04. Kenalan

3.9K 243 14
                                    

04. Kenalan

Hari ini adalah hari kedua Disha bersekolah di SMA Pancasila. Seperti kemarin, hari ini dia berangkat pagi. Namun, kali ini dia tidak diantar oleh Papanya. Dia memilih naik kendaraan umum. Sebenarnya ada mobil yang bisa ia pakai untuk ke sekolah. Akan tetapi, Disha lebih suka naik kendaraan umum saja.

Masih sama seperti kemarin, sekolah tampak masih sepi. Disha melewati lapangan basket, lalu dia berhenti dan melihat lapangan basket yang sepi. Di sana tak ada siapa-siapa. Entah mengapa cowok yang bernama Nathaniel Adhyasta itu mengganggu pikirannya sejak kemarin. Cowok yang kemarin membantunya mencari ruang kepala sekolah.

"Nyari gue?" tanya seseorang di belakang Disha membuat gadis itu berjingkrak kaget. Ia pun berbalik dan kagetnya bertambah ketika mengetahui siapa yang bertanya.

"Gak. Pede amat lo," jawab Disha dengan cepat. Baru saja dipikirkan cowok itu sudah berada di depannya.

Natha hanya mengangkat sebelah alisnya. Disha mengabaikannya, ia berbalik dan akan berjalan. Namun, sebuah tangan yang memegang lengannya membuat ia terdiam. Entah mengapa jantungnya berdetak kencang.

"Nama lo?" ucap Natha sambil melepaskan tangannya dari lengan Disha. Sedangkan gadis itu menatap Natha, tak mengerti maksud ucapan Natha.

"Hah?"

"Nama lo?" ulang Natha.

Dia bertanya nama gue? Buat apa? Dia ngajak kenalan? Kok jantung gue berdebar sih. Oh tidak, Disha gak boleh baper. Jangan baper Disha, dia cuma ngajak kenalan bukan ngajak jadian.

Batin Disha yang kini sudah berkeringat dingin. Jantungnya berdebar kencang.

"Lo tanya nama gue?" tanya Disha. Natha pun mengangguk.

"Cari tahu sendiri." Disha lalu meninggalkan Natha.

Bukannya dia sombong atau apa. Namun, gadis itu ingin menutupi kegugupannya.

"Dis, Disha," panggil Indri saat melihat sahabatnya melamun di kelas.

"Radisha Kaena," panggil Indri lagi, kali kni dengan suara yang lebih keras.

"Hah ada apa, Dri?" tanya Disha kaget.

"Ngelamunin apa sih? Kelas masih sepi loh. Kesambet mampus lo." Indri kini sudah duduk di sebelah Disha.

Disha terdiam, sejak tadi otaknya memikirkan cowok bernama Natha terus. Ia berfikir, cowok cuek seperti Natha bertanya namanya, buat apa?

"Ye... ditanya ngelamun lagi," ucap Indri kesal.

"Gak, gue gak ngelamunin apa-apa." Disha menggelengkan kepalanya.

"Lo tahukan, Dis. Gue paling tahu tentang lo. Dan gue tahu lo kali ini bohong."

"Gak, nanti gue bilang ke lo. Lo keceplosan lagi sama Dhea dan Adel."

"Gak, kalau soal rahasia sahabat mah. Indri bisa tutup mulut. Bisa dikendalikan ini." balas Indri.

Disha, memejamkan matanya. Lalu berkata, "cowok yang kata lo namanya Natha, tanya nama gue."

"WHAT? DEMI APA? LO GAK BOHONGKAN? COWOK IRIT OMONG KAYAK DIA TANYA NAMA LO? INI GA—pmfftt."  Disha  langsung membekap mulut Indri ketika gadis itu berteriak.

"Gila ya lo. Katanya mulut lo bisa dikendalikan. Kalau dia denger gimana? Gue bisa malu Indriyana Irawati. Duh gue kenapa punya sahabat kayak lo sih. Kendalikan mulut lo, Dri. Gak usah teriak. Kagetnya B aja. Lagian dia hanya ngajak kenalan. Garis bawahi kenalan. Bukan ngajak jadian," omel Disha panjang lebar membuat Indri meringis. Pagi-pagi sudah mendapatkan ocehan dari sahabatnya. Benar-benar sarapan yang nikmat.

RADISHA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang