itu.
"Lo temenin si ucup sana. Hus...hus... gue mau sama murid baru itu."
"Kok gue sama si cupu sih. Biar dia aja kenapa sih," balas cowok itu kesal.
"Pokoknya lo-"
"Dito pindah sama ucup biar Radisha sama Indriyana," ucap Bu Eni memotong ucapan gadis bernama Indriyana itu.
"Yah Bu Eni, kenapa gak belain gue sih," gumam cowok bernama Dito, dengan kesal lalu berpindah ke belakang.
Radisha pun tersenyum tipis. Dalam hati dia bersorak gembira karena akan sebangku dengan Indriyana. Dengan semangat ia pun berjalan menuju ke bangkunya.
"Halo, Radisha. Semoga betah sebangku dengan gue ya. Nama gue Indriyana Irawati. Lo bisa panggil gue Indri. Tenang aja se-"
"Indriyana kalau mau kenalan nanti, setelah pelajaran saya. Dan untuk kamu Disha, istirahat nanti ambil paket di perpustakan. Minta antar Indriyana." Ucapan Bu Eni membuat Indriyana menghentikan ocehannya.
Disha pun tersenyum tanpa sepengetahuan mereka. Rencana yang ia susun telah berhasil. Sahabatnya ini memang sangat jago berakting.
***
Cerita baru semoga suka. Sebenarnya masih bingung sih judulnya apa. Karena pengen banget update, akhirnya aku pakai judul Radisha. Jadi sewaktu-waktu judulnya bisa berubah.
22 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
RADISHA (Sudah Terbit)
Teen Fiction#188 dalam teenlit (20/08/2018) #300 dalam teenfiction (24/11/2018) (Sebagian Part Dihapus demi kepentingan penerbitan) Radisha Kaena J. gadis cantik yang berumur 17 tahun. Seorang murid baru di SMA Pancasila. Sebuah SMA swasta terbaik di kota tempa...