Dia lebih terlihat lebih tua 2-3 tahun dari Rin, rambutnya putih kaku kuncir kuda, maniknya kuning tajam bak jarum jahit, kulitnya rada gelap namun masih tampak putih, dan setelan kasual dengan sebuah kemeja putih serta celana jeans ketat. Yang paling menarik perhatian adalah kedua tangannya yang terbuat dari besi—atau lebih tepat disebut sebagai tangan buatan yang terhubung ke saraf tangan.
"Kami perlu bantuanmu." Perempuan itu merogoh dalam saku kemejanya, mengeluarkan sebuah foto, lalu dioper dengan posisi terbalik kepada Rin. "Kami ingin kau memprogram ulang dirinya, dia adalah adik kami."
Dengan saksama, Rin mengamati sosok gadis kecil di foto tersebut. Tubuhnya sangat ramping dengan sebuah senyum misterius, mengenakan gaun merah tanpa lengan, dan sebuah sepatu hak tinggi berwarna sama.
"Apa maksudmu?" tanya Rin tak paham.
"Kalau kau bertemu dengannya, segeralah lumpuhkan dia. Ia sangat berbahaya, kami ingin kau memprogram ulang dirinya," ucapnya mengabaikan pertanyaan Rin.
"Tidak, bukan begitu maksudku. Sebelumnya, siapa kalian sebenarnya?"
Perempuan itu terdiam, terlihat menimbang-nimbang keputusan untuk beberapa saat, lalu mulai melemaskan ekspresinya.
"Namaku Aragami Kirisaki, kau bisa memanggilku, Kiri. Kami menemuimu atas perintah ayah kami, Dr. Aya ..., dia menitipkan pesan; sekarang waktumu membayar atas hutang budimu padaku," ucap Perempuan tersebut dengan tenang.
Mendengar nama Dr. Aya, seketika ketenangan Rin menjadi gelisah dengan keringat mulai bercucuran. Dr. Aya adalah nama seorang ilmuan sekaligus dokter gila yang telah menanamkan mata buatan untuk menggantikan netra kiri Rin yang telah rusak. Dia juga merupakan ketua dari divisi peneltian dan pengembangan kerajaan Pentacles, dengan julukan Wanita Gila Dari Timur.
"Apa hubungan kalian berdua dengan Dr. Aya? Tadi kalian menyebutnya Ayah 'kan? Apa Dr. Aya punya suami?"
"Tidak, Ayah tidak punya suami. Ayah menyuruh kami memanggilnya Ayah meskipun dia adalah seorang wanita."
"Hmm, aku mengerti. Tapi kenapa Dr. Aya menyuruhku tuk memprogram ulang gadis di foto ini? Apa dia itu seorang Android?"
"Tepat sekali. Aragami Kana, adik kami adalah sebuah organisme buatan yang dikendalikan oleh AI ciptaan Ayah kami. Dia telah melarikan diri 1 tahun lalu, dan hilang kontak dengan kami selama ini—hingga akhirnya kami menemukannya di kota ini. Dalam setahun dia telah menjelma menjadi sosok legenda perkotaan di tempat ini, AI dalam dirinya terkena sebuah virus tak diketahui, hingga membuat prilakunya tak dapat ditebak oleh kami."
"AI—?"
"Tepat. Sebelum kau mengembangkan AI ciptaanmu itu, Ayah kami telah lebih dulu memulai penelitian untuk menciptakannya. AI versi Ayah kami adalah, semacam kesadaran buatan yang tercipta dari gabungan seratus otak anak-anak yang dijadikan satu kesatuan oleh sihir. Penelitian tersebut menuai banyak kecaman, hingga akhirnya Ayah menghentikannya ... sisa dari penelitian itu adalah Kana, namun sekarang dia rusak."
Rin tanpa sadar mengepalakan tangannya erat-erat, penelitian gila yang dilakukan Dr. Aya memang telah termansyhur dikalangan para peneliti di kerajaan Pentacles. Eksperimen tak manusiawi selalu menjadi ciri utama wanita gila yang satu itu, pernah dulu—Dr. Aya melenyapkan sebuah kota padat penduduk untuk menguji penelitiannya. Meski terkadang ektrem, tak ada siapa pun yang berani melawannya, di luar kegilaannya—ia adalah seorang berbakat yang telah banyak memajukan ilmu pengetahuan di Pentacles. Dia mendapatkan kehormatan lebih dari Raja, dan para bangsawan karena dedikasinya tersebut—selama tak mengganggu kestabilan kerajaan Pentacles.
"Aku mengerti, baiklah. Kalau aku bertemu dengannya, aku akan berusaha," kaul Rin sembari menekuk foto tersebut, dan memasukkannya ke kantong pakaiannya.
"Terima kasih. Waktunya singkat, kami pamit dulu," balas Kiri seraya berdiri, lalu menggendong Kano yang terbius dengan kedua tangan di belakang. "Kami permisi dulu ..., sampai ketemu lagi."
"T-Tunggu!" panggil Rin ketika keduanya telah melangkahkan kaki—keluar dari pintu restoran. "Setidaknya, bayarlah dulu makanan yang kalian makan."
*****
Malam itu, Rin pulang agak terlambat ... pertemuannya dengan Aragami bersaudara, membuatnya harus menanyai beberapa penduduk sekitar tentang kebenaran android yang telah menjadi legenda perkotaan tersebut. Dari informasi yang ia dapatkan setelah menanyai puluhan orang, Rin dapat menyimpulkan kalau Aragami Kana sangat berbahaya.
Menurut rumor yang beredar, seorang pembunuh berantai telah datang ke kota kecil ini tepat satu tahun yang lalu. Korbannya selalu perempuan, senjata yang digunakan untuk membunuh adalah sebuah pisau, dan korbannya selalu tercabik dengan wajah rusak. Meski polisi telah mengerahkan orang tuk mengunggkap identitas pembunuh berantai ini, nyatanya setelah satu tahun berlalu tak ada kemajuan apa pun tentang kasus ini. Korbannya terus bertambah dari waktu ke waktu hingga kini telah menjapai lebih dari 21 orang, lalu warga kota mulai menjadikan pembunuh berantai ini sebagai sosok legenda perkotaan.
"Terima kasih atas informasinya, saya akan lebih berhati-hati," ucap Rin sembari membungkuk—berterima kasih—pada seorang kakek tua yang kebetulan ditemuinya dalam perjalanannya.
"Hahaha, kau tak perlu khawatir anak muda. Pembunuh itu hanya mengincar wanita, yang perlu kau waspadai hanyalah si Pengerat, dan Pemburu Bayangan. Mereka lebih berbahaya dari si pembunuh itu, Hahaha," balas kakek tua tersebut dengan terkekeh.
"Pengerat? Bisa kakek jelaskan padaku, siapa itu pengerat?" tanya Rin penasaran, setelah mengingat racauan tak jelas Kano tadi siang.
"Hahaha, Pengerat bukan seseorang, dia adalah monster yang selalu muncul ketika malam tiba di sudut-sudut gelap kota ini. Pengerat merupakan musuh bebuyutan Pemburu Bayangan, sekelompok orang misterius yang memburu makhluk-makhluk non manusia di kota ini."
"Pengerat itu sangat kuat, tubuhnya sebesar naga, kulitnya tertutup bulu kasar berwarna hitam, matanya berwarna merah terang, dan wujudnya menyerupai tikus dengan ukuran raksasa. Banyak kasus yang terjadi selama beberapa tahun belakangan ini, berhubungan dengan Pengerat—namun yang terkenal adalah beberapa bulan lalu."
"Kala itu ada yang melihat, seorang gadis kecil berhasil mencongkel satu mata monster itu dengan tangan kosong. Mata makhluk itu pun sekarang terpajang di museum kota ini, namun sosok gadis yang telah berhasil mencongkel mata Pengerat tak diketahui. Saksi yang melihat pertarungan gadis itu pun sudah mati—menjadi korban si Pembunuh Berantai."
"Hah!? Apa saksi itu perempuan?" tanya Rin terkaget.
"Tidak, dia itu seorang laki-laki, namun berpenampilan seperti perempuan. Mungkin juga, si Pembunuh Berantai salah paham akan jenis kelaminnya, haahaha—" timpak kakek tua.
Dengan pernyataan kakek tua itu, Rin semakin yakin kalau android yang Aragami bersaudara cari adalah si Pembunuh Berantai. Berdasar pada fakta perselisihannya dengan si pengerat, dan ciri-ciri yang mirip dengan yang berada di foto—Rin semakin mantap.
![](https://img.wattpad.com/cover/151810163-288-k641420.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Karakter Cacad Di Dunia Lain Bersama Adik Malaikat Tak Berguna! 2
Fantasy{ HIATUS } Judul lengkap: Menjadi Karakter Cacad Di Dunia Lain Bersama Adik Malaikat Tak Berguna! 2 Blurb: Empat tahun telah berlalu, dan dunia mulai berubah berkat AI yang Rin ciptakan. Perjanjinya dengan Ochi telah berakhir, kini tiba baginya---tu...