dia ada disini?

59 12 2
                                    


6.00 AM
Pagi yang cerah,  namun tak secerah raut wajah luna, ia harus pergi ke sekolah untuk mengikuti upacara ketambahan lagi dengan masa pengenalan lingkungan sekolah.
'pasti bakal berdiri berjam jam' pekiknya dalam hati

Seperti biasanya, selesai sarapan.  Ia dan kak dessy berpamitan dulu dengan mama sinta.  Kebetulan papa mereka pagi pagi sudah berangkat duluan ke kantor.
"ma,  aku sama adek berangkat ya"
"iya,  hati hati dijalan, terus adek kenapa wajahnya ditekuk gitu,  harus ceria dong,  kan sekarang hari pertama masuk sekolah" tutur mamanya. Luna memberikan senyum manisnya itu kepada mamanya "iya ma.. "

Dessy menaiki mobil hadiah dari papanya untuk berangkat ke sekolah,  sekalian mengantar adiknya. Sekolah dessy & luna berbeda,  dessy dulu memilih sekolah di Smk,  padahal sekarang ia ingin sekolah di Sma,  ya bagaimana lagi,  toh habis ini juga dessy lulus,  tetapi untung saja sekolah dessy & luna berdekatan.

Luna langsung berbaris di lapangan karena upacara pembukaan siswa ajaran baru sudah dimulai.  Setelah itu pemimpin upacara memasuki lapangan upacara, dari jauh luna mengenali wajah pria tersebut, 'seperti sudah pernah bertemu,  tapi kapan' ucapnya dalam hati,  luna mengikuti upacara dengan tertib sampai selesai,  untung saja tadi dia tidak sampai pingsan karena tubuhnya tadi sempat lemas dan keringatnya sudah bercucuran.

Luna masuk ke gugusnya,  dia sebangku dengan adinda,  mereka belum begitu akrab.
"hei,  jalan jalan yuk" ajak dinda
"ha?  Kemana?" luna kebingungan dan gugup,  ia memang selalu canggung bila dekat dengan seseorang yang baru saja dikenal.
"ya keluar kelas,  sekalian liat lingkungan sekolah"
"emm,  iya" luna menyetujui ajakan dinda,  mereka berjalan menyusuri kelas kelas,  sebenarnya luna malas untuk melakukan hal seperti ini,  tapi terpaksa daripada dia dikelas hanya diam sendirian.

Tak lama kemudian mereka (luna & dinda)  bertemu dengan seorang cowok, "hai kak" sapa dinda pada cowok tersebut.  Pasalnya,  cowok itu adalah kakel dinda waktu smp,  dan dengar dengar cowok itu lagi hits di sekolah ini.
"eh dinda,  sekolah disini juga, itu yang lo ajak jalan siapa". Luna baru ingat kalau cowok tersebut adalah cowok yang menabraknya waktu di toko buku.  "eh,  e..  lo yang nabrak gue waktu itu kan?" tanyanya dengan nada bicara gugup.
"ohh iya gue baru inget, lo orang yang gue tabrak waktu di toko buku kan? maaf banget ya,  waktu itu gue yang salah soalnya gue buru buru" jelas kak daffa.

Dinda menarik lengan luna agak menjauh dari arah dafa,  kemudian dinda membisikkan sesuatu kalau daffa adalah kakak kelas,  jadi luna harus bisa sopan.  Luna pun mengangguk.

"emm kak,  maaf ya gue kurang sopan"
"sans aja, btw nama lo siapa"
"laluna,  panggil aja luna"
"ooh,  gue daffa"
Sekarang luna sudah tau nama pria tersebut walaupun yang dia tau hanya sebatas kakelnya saja.
Bagi luna, ternyata daffa tidak sebrengsek yang ia kira,  'ternyata daffa orangnya enakan juga kalo diajak ngobrol' pikirnya dalam hati

"lunaa"
Suara tersebut seketika membuyarkan lamunan luna, Siapa lagi kalau bukan dinda
"hah iya apa"
"lo kenapa ngelamun,  kesambet loh nanti"
"enggak kok,  hehe"
"apa jangan jangan.. "
Dinda masih belum selesai berbicara tetapi luna sudah menjawabnya
"udah ah,  kita lanjut keliling sekolahnya" luna tau apa yang akan dikatakan dinda,  pasti tentang kak daffa tadi,  sebenarnya luna malu karena saat dia bersalaman dan berbincang dengan daffa tadi pipinya sudah mulai merah seperti buah tomat.

Selama melewati koridor kelas,  dinda ternyata sudah banyak mengenal orang yang ada di sekitar,  karena kebanyakan dulunya satu smp dengannya.  Lagipula dinda juga orangnya mudah bergaul dengan siapa saja. Maka dari itu banyak cowok cowok yang naksir sama dinda.

Setelah mereka berjalan jalan layaknya orang yang lagi mengukur lebar sekolah,  kini luna dan dinda,  beristirahat sejenak di kantin.  Kebetulan hari ini semua murid memang diperbolehkan untuk keluar dari kelas, agar mereka bisa mengenal lingkungan sekolahnya.
"lun,  lo mau makan apa"
"terserah deh"
"loh kok terserah,  nanti gua ambilin nasi sama terasi lo mau?"
"ya gak gitu juga din, ya udah gue pesen bakso aja sama milktea aja"
"oke,  lo tunggu sini,  biar gue yang mesenin"

Selama menunggu makanan datang,  dinda dan luna tak banyak berkata kata,  dinda sibuk dengan menjedai rambutnya, sedangkan luna hanya melihat kanan kiri lingkungan di sekitar sekolahnya. 

"ini mbak bakso sama milk tea nya" ujar mbak susi,  ibu kantin tersebut.
Luna dan Dinda menikmati dan langsung melahap bakso tersebut sampai habis.  Tentu saja bakso mbak susi ini rasanya tak kalah dengan makanan restaurant,  sangat enak. *wih,  author jadi ngiler

Sampe sini dulu aja ye, iya tau kalo cuma dikit. Harap maklum

LalunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang